waisak-umat-buddha-memperingati-dengan-berbagitakjil
samanera atau calon biksu dari Sekolah Tinggi Agama Buddha Kertarajasa membagikan takjil gratis bagi umat Ikslam di depan Vihara Dhamadipa Arama di Kota Batu. (Terakota/Zainul Arifin).
Iklan terakota

Terakota.id – Perayaan Waisak 2018 menjadi pengalaman pertama bagi Eko Setyo Dharma berinteraksi lintas iman. Merayakan hari raya umat Buddha dengan membagikan takjil kepada pengendara yang melintas di depan Vihara Dhamadipa Arama di Kota Batu, Jawa Timur.

Eko Setyo Dharma sejak setahun ini belajar di Sekolah Tinggi Agama Buddha Kertarajasa di Kota Batu. Bagi calon biksu ini, perayaan Waisak 2018 dengan membagikan takjil adalah wujud nyata mengamalkan ajaran Buddha.

“Pengalaman baru bagi saya. Ini sesuai ajaran Buddha, menebar kasih terhadap sesama,” kata Eko, Selasa, 29 Mei 2018.

Eko merupakan satu di antara belasan samanera atau calon biksu yang ikut turun berbagi takjil. Ada sekitar 700 bingkisan takjil berisi kue dan minuman ringan yang mereka bagikan. Takjil hasil sumbangan umat Buddha di Vihara Dhamadipa Arama.

Berbagi takjil dalam perayaan Waisak tak dilakukan secara tiba-tiba. Namun, digagas sejak lebih dari sebulan lalu. Pertimbangannya, Waisak kali ini bertepatan dengan Ramadan, bulan suci bagi umat Islam.

“Rencana sudah disiapkan sebelum peristiwa di Surabaya itu terjadi,” kata Ketua Panitia Waisak 2018 Vihara Dhamadipa Arama, Kadek Yudi Murdana.

Vihara rutin menyelenggarakan kirab budaya saat Waisak. Umat Buddha mengenalkan berbagai kebudayaan dengan berjalan menyusuri perkampungan di sekitar vihara. Untuk menghormati Ramadan, pengurus vihara memutuskan meniadakan kegiatan kirab budaya.

Sebagai gantinya disambut dengan membagikan takjil bagi umat muslim. Tujuannya untuk merawat keberagaman dan toleransi antarumar. “Bertepatan dengan Ramadan, kirab budaya diganti berbagi takjil. Ini juga untuk mempererat silaturahmi antarumat beragama,” ujar Yudi Murdana.

Selain membagikan takjil, digelar serangkaian kegiatan sosial. Mulai dari bakti sosial, terapi kesehatan gratis hingga menyalurkan bantuan bahan pokok ke panti asuhan. Kesederhanaan menjadi prioritas untuk merayakan Waisak tahun ini.

Sedangkan puncak peribadatan digelar malam hari di dalam vihara. Dilakukan peribadatan pradaksina, umat berjalan mengelilingi vihara dengan membawa lilin, dupa dan bunga. Setelah itu akan menyiramkan air suci yang sudah didoai bersama ke patung Buddha.

“Sebagai wujud pemujaan kami kepada Buddha,” ujar Yudi Murdana.