
Terakota.id—Situs Sekaran di Dusun Sekarang, Desa Sekarpuro, Kecamatan Pakis, Kabupaten Malang menjadi magnet yang selalu menarik publik. Masyarakat meriung di lokasi eskavasi, mereka ingin datang untuk melihat langsung situs yang berada di proyek jalan tol Pandaan-Malang. Sementara arkeolog dan pekerja Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Trowulan Jawa Timur tekun menyisir lapisan tanah. Membersihkan tumpukan batu bata lapis demi lapis.
Tumpukan batu batamelekat kuat, tanpa ada semen atau perekat yang melekatkan tumpukan batu. Arkeolog Universitas Negeri Malang yang juga Ketua Ikatan Ahli Arkeologi Indonesia (IAAI) Jawa Timur, Ismail Lutfi menjelaskan jika teknologi bangunan pada masa pra Majapahit hingga Majapahit sudah maju.
Untuk membuat konstruksi bangunan, lapisan batu bata digosok dengan air hingga melekat kuat. Lantas lapisan demi lapisan tersusun menjadi sebuah bangunan yang kokoh. Terbukti, struktur bangunan batu bata yang diperkirakan dibangun pada abad ke 10 sampai abad ke 14 ini tetap bertahan. “Struktur batanya kuat dan kokoh,” kata Lutfi.
Ia memperkirakan struktur bangunan tersebut, merupakan bangunan suci. Namun, belum bisa dipastikan apakah bangunan tersebut candi atau petirtaan. Bangunan suci, katanya, tak harus candi. Bahkan bisa saja merupakan tempat pertapaan, asrama, perguruan atau mandala.
Diperkirakan bangunan suci lantaran dekat struktur bangunan ditemukan sebuah arung atau terowongan bawah tanah yang digunakan memasok air ke bangunan suci. Arung dibuat untuk memudahkan ritual guna menyucikan diri.
“Kalau ada arung di sini pasti ada sumurnya,” kata Lutfi. Arung juga ditemukan di sebuah tempat pertapaan Mpu Purwa di Polowijen, Kota Malang. Sehingga eskavasi diperluas untuk mengetahui seberapa luas situs yang berada di kawasan proyek jalan tol tersebut.
Eskavasi meluas hingga seluas 375 meter persegi dengan kedalaman 40 centimeter dari permukaan tanah. Eskavasi melebar membersihkan lapisan tanah untuk melihat konstruksi bangunan. Jika merujuk penampang bangunan situs menyerupai candi. “Bentangan semakin lebar sampai 15 meter. Bisa semakin luas setara candi,” kata arkeolog BPCB Trowulan Jawa Timur, Wicaksono Dwi Nugroho,
Eskavasi dilakukan sampai Kamis pekan depan. Arkeolog tengah mendata temuan dengan mengkompilasi struktur batu bata dan temuan lepas di tempat lain. Seperti temuan arefak berupa serpihan keramik, gerabah, koin kuno dan perhiasan emas. Analisis dilakukan untuk mengetahui waktu kapan struktur bangunan dibuat.

