Wabah Corona, Kereta Batal Operasi dan Hotel Tutup

wabah-corona-kereta-batal-operasi-dan-hotel-tutup
Kereta penumpang disemprot disinfektan mencegah penyebaran virus corona (Covid-19). (Foto : Dokumen PT KAI Daop 8 Surabaya)
Iklan terakota

Terakota.id–Lima perjalanan kereta api dari PT Kereta Api Indonesia (KAI) Daerah Operasional (Daop) 8 Suarabaya tujuan Jakarta dibatalkan. Menyusul Pemerintah DKI Jakarta memberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) 10-23 April 2020.

Sehingga total jumlah kereta yang tidak beroperasi pada April 2020 berjumlah 27 kereta. Sedangkan kereta jarak menengah dan jauh yang masih melayani penumpang hanya 14 kereta.

“Pembatalan kereta tujuan Jakarta menyesuaikan dengan pembatasan jam operasi transportasi umum di DKI Jakarta pada masa PSBB,” kata juru bicara PT KAI Daop 8 Surabaya, Suprapto, Jumat 10 April 2020.

Yakni mulai pukul 06.00 WIB sampai 18.00 WIB. Pembatalan perjalanan kereta juga mempertimbangkan penurunan okupansi dari kereta sebelumnya yang beroperasi. Sementara hanya dua kereta yang masih dijalankan ke Jakarta sesuai sesuai jadwal PSBB.

Yakni kereta Kertajaya relasi Surabaya Pasarturi-Pasar Senen Jakarta dan kereta Bima relasi Surabaya Gubeng-Gambir Jakarta. Jadwal kedatangan dan keberangkatan kereta sesuai jam operasi transportasi umum yang ditetapkan.

“Hanya 50 persen dari kapasitas kursi yang dijual,” katanya. Tujuannya untuk pembatasan sosial atau pembatasan fisik. Dampak wabah corona, jumlah penumpang turun, semula 40.148 orang per hari sejak 8 April 2020 anjlok 4.699 orang per hari.

Pembatalan 27 kereta terbagi dalam enam tahap. Sementara perjalanan kereta lokal, tetap sebanyak 46 perjalanan per hari. Daya angkut semula 150 persen diturunkan menjadi 50 persen.

Sepi Tamu, Hotel Tutup

Dampak wabah corona (Covid-19) berdampak besar terhadap sektor pariwisata. Bisnis pariwisata berhenti total, apalagi setelah diterapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Termasuk di Malang, bisnis pariwisata berdampak terhadap bisnis hotel dan restoran.

“Sebanyak 10 hotel ditutup,” kata Ketua Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kota Malang, Dwi Cahyono. Okupansi hotel, katanya, kurang dari 10 persen. Sedangkan biaya operasional tetap. Dampaknya, pengusaha hotel di Malang merugi.

Selain itu, dua restoran juga ditutup. Total sebanyak 130 hotel dan 10 restoran. Selebihnya masih bertahan dan beroperasi seperti biasa. Sehingga secara bisnis merugi, tak sebanding dengan biaya operasional. Hotel yang bertahan, katanya, bakal menguras tabungan dan hanya bertahan sampai dua bulan mendatang.

Diperkirakan sebanyak seribuan karyawan hotel dan restoran dirumahkan. Mereka hanya mendapat upah separuh. Atau sebagian bekerja secara bergiliran. “Jika Mei masih seperti ini, PHK tak bisa dielakkan lagi,” katanya.

Sementara di Jawa Timur, sebanyak 200 hotel tutup. Total 15 ribuan karyawan dirumahkan.

 

Tinggalkan Komentar

Silakan tulis komentar anda
Silakan tulis nama anda di sini