Trites, Kuliner Unik Khas Karo

trites-kuliner-unik-khas-karo
Semangkok trites atau pagit-pagit, masakan khas Karo. (Foto: Indonesia.go.id/Dedy Hutajulu)
Iklan terakota

Oleh : Janwan SR Tarigan*

Terakota.idSiapa sangka jika rumput halus di lambung atau usus besar sapi atau kerbau yang diproses dalam sistem pencernaan bisa menjadi santapan yang lezat dan khas. Masyarakat adat Karo di Sumatera Utara mengolahnya menjadi kuliner khas yang disebut Trites, atau Pagit-pagit (Pahit-pahit).

Seringkali menjadi guyonan, “kotoran sapi kok dimakan?” atau “orang Karo sangat kreatif, bahkan bahan yang tidak dipakai pun diolah menjadi sesuatu yang bernilai.”. Tertarik? Yuk kita belajar mengolah dan menyajikan kuliner khas Karo.

Sediakan bahan masakan terdiri atas trites dua kilogram, usus lembu setengah kilogram, kelapa dua buah, lima lembar daun jeruk purut, kunyit satu buah, asam patikala 15 buah, serai 3 helai, kemiri 20 biji, cabai sesuai selera, bawang merah dan putih masing-masing 6 siung, garam secukupnya, rimbang seperempat kilogram, dan daun ubi satu ikat.

Bahan utama trites, disaring menggunakan kain halus. Tujuannya untuk memisahkan air dengan serat rumput. Air perasan ini yang diolah, bukan rumput halus. Air perasan dicampur rempah-rempah dimasukkan dalam kuali. Untuk menghilangkan bau amis, biasanya dicampurkan dengan irisan kulit pohon cingkam, atau bisa juga susu segar dan santan.

Lantas ditambah dengan daun jeruk, serai dan sedikit garam. Dimasak selama dua sampai tiga atau hingga mendidih hingga keluar buih. Buang buihnya, setelah itu masukkan bawang putih, bawang merah, dan cabai yang sudah halus biarkan beberapa saat. Disusul dengan air santan, usus, daging atau tulang hingga masak. Nah, siap dinikmati.

Kuliner khas ini nikmat disantap saat panas. Masyarakat Karo mempercayai trites bergizi tinggi dan berkasiat menyembuhkan penyakit mag, melancarkan pencernaan, dan meningkatkan nafsu makan.

Lantaran sulitnya bahan baku, trites hanya dihidangkan saat Natal dan Tahun Baru, Hari Raya Idul Fitri, Hari Raya Idul Adha, dan saat merdang atau menanam bagi suku Karo. Bahkan dulu dalam sejarahnya, trites hanya dihidangkan untuk raja dan keluarganya. Lantaran hanya mereka yang memiliki sapi atau kerbau untuk diambil isi lambung dan daging.

Memasak trites tergolong sulit dan membutuhkan waktu yang cukup lama dalam memask. Selain itu, tidak semua masyarakat Karo terampil memasak trites lezat hingga tidak berbau amis. Tak heran jika trites masuk dalam jajaran menu masakan langka.

Jika berkunjung ke Kota Medan hanya beberapa rumah makan Karo yang menyediakannya. Tapi di Kabupaten Tanah Karo masih mudah ditemui menu masakan ini. Kuliner khas trites ini menunjukkan leluhur masyarakat Karo memiliki pengetahuan dan kreativitas memanfaatkan seluruh isi alam.

Salam suku Karo. Mejuah-juah (Damai Sejahtera)

* Penikmat kuliner dan mahasiswa di Malang asal Karo 

*Pembaca Terakota.id bisa mengirim tulisan reportase, artikel, foto atau video tentang seni, budaya, sejarah dan perjalanan ke email : redaksi@terakota.id. Redaksi berhak menyeleksi. Tulisan terpilih akan diterbitkan di kanal terasiana.