
Terakota.ID—Masyarakat Antifitnah Indonesia (MAFINDO) mengingatkan potensi hoaks akan bersemi kembali pada Pemilu 2024. Semua pihak harus waspada terhadap hoaks, fitnah, dan hasutan pada tahun politik. “MAFINDO melihat tren Pemilu 2014 dan Pemilu 2019 diwarnai polarisasi politik yang keras, diikuti dengan munculnya hoaks,” kata Ketua Presidium MAFINDO periode 2022-2025 Septiaji Eko Nugroho, dalam siaran pers pada Senin 29 Agustus 2022.
Terjadi polarisasi, masyarakat menjadi terbelah. Bahkan usai pemilu, katanya, masih ada residu dari Pemilu yang belum selesai hingga kini. Silaturahmi Nasional (Silatnas) II berlangsung di Pakem, Sleman, Yogyakarta, Jumat-Minggu 26-28 Agustus 2022).
MAFINDO berdiri pada 2016, saat hoaks sudah merebak. Hoaks menjadi senjata dan alat konflik. Bermunculan dalam bentuk informasi dan kampanye hitam yang penuh permusuhan. Menjelang pencoblosan Pemilu 2019 hingga sesudahnya, MAFINDO melihat hoaks, fitnah, dan hasut makin intensif muncul di media perpesanan hingga media sosial.
Data tim riset MAFINDO memantau pada 2018 selama setahun menemukan sebanyak 997 hoaks, 83 hoaks sebulan dan 2-3 hoaks per hari. Sedangkan sepanjang 2019 naik sebanyak 1.221 hoaks, 101 hoaks per bulan dan 3-4 hoaks per hari. Pada tahun politik 2019 jenis hoaks didominasi politik 52 persen, agama 8,4 persen, kesehatan 7 persen, kriminalitas 5,8 persen dan bencana 2 persen.
MAFINDO menilai hoaks yang muncul pada tahun politik berpotensi memecah belah masyarakat. Hoaks pada tahun politik akan menyebabkan kredibilitas dan integritas penyelenggara pemilu menurun, kualitas pemilu menurun, merusak rasionalitas pemilih, menimbulkan konflik sosial, meningkatnya eskalasi ujaran kebencian, provokasi, agitasi, menimbulkan perpecahan, polarisasi dan propaganda, hingga doxing dan persekusi.

MAFINDO bersama elemen masyarakat lain terus memantau hoaks yang berkembang lalu mengklarifikasi dan menyanggah atau debunking. Tujuannya, agar masyarakat tak mengonsumsi informasi menyesatkan. MAFINDO selama ini bekerja sama dengan jurnalis, media massa, dan organisasi pers mengembangkan www.cekfakta.com sebagai platform berisi konten hoaks yang telah disanggah.
MAFINDO juga melakukan serangkaian sanggahan hoaks termasuk hoaks pemilu dan politik yang diunggah di Facebook Forum Anti Fitnah, Hasut, dan Hoax, lalu http://turnbackhoax.id/, maupun aplikasi Hoax Buster Tools (HBT). MAFINDO secara rutin bersama organisasi pers melakukan cek fakta saat kampanye pemilu.
Menghadapi tahun politik 2024, Silatnas MAFINDO menghasilkan sejumlah keputusan strategis. Yakni mengesahkan kode etik dan kode perilaku anggota dan relawan MAFINDO. Sekaligus menegaskan MAFINDO sebagai perkumpulan berbasis kerelawanan yang independen dan netral.
“Anggota dan relawan MAFINDO mengatakan yang benar adalah benar dan yang salah adalah salah,” kata Septiaji. MAFINDO juga menjunjung imparsialitas, tidak berpihak kepada kelompok atau golongan tertentu dan berpihak semua kepada kemanusiaan, keadilan, dan kebenaran.
Jika ada anggota dan relawan terlibat atau menjadi tim sukses dalam kontestasi politik, yang bersangkutan harus cuti atau nonaktif dari kegiatan MAFINDO. Silatnas II diikuti pendiri, presidium, pengurus, dan korwil sejumlah daerah. Salah satu pendiri MAFINDO, Harry Sufehmi, menyatakan MAFINDO diawali dari grup diskusi di Facebook Forum Anti Fitnah, Hasut dan Hoax pada 2015.
Semangat untuk melawan fitnah, hasut, dan hoaks di dunia maya, ditransformasikan dalam bentuk gerakan sosial. Akhirnya 2016, kemudian sepakat mendirikan perkumpulan MAFINDO sebagai sebuah gerakan sosial. Kini MAFINO memiliki 1.000 relawan, 27 korwil, dan partner dari dalam dan luar negeri.
Saat ini, MAFINDO adalah anggota International Fact Checker Network (IFCN). Harry menyatakan Silatnas II menghasilkan keputusan MAFINDO akan mengoptimalkan peran dalam melawan hoaks dan fitnah dengan rejuvenasi atau peremajaan MAFINDO. Dalam Silatnas ll di Sleman, DIY, terpilih presidium Septiaji Eko Nugroho (Yogyakarta), Jumrana (Kendari), Mark Ufie (Ambon), Syifaul Arifin (Solo), dan Puji F. Susanti, Loina Lalolo Krina Perangin-angin, serta Heni Mulyati (Jakarta).

Jalan, baca dan makan
[…] yang valid akan membantu masyarakat meminimalisir penyebaran hoaks dan misinformasi. Terutama berkaitan dengan pemberitaan ilmiah. Saat ini, tidak sedikit berita yang […]