Terakota.id – Warga Suku Tengger di lereng Gunung Bromo menyelenggarakan Upacara Unan-unan setiap 5 tahun sekali. Sesuai penanggalan Tengger, setiap dua bulan ada satu hari yang hilang. Sehingga selama lima tahun genap 30 hari atau sebulan yang hilang.
Unan-unan berasal dari bahasa Tengger Nguna artinya menarik atau melengkapi bulan yang hilang agar kembali utuh. Upacara Unan-unan digelar agar masyarakat desa setempat terjaga keselamatan, dan dijauhkan dari malapetaka. Berharap tak ada wabah penyakit, maupun kejahatan.
Warga Suku Tengger terdiri dari 3 pemeluk agama yakni Budha, Islam dan Hindu. Saat pelaksanaan upacara Unan-unan, semua turut terlibat demi suksesnya tradisi warisan leluhur mereka ini. Dalam kehidupan keseharian, toleransi sudah mendarah daging bagi masyarakat Suku Tengger ini.
klik juga : Tradisi Unan-unan dan Kisah Toleransi 3 Agama di Tengger Bagian 1