Perpustakaan Universitas Indonesia melakukan preservasi dan digitalisasi naskah kuno. (Foto : Perpustakaan UI).
Iklan terakota

Terakota.id-Ribuan lembar naskah nusantara tertata rapi di rak buku lantai dua Perpustakaan Universitas Indonesia (UI). Beragam naskah nusantara ditulis di atas media kertas dan lontar. Sebanyak 2.731 eksemplar naskah dengan 2.431 judul menjadi koleksi Perpustakaan UI.

Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Perpustakaan Universitas Indonesia Utami Budi Rahayu Hariyadi, menjelaskan naskah nusantara dapat diakses secara digital melalui komputer yang disediakan Perputakaan UI. Pelayanan diberikan mulai 08:00 – 16:00 WIB.

“Sengaja disajikan versi digital sebab naskah asli hanya dikeluarkan untuk kepentingan penelitian,” ujar Utami.

Perpustakaan UI menyediakan empat ruang koleksi naskah. Terdiri atas dua ruang baca, ruang kerja, ruang koleksi luar dan ruang koleksi dalam. Dilengkapi dengan peralatan keamanan, alarm pendeteksi asap, APAR (alat pemadam api ringan), sprinkle (alat memadamkan api), CCTV, hydrant, hygrotermometer (alat pengukur suhu dan kelembapan ruangan), dehumidifier (alat penurun kelembapan udara).

Sebelum pandemi, setiap tahun pengunjung perpustakaan mencapai ribuan. Pada 2019 jumlah pengunjung sebanyak 1.284 orang. Mereka berkunjung untuk berbagai kepentingan. Mulai dari praktikum kuliah seperti mengukur keasaman kertas, penelitian naskah, observasi naskah hingga kunjungan instansi digelar di Perpustakaan UI.

Perpustakaan Universitas Indonesia melakukan preservasi dan digitalisasi naskah kuno. (Foto : Perpustakaan UI).

Mahasiswa diberikan keleluasaan mengamati dan meneliti lapangan. Misalnya pengamatan ruang penyimpanan hingga identifikasi kerusakan koleksi dan lingkungan sebagai praktikum mata kuliah Preservasi dan Konservasi.

Pelestarian dan menjaga naskah kuno dilakukan pengelola Perpustakaan UI dengan cara alami. Beragam bahan alami digunakan seperti daun pandan, akar wangi, cengkeh, kapur sirih, dan garam pada tempat penyimpanan koleksi.

Fisik kertas dan lontar dibersihkan, naskah disemprot dengan membasmi hama. Beberapa naskah diletakkan dalam boks, kelembaban naskah dipantau. Digitalisasi naskah dilakukan secara bertahap. Awalnya untuk menyelamatkan naskah yang telah rapuh. Staf UPT Perpustakaan UI dibantu mahasiswa wiradha atau kerja paruh waktu menata pencahayaan dan jarak memotret kamera agar tak merusak naskah.

Sedangkan file digital naskah diunggah di sistem Library Automation and Digital Archive (LONTAR). “Repositori naskah dapat diakses melalui website  www://lib.ui.ac.id,” ujar Utami.

Naskah Kuno Disimpan sejak Masa Hindia Belanda

Naskah kuno ini awalnya dikumpulkan Dr. Th. Pigeuad pegawai bahasa pemerintah Belanda di Yogyakarta dan Surakarta pada 1925-1942. Kemudian naskah Jawa yang terkumpul dikirimkan ke Koninklijk Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen (KBG) sebuah lembaga Perkumpulan Ilmu Pengetahuan dan Seni di Batavia.

Ketika masa pendudukan Jepang, ratusan naskah masih dimiliki Pigeuad. Juga berbagai koleksi Pigeaud lainnya yang dikumpulkan selama 18 tahun bertugas di Jawa. Semua naskah tersimpan di Yogyakarta.

Pasca kemerdekaan Republik Indonesia, sisa koleksi inilah yang kemudian disimpan di Lembaga Penyelidikan Kebudayaan Indonesia Instituut voor Taal-en CultuurOnderzoek (ITCO). Lembaga yang bernaung di bawah Fakultas Sastra dan Filsafat Universitas Indonesia ini pada 1952 berganti nama menjadi Lembaga Bahasa dan Budaya.  Pada 1959 berganti nama menjadi Lembaga Bahasa dan Kebudayaan.

Koleksi naskah Pigeuad selanjutnya menjadi koleksi Fakultas Sastra UI. Disimpan biro naskah Fakultas Sastra UI pada 1970. Pada 1984 Biro Naskah tergabung jadi sub bagian naskah Perpustakaan Fakultas Sastra UI.

Koleksi Dr. Th. Pigeaud terdiri atas naskah Jawa, naskah Bali dan naskah Sunda. Naskah menggunakan beragam aksara, mulai aksara Jawa, Bali, Pegon (aksara Arab, berbahasa Jawa) hingga Latin. Bahasa yang digunakan Bahasa Jawa, Jawa Kuna, Sunda, Bali, Madura, dan Melayu.

Perkembangan selanjutnya Perpustakaan FIB atau Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya UI (sebelumnya bernama Fakultas Sastra Universitas Indonesia) bergabung dengan UPT Perpustakaan UI. Pada 2018, UPT Perpustakaan UI mendapat  hibah koleksi naskah kuno dari Keluarga Gandasoebrata. Hingga kini, 83 judul naskah dengan jumlah halaman 45.643 belum didigitalisasi.