Hasil analisis akan dilaporkan ke berbagai pihak untuk mengambil kebijakan atau keputusan selanjutnya. Terutama untuk usaha pelestarian benda cagar budaya yang ditemukan. Termasuk memberikan masukan bagi Perusahaan Umum Jasa Marga untuk proyek jalan tol selanjutnya.
Struktur bata yang ditemukan tersebut merupakan bagian dinding kuno. Arah bangunan berorientasi ke barat daya ke timur laut. Kemungkinan struktur bangunan semakin luas dan besar. Bangunan berada pada permukaan tanah dengan ketinggian 486 meter di atas permukaan laut.
Ukuran batu bata lebih besar dari ukuran bata yang ditemukan di situs Trowulan. Sehingga disimpulkan sementara struktur batu bata berasal dari masa pra Majapahit dan berlangsung hingga masa Majapahit.
“Hasil identifikasi, temuan struktur memenuhi kriteria sebagai cagar budaya berdasarkan Undang-undang Nomor 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya,” kata Direktur Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Hilmar Farid dalam siaran pers yang dterima Terakota.id.
Sementara struktur bata yang tampak berbentuk persegi dengan dimensi lebar 205 centimeter, tinggi 110 centimeter, tersusun atas 15 lapis batu bata. Terdapat tiga jenis bata yang memiliki dimensi berbeda dan dianggap mewakili bata. Yakni bata pertama berukuran 38 centimeter lebar 25 centimeter dan tebal 8 sentimeter, bata kedua berukuran panjang 32 centimeter lebar 23 centimeter dan tebal 6 centimeter, dan bata ketiga panjang 35 centimeter lebar 20 centimeter, dan tebal 7 centimeter
Selain itu juga ditemukan pecahan keramik Cina yang hasil analisis sementara diduga berasal dari masa Dinasti Ming. Pecahan tutup guci dibuat dengan bahan dengan tingkat kerapatan yang halus dan berwarna biru muda. Warna Keramik jarang ditemukan dalam artefak porselen di Jawa Timur.
Hilmar meminta proyek jalan tol ruas Malang ke Pandaan sekitar lokasi situs dihentikan sementara. Serta diminta menunggu rekomendasi pelestarian cagar budaya.
Laporkan Temuan Artefak
Wicaksono meminta masyarakat yang menemukan dan menyimpan artefak benda cagar budaya agar dilaporkan ke pemerintah desa setempat. Serta diteruskan ke BPCB Trowulan Jawa Timur. Penemuan artefak penting untuk meneliti situs. BPCB Jawa Timur akan memberikan kompensasi yang sesuai. Nilai kompensasi ditentukan dengan harga pasaran barang antik ditambah nilai sejarah. Serta memberikan penghargaan atas kejujuran dan itikad baik tak menjual ke kolektor.
Sedangkan koin kuno dari Cina juga bisa digunakan melacak perkiraan pada masa dan berapa umur koin. Koin yang diproduksi dinasti Song pada (960 – 1268) di Jawa tetap digunakan sampai era dinasti Yuan (1280-1368). “Meski di Cina kadaluwarsa, di sini menjadi alat tukar yang sah,” katanya.

Koin atau gobok atau kepeng ini digunakan sebagai alat tukar untuk uang pecahan atau recehan. Sedangkan mata uang yang dikeluarkan kerajaan Majapahit, misalnya, bernominal besar terbuat dari emas dan perak. Sehingga mata uang gobok menjadi popular di kalangan masyarakat umum.
“Sampai Cina sampai kehabisan uang kepeng. Peredaran berkurang sehingga melarang mengirim ke Jawa,” kata Wicaksono. Uang kepeng biasanya ditimbun di dalam guci. Selain analisis fisik juga akan diuji di laboratorium untuk menentukan usia artefak yang ditemukan.
Kepeng cukup banyak, katanya, sehingga tak terlalu signifikan untuk ditelusuri. Namun, temuan perhiasan emas kuno merupakan barang langka yang harus ditelusuri. Bagi warga yang mennjual secara illegal, BPCB Jawa Timur bekerjasama dengan polisi untuk meyelidik perkara tersebut. “Masyarakat dilarang untuk mencari artefak di cagar budaya. Bisa kena denda Rp 500 juta sampai Rp 1 miliar,” ujarnya.
Bagaimana Proyek Jalan Tol Pandaan-Malang
General
Manager Teknik PT Jasa Marga Pandaan-Malang M. Jajuli mengatakan proyek jalan tol di kilometer 37 dihentikan
sementara. Proses eskavasi tak berpengaruh secara signifikan terhadap
pelaksanaan proyek. Mengenai jalur yang bakal dibangun, menunggu rekomendasi
dari BPCB Trowulan Jawa Timur.
Jika situs tersebut penting bagi pengetahuan dan kebudayaan, ruas jalan tol akan digeser ke Timur mendekati sungai Amprong. Daerah aliran sungai Amprong akan diperkuat dengan konstruksi khusus. Di seksi lima ini, katanya, target pengerjaan sampai Juni 2019. Sejauh ini, katanya, sebelum pembangunan jalan tol Jasa Marga telah melakukan kajian analisis dampak lingkungan (amdal) lalu lintas, dan uji kelayakan.

Sedangkan kajian amdal social budaya, katanya, tak menjadi ketentuan. Sehingga tak dilakukan. Namun, jika dibutuhkan akan dikerjakan sesuai dengan mekanisme dan peraturan yang ada,
PT Jasamarga Pandaan-Malang tengah berkoordinasi dengan Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) dan BPCB setempat.
“Proses di titik lain tetap berjalan,” kata Direktur Utama PT Jasa Marga Pandaan-Malang, Agus Purnomo Pembebasan lahan mencapai 99 persen seangkan pekerjaan fisik jalan tol sepanjang 38 kilometer atau 85 persen.

Jalan, baca dan makan
[…] Situs Sekaran, Diperkirakan Bangunan Suci […]
[…] Situs Sekaran, Diperkirakan Bangunan Suci […]