
Terakota.id—Situs Srigading berada di di tengah perkebunan tebu di Desa Srigading, Kecamatan Lawang, Kabupaten Malang. Warga setempat menyebutnya “gumuk,” artinya bukit kecil atau gundukan tanah yang membukit. Ternyata setelah Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jawa Timur, gundukan hanya tanah melainkan reruntuhan candi berbahan batu bata.
Reruntuhan batu bata yang membentuk gumuk tersebut panjang sekitar 15 meter dan lebar 15 meter dengan ketinggian hampir 3 meter. Menurut arkeolog BPCB Jatim sekaligus koordinator tim ekskavasi, Wicaksono Dwi Nugroho bentuk bangunan candi diduga berbahan batu bata, Mulai dari kaki sampai ke atap candi.

Dilihat dari hasil temuan batu bata berukuran panjang 36 centimeter, lebar 26 centimeter dan tebal 10 centimeter. Candi diduga kuat dibangun sekitar abad ke – 10 pada era Mataram Kuno. Ukuran batu bata ini sama persis dengan ukuran batu bata yang ada di Situs Pendem, Desa Pendem, Kecamatan Junrejo, Kota Batu.
Pada ekskavasi hari kedua diantara reruntuhan batu bata ditemukan pula potongan batu bata berbentuk kepala. Potongan kepala merupakan bagian relief yang berada di dinding candi. Relief adalah seni pahat dan ukir tiga dimensi yang terdapat pada bangunan candi. Relief ini bisa berdiri sendiri maupun bagian dari panel relief lainnya yang membentuk suatu cerita.

Situs ini sebenarnya sudah diketahui warga sejak lama dan lokasinya pun disakralkan warga setempat. Di atas gumuk terdapat beberapa benda arkeologis dan bersejarah. Diantaranya adalah sebuah yoni yang berukuran panjang 90 centimeter, lebar 90 centimeter dan tinggi 90 centimeter. Yoni berbentuk sederhana dengan badan yang ramping dan minim ornamen. Sayang sekali ornamen pada ceratnya sudah rusak dan belum bisa teridentifikasi bentuknya.
Selain yoni terdapat pula sebuah ambang pintu dan dua buah batu berbentuk persegi yang kesemuanya berbahan andesit. Ada pula sebuah batu berbentuk oval dengan sebuah lubang tepat di tengahnya.

Pembaca Terakota.id bisa mengirim tulisan reportase, artikel, foto atau video tentang seni, budaya, sejarah dan perjalanan ke email : redaksi@terakota.id. Tulisan yang menarik akan diterbitkan di kanal terasiana.

*Presidium Sejarah Jatim