Terima Kasih Guruku, Persembahan Cak Gik Arbanat untuk Anak dan Guru

terima-kasih-guruku-persembahan-cak-gik-arbanat-untuk-anak-dan-guru
Iklan terakota

Terima kasih guruku

Selamat pagi pak guru bu guru, kami datang ke kelasmu

Untuk menuntut ilmu, dan santun tuk citaku

Pak guru dan bu guru, bimbing kami selalu

Dengan kasih sayangmu, ku dengar nasehatmu

Terima kasih pak guru bu guru

Telah membekaliku budi pekerti luhur dan jujur tuk bekalku

 

Terakota.idItulah lirik lagu anak-anak berjudul “Terima Kasih Guruku” ciptaan Sugiarto atau akrab disapa Cak Gik Arbanat. Lagu ini diluncurkan bertepatan dengan Hari Anak Nasional Kamis, 23 Juli 2020. Lagu diunggah kanal youtube Rumah Musik Arbanat. Video berdurasi 2 menit dan 44 detik. Cak Gik Arbanat mengaku lagu diciptakan karena rindu lagu anak-anak yang lama tak hadir.

Ugik mengaku miris lantaran anak-anak saat ini banyak yang menyanyikan lagu dewasa. Lagu bertema cinta, lagu yang tak semestinya dinyanyikan anak-anak. Lagu ini diciptakan,  katanya, karena sulit menemukan materi lagu anak-anak saat ini. “Kita merindukan Ibu Soed, AT Mahmud. Dan Papa T Bob,” Cak Ugik, Jumat 24 Juli 2020.

Lagu ini diciptakan sekitar 1,5 bulan lalu, sebagai wujud kecintaanya kepada anak. Selain itu, sebagai bentuk terima kasih Cak Ugik kepada guru. Lantaran guru bagi Ugik, merupakan orang tua saat berada di lingkungan sekolah. Apalagi sekarang jam belajar panjang mulai pukul 07.00 WIB sampai 16.00 WIB. “Tak bisa dipungkiri guru berjasa besar terhadap hidup kita,” kata

Lirik lagu sederhana, diciptakan khusus untuk anak-anak. Cak Ugik memilih lirik yang mudah dipahami dan dinyanyikan anak-anak. Sementara melodi atau nada dibuat easy leasening. “Mudah didengar dan dinyanyikan anak-anak,” katanya.

Lagu ini tak dirancang khusus untuk peringatan hari anak nasional 2020. Lagu ini diciptakan bersamaan dengan 20 lagu anak-anak hasil karyanya. Sebanyak enam lagu telah direkam, termasuk lagu terima kasih guruku. Awalnya, akan dilangsungkan rekaman video klip di sekolah.

Namun, terjadi pandemi cpvid-19 sehingga batal. Lantas, proses pengambilan video dilakukan masing-masing orang tua menggunakan kamera telepon seluler. Editing diserahkan kepada M.Tanzil Furqan. “Mau syuting di sekolah tak mungkin. Diprediksi masuk sekolah baru tahun depan,” ujarnya.

Sementara para siswa merindukan bersekolah, tatap muka dan beraktivitas seperti biasa di sekolah. Rekaman dilakukan selama sepekan menggunakan sejumlah instrumen antara lain gitar, bas gitar, dua biola dan drum elektrik. Sedangkan mixing dilangsungkan selama dua hari.

Proses rekaman dilakukan secara natural, tanpa ada efek suara. Lagu dinyanikan sembilan anak. Mereka adalah pelajar SD, yang proses dilakukan di rumah masing-masing. “Saya ingin sedikit berperan memberi materi lagu untuk anak-anak,” katanya.