
Terakota.id–Pulau Dewata memang memesona, ragam seni dan budaya terjadi di sana. Kita mengenal tari pendet, tari barong, tari kecak, tari topeng dan tari legong berasal dari Bali. Namun, ada sebuah sendratari yang tak kalah menariknya yakni Kebo Iwa. Sebuah kisah legenda di Pulau Bali. Untuk mengangkat kesenian sendratari ini Hotel Tugu Malang menggelar Indonesia Cultural Dining Series ke 37.
Sebuah agenda rutin saban bulan pada tanggal 15, sesuai siaran pers yang diterima Terakota.id. Hotel Tugu Malang berkolaborasi dengan Universitas Ma Chung mempersembahkan kesenian tari Bali Kebo Iwa di Sahara-Hotel Tugu Malang pukul 20.00-21.00 WIB, Sabtu 15 Desember 2018. Hotel Tugu Malang konsisten menggali, mengangkat dan melestarikan nilai seni budaya Nusantara. Menyediakan ruang bagi seniman untuk menggelar aktivitas dan berkreatisi.
Sendratari Kebo Iwa mengisahkan Pulau yang penuh keajaiban. Setiap bulan purnama dunia khayangan bersentuhan dengan dunia manusia. Sang purnama muncul pada puncaknya, pintu pembatas kedua dunia terbuka. Timbul keajaiban demi keajaiban .
Saat bulan purnama sepasang suami istri Niluh dan Made berdoa. Mereka memanjatkan doa berharap dikaruniai anak yang sehat, dan kuat. Seorang penyihir dari khayangan mendengar permintaan itu, berjanji dengan syarat memberikan persembahan dan pengorbanan. Niluh dan Made setuju.
Tak lama kemudian Niluh melahirkan seorang anak yang tumbuh berkembang sangat cepat bernama Kebo Iwa. Ia tumbuh cepat dan banyak makan. Pada bulan purnama berikutnya, Kebo Iwa tumbuh besar menjadi dewasa. Penyihir menagih janji Niluh dan Made. Penyihir akan mengambil nyawa Niluh sebagai bentuk pengorbanan. Namun, Made memohon kebaikan hati penyihir khayangan.
Seorang bidadari ditugaskan merawat Kebo Iwa hingga tumbuh kuat dan gagah. Memiliki kekuatