
Terakota.id–Malang menjadi salah satu tujuan para wisata nusantara dan mancanegara. Beragam wisata bisa dinikmati di Malang, meliputi wisata sejarah, pemandangan alam mulai gunung hingga pantai dan wisata pendidikan. Namun, objek wisata tersebar di Malang Raya yang secara administrasi pemerintahan terdiri dari Kabupaten Malang, Kota Malang dan Kota Batu.
Sehingga dibutuhkan strategi bersama untuk mempromosikan wisata di tiga wilayah pemerintahan tersebut. Untuk itu, pelaksana harian Bupati Malang M. Sanusi, Wali Kota Malang Sutiaji dan Wali Kota Batu Dewanti Ruparin Dyah menggelar rapat bersama di Balai Kota Malang, Selasa 8 Januari 2019.
“Kita akan branding pariwisata satu, Malang Raya, yang mencakup kearifan di Kota Malang, Kabupaten Malang, dan Batu,” kata Sutiaji mewakili Sanusi dan Dewanti. Taka da lagi ego sektoral, lakanya, semua melebur menjadi satu kesatuan, Malang Raya. Apalagi sejarah dan akar budaya Malang Raya tak bisa dipisahkan dalam batas administratif pemerintahan.
“Malang Raya menjadi kota kreatif, sumber daya manusia cukup,” katanya. Setelah kerjasama berlangsung, implementasi diserahkan desainnya kepada aparatur di bawahnya. Agar secara operasional kerjasama bisa berlangsung efektif dan efisien.
Selain itu, juga sesuai dengan Undang-Undang Nomor 23 tahun 2014 tentang pemerintahan daerah. Dalam Undang-Undang itu disebutkan kerjasama antar daerah dan luar negri, menjadi tanggungjawab pemerintah provinsi. Selain itu juga berkoordinasi dengan Kementerian Dalam Negeri.
“Tidak ada lagi ego sektoral, kepemimpinan kami ini terbatas hanya lima tahun. Maka perlu payung hukum kerjasama tiga daerah,” ujarnya. Selain itu juga berkoordinasi dengan Kementerian Dalam Negeri.Kerjasama ini akan dituangkan dalam perjanjian tertulis sehingga bisa berlangsung meski ketiga kepala daerah berganti.
Atasi Kemacetan
Selain itu, kemacetan lalu lintas menjadi salah satu tema yang dibahas ketiga kepala daerah tersebut. Mengingat sejak lima tahun terakhir kemacetan melanda Malang Raya. Apalagi, saat libur sekolah, libur panjang dan akhir pekan. Kemacetan banyak disumbang dari kendaraan luar daerah yang masuk ke Malang Raya untuk berwisata.
“Kita memuat skala prioritas, yang dibahas banyak,” ujarnya. Kemacetan, katanya, menjadi skala prioritas untuk ditangani. Salah satunya dengan menyediakan transportasi massal sebagai moda distribusi barang dan orang dari Batu-Kota Malang dan Kabupaten Malang dan sebaliknya. Untuk itu, akan didesain moda transportasi massal yang dibutuhkan dan sesuai dengan wilayah dan jalan di Malang Raya.

Selain moda transportasi massal, juga dibutuhkan jalur alternatif. Lantaran penyebab kemacetan tak hanya menumpuknya kendaraan tetapi juga kendaraan yang melaju lambat. Lantaran banyak kendaraan bermuatan dengan tonase besar melintas di jalan utama. Sehingga laju kendaraan menjadi lambat, “seharusnya minimal 25 kilometer per jam menjadi 10 kilometer,” ujar Sutiaji.
Untuk mengurai kemacetan dibutuhkan jalur lingkar atau ring road, meliputi jalur lingkar selatan, lingkar timur, dan lingkar barat. Pemerintahan sekarang, katanya, harus membuat kebijakan jangka menengah dan panjang secara bersama. Termasuk mendesain untuk 20 tahun ke depan.
Malang Raya menjadi tren, sebagai tujuan pariwisata dan pendidikan. Tetapi jika kemacetan terus terjadi tak ayal wisatawan dan mahasiswa akan beralih ke wilayah lain.
Malang Kota Pusaka
Kota Malang ditetapkan sebagai kota pusaka Indonesia dari Indonesia Heritage Trust perwakilan Internasional National Trust Organisation (NTO) yang berpusat di London pada 10 Mei 2013. Penghargaan kota pusaka diberikan kepada kota yang terbukti melakukan pelestarian situs sejarah minimal selama 10 tahun terakhir.
Setelah mendapat pengakuan sebagai kota pusaka Indonesia, kini Kota Malang didaftarkan sebagai kota pusaka dunia. Bangunan cagar budaya dan sejarah menjadi salah satu andalan wisata di Malang. Selain wisata belanja dengan bermunculan pusat perbelanjaan. Serta wisata kuliner mulai menjamur di Kota Malang. Beragam fasilitas pendukung wisata mulai hotel dan restoran juga tersedia di Malang.

Sementara objek wisata sebagian besar tersebar di Kota Batu dan Kabupaten Malang.
Kabupaten Malang memiliki pantai yang luas dan berkembang wisata pantainya
sejak dibuka Jalur Lintas Selatan. Beragam pantai yang indah, bersih dan
menarik tersaji, terhampar di pesisir selatan Kabupaten Malang.
“Kota Batu menawarkan wisata alam, air terjun, kebun apel, sayur dan aneka buah. Selain itu wisata buatan juga banyak di sana,” kata Ketua Persatuan Hotel dan Restoran Seluruh Indonesia (PHRI) Kota Malang, Dwi Cahyono. Selain itu, wisatawan yang bakal menuju gunung Bromo juga transit di Malang. Sehingga wisatawan bisa berjalan dan mencicipi kuliner di Malang.

Jalan, baca dan makan
[…] Tiga Pemerintahan Malang Raya Branding Pariwisata Bersama […]