
Terakota.id-Menutup penghujung tahun 2016, Hotel Tugu Kota Malang bakal menyuguhkan keanekaragaman tradisi internasional. Kali ini, suasana tradisi Spanyol yang dipilih dengan menyajikan “Tapas Espanola dan wine-wine terkenal Spanyol.
Hotel yang selalu mencintai budaya dan sangat menghargai keanegaraman tradisi ini tidak hanya menyajikan menu Tapas saja dalam memanjakan para tamunya di penghujung 2016. Juga bakal disajikan beraneka macam soup khas Spanish seperti Fresh Market Gazpacho, Roast Turkey with Apple Prune yang menjadi menu khas.
“Seafood Paella, menu-menu BBQ hingga sudut “Sweet Temptation” dengan beraneka macam cake menambahk kesan menutup akhir tahun ini dengan manis,” kata Executive Assistant Manager Hotel Tugu Malang Crescentia Harividyanti, dalam rilisnya, Jumat (30/12/2016).
Saat lidah menikmati menu khas tradisi Spanyol, iringan live musik lagi-lagu Spanyol dan gerakan lincah penari Flamengo juga menambah gembira para tamu. Mereka juga akan mengajak para tamu menari bersama usai bersantap sambil menunggu lonceng penanda pergantian tahun yang akan berdentang 12 kali selama 12 detik.
Disadur dari rilis yang disampaikan Hotel Tugu, tradisi di negara Spanyol yang sangat unik adalah memakan 12 buah anggur dengan cepat dalam hitungan detik berbarengan dengan menghitung mundur menuju perhitungan tahun. Dan di Sahara-Hotel Tugu Malang, para tamu juga akan diajak berkonsentrasi menyantap 12 anggur tersebut. “Setiap anggur harus masuk ke dalam mulut tepat ketika lonceng berbunyi. Tradisi tersebut disebut dengan las doce uvas de la suerte atau 12 anggur keberuntungan,” kata Crescentia.
Menurutnya, tradisi yang sekaligus mitos itu pertama kali dimulai sekitar tahun 1895. Menurut legenda ketika malam tahun baru terjadi panen anggur melimpah di tanah Matador ini. Raja Spanyol membagikan anggur tersebut kepada rakyatnya. Masing-masing rakyat harus memakan 12 anggur, maka raja berdalih bahwa jika mereka memakan 12 anggur dalam setiap kali lonceng berbunyi sebanyak 12 kali maka akan mendapat keberuntungan sepanjang 12 bulan ke depan. Tradisi ini terus berkelanjutan sejak 1909.
Para petani anggur dari Alcanta lah yang mempopulerkan tradisi las doce uvas di bulan Desember tahun itu. Sebetulnya tidak mungkin menghabiskan 12 anggur dalam waktu 12 detik. Namun tradisi ini biasanya berakhir saat mulut masih penuh buah anggur kemudian saling bertatapan sembari tertawa bersama. Mereka akhirnya saling mengucapkan selamat. (Hari Istiawan)