
Terakota.id—Sebanyak 50 difabel di Malang peroleh pendanaan usaha, masing-masing sejumlah Rp 2,8 juta. Bantuan modal usaha ini berasal program USAID JAPRI (JAdi Pengusaha MandiRI). Mereka menyisihkan 213 difabel yang beradu ide usaha dalam pelatihan kewirausahaan USAID JAPRI se-Malang.
Penyerahan bantuan dana dilakukan simbolis kepada tiga difabel. Yakni Mudawam pemilik pijat tuna netra Mudawam, Luky Susanto pemilik usaha Linika Collection dan Sumiati pemilik Mitaza Collection. Berlangsung secara luring diikuti 130 peserta di Hotel Atria, Malang Selasa, 7 Desember, 2021.
Sedangkan kegiatan daring diikuti 360 peserta di Dinas Sosial Kota Malang, Yayasan Bhakti Luhur dan Yayasan Pendidikan Anak Cacat (YPAC) Malang. Kegiatan ini sekaligus memperingati Hari Disabilitas Internasional (HDI).
Mengusung Malang Inklusi, tangguh dan tumbuh dalam Kewirausahaan. Wakil Wali Kota Malang Sofyan Edi Jarwoko mengapresiasi pelatihan usaha USAID JAPRI. “Silakan manfaatkan fasilitas pemerintah atau lembaga,”katanya dalam sambutan.
Edi menambahkan kolaborasi menjadi kunci kemajuan pemberdayaan difabel. Jalinan kerja sama antar lembaga atau komunitas difabel, pemerintah dan media perlu diperkuat. “Perda Disabilitas akan dibahas tahun depan. Saat ini masuk prioritas rancangan yang diusung DPRD Kota Malang,” tambahnya.
Edi menyatakan Pemkot Malang siap memfasilitasi pengusaha UMKM difabel sesuai standar pelayanan yang ditetapkan. Termasuk mengurus beragam jenis perizinan. “Usaha difabel perlu legalitas formal. Era pasca pandemi begini, jadi momen bagus untuk memulihkan ekonomi,” ujarnya.
Kepala Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (Dinsos-P3AP2KB) Kota Malang, Penny Indriani menyatakan difabel harus mendapat akses inklusi berkelanjutan. “Harapannya hak difabel untuk mendapat kesempatan kerja, pendidikan dan lainnya terpenuhi,” kata Penny.
Dinas Sosial menyumbang lima kursi roda bagi difabel. Dua diantaranya kursi roda adaptif.
Difabel Merintis Usaha
USAID JAPRI hasil kerjasama Institute of International Education (IIE) bekerja sama dengan Prestasi Junior Indonesia (PJI), Mie R Uno Foundation (MRUF), Kelompok Perempuan dan Sumber-Sumber Kehidupan (KPS2K) dan Himpunan Wanita Disabilitas Indonesia (HWDI). Program didanai Badan Pembangunan Internasional Amerika Serikat (USAID).
Chief of Party USAID JAPRI Anna Juliastuti menjelaskan program ini mendukung difabel sebagai anggota masyarakat rentan dalam mengakses pelatihan usaha, hingga pendanaan. “Meningkatkan kesempatan yang sama kepada difabel agar memiliki pendapatan untuk menghidupi diri dan keluarga,” kata Anna.
Pelatih wirausaha, katanya, merupakan sahabat difabel yang telah memiliki usaha. Pelatih memberi tips berwirausaha, sekaligus memberi arahan. USAID JAPRI dimulai sejak Februari 2021. Dimulai dengan membentuk tim pelatih usaha (tentor) dan pendamping difabel.
Selanjutnya dilangsungkan pelatihan usaha. Peserta diajarkan kiat memulai usaha serta pembuatan bisnis model canvas. Selain di Malang, juga menyasar sejumlah 1.000 difabel di lima wilayah di Jawa Timur.
Pada September 2021 peserta mengajukan proposal bisnis. Proses seleksi dilakukan selama tiga pekan. Program USAID JAPRI di Malang berakhir Januari 2022. “Sejak pelatihan, 25 difabel tercatat memiliki usaha baru di masa pandemi,” kata Anna.
Pameran Karya Para Difabel
Beragam jenis wirausaha difabel dipamerkan di ruang pertemuan Hotel Atria. Mulai kerajinan Extra Craft, Narsih Handycraft, Anik Craft, Rumah Kreatif Disabilitas (RKD). Juga usaha fashion Linika Collection, Mitaza Collection, Penjahit Malang YDS dan Modes Ina. Juga usaha catering ada Retno Cokies Catering, Jenny Catering.

Pengunjung bisa melihat dan membeli produk karya para difabel. Pemilik Mitaza Collection sekaligus salah satu penerima pendanaan usaha, Sumiati menyatakan bantuan modal Rp 2,8 juta dapat membantu usaha jahit pakaiannya. Ia mengaku usaha yang didirikannya sejak 2010 sempat merosot selama pandemi.
“Acara pesta (terutama pernikahan) ditutup, penghasilan turun. Dana ini akan digunakan untuk menambah modal atau beli alat,” kata Sumiati. Ia melayani jasa menjahit pakaian pengantin sesuai pesanan. Pemasangan payet, hingga persewaan pakaian nikah.
Pemilik Linika Collection, Muslikha berharap pelatihan usaha dengan paket lengkap semacam USAID JAPRI digelar berkelanjutan. Bisa diselenggarakan pemerintah atau lembaga swasta. “Difabel membutuhkan pelatihan usaha mulai mentoring, pendampingan, hingga pendanaan. Ada kelanjutan, bukan berhenti usai dilatih usaha,” kata Muslikha.
Kegiatan ditutup dengan penampilan difabel netra jebolan X-Factor Yohana Febianti. Ia menyanyikan dua lagu dengan suara merdu menghebohkan undangan. Di sela-sela aksinya, ia mengucapkan selamat memperingati HDI. “Meski berbeda bangsa, kita satu tujuan. Jaga kebersamaan dan kerukunan,” kata Yohana.

Assalamualikum sy ibu siti umur 55 th sy pengen sekali dapat bantuan dari pemerintah cara nya bagaimana ya agar sy yg cacat bisa dapat