Toleransi dan Jejak Persaudaraan antar Bangsa di Candi Borobudur

Sound of Borobudur feat Musisi Nusantara membuka International Conference Sound of Borobudur Music Over Nations. (Foto : Tangkapan layar youtube).
Iklan terakota

Pergi ke magelang ketemu sama pak Ganjar

Orangnya ramah selalu senyum ke siapa saja

Dari Borobudur kita akan belajar

Gali jejak peradaban agak makin dikenal di dunia

 

Jalan jalan ke hutan ketemu lemur

Hewannya gesit nyaring sekali suaranya

Ayo sukseskan event Sound of Borobudur

Jadikan Indonesia sebagai pusat musik dunia

 

Terakota.id–Itulah pantun yang disampaikan Menteri Pariwisata dan Badan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno sekaligus membuka International Conference Sound of Borobudur Music Over Nations, Kamis, 24 Juni 2021 pukul 9.45 WIB. Mengusung tajuk Menggali Jejak Persaudaraan Lintas Bangsa Melalui Musik, konferensi digelar secara hybrid di Balkondes, Karangrejo, Magelang.

Sandiaga Uno menyampaikan Candi Borobudur menjadi salah satu dari lima destinasi wisata super prioritas yang dicanangkan oleh Kemenparekraf. “Borobudur merekam ilmu pengetahuan dan jejak peristiwa masyarakat Jawa Kuno. Terdapat 1.460 relief sepanjang lima kilometer nan sarat makna ajaran hidup moral, pengetahuan agama, kepemimpinan, budaya, seni, termasuk musik,” kata Sandiaga Uno dalam sambutannya.

Sandiaga mengaku takjub manakala Nusantara pada abad 8, telah menempatkan musik melekat dalam kehidupan sehari hari. Mengiringi kegiatan ritual upacara, menjadi media ekspresi dan komunikasi. Melalui penggambaran ragamnya alat musik yang dimainkan melalui relief Candi Borobudur, Sandiaga Uno menilai  musik telah menjadi media diplomasi nenek moyang di masa lampau.

“Kita lihat lagi jejak peradaban dan relasi yang terjalin antar bangsa di seluruh pelosok dunia. Nilai toleransi, menghargai keberagaman dan persaudaraan antar bangsa telah diusung leluhur kita,” ujar Sandiaga Uno memungkasi sambutan.

Menteri Pariwisata dan Badan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno memberi sambutan sekaligus membuka International Conference Sound of Borobudur Music Over Nations. (Foto : Tangkapan layar youtube).

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo melalui zoom meet turut mendukung rangkaian program Sound of Borobudur ini. “Musik dalam relief Candi Borobudur ini dapat kita angkat menjadi story telling dalam bentuk tulisan, video, disebarkan lewat  televisi dan media sosial. Kelak akan menjadi cerita, publik talks tentang sejarah musik di Borobudur, apakah Borobudur menjadi tempat berkumpul atau menjadi titik sebar,” ujar Ganjar Pranowo.

Meski keduanya tak secara gamblang memberikan pernyataan dukungan dalam hal kebijakan, musisi Purwa Tjaraka, inisiator Sound of Borobudur berharap Kemenparekraf, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dan instansi terkait dapat mendorong terwujudnya titik tuju Sound of Borobudur.

“Tak sabar melihat musik dalam tampilan relief Candi Borobudur dimainkan oleh anak-anak kawasan Borobudur, hidup dalam keseharian di sana.Menjadi atraksi wisata yang dicari orang, menjadi warisan budaya,” ujar Purwa Tjaraka.

Kolaborasi dan Jejak Persaudaraan Nenek Moyang Musik Ansambel

Gambar alat musik beragam jenis ditemukan pada dinding Candi Borobudur. Sejumlah 200 relief terpahat dalam 40 panel. Alat musik ini setelah ditelisik ternyata tak hanya berasal dari Jawa atau kawasan Nusantara. Terdapat Dombra dari Kazakhstan, Ngombi dari Algeria, Pipa dari China, dan sebagainya.

“Persahabatan antar-bangsa melalui musik tergambar melalui relief Candi Borobudur. Permainan musik bersama atau dikenal dengan ansambel dengan orkestra menunjukkan pada abad 8, Nusantara telah dikunjungi oleh orang-orang dari berbagai bangsa atau sebaliknya orang Nusantara telah berkelana,” ujar Purwa Caraka.

Melalui konferensi ini akan dikulik lebih mendalam bagaimana keterhubungan antar bangsa melalui jalur musik. Acara ini menghadirkan narasumber dari akademisi, etnomusikologi hingga birokrat terkait industri seni musik dan ekonomi kreatif.

Meliputi Guru Besar Monash University Professor Emerita Margaret Kartomi, musisi Addie MS, Duta Besar Indonesia untuk Selandia Baru Tantowi Yahya, Pakar Geografi Profesor DR. M. Baiquni MA dan Dr. Muhammad Amin dari Kemenparekraf akan mengisi konferensi yang digelar hingga pukul 17.30 WIB.

Tampil pula 11 seniman dan musisi dari 9 negara memainkan alat musik reka-cipta dari temuan dalam relief Candi Borobudur. Acara selengkapnya dapat dilihat melalui tautan ini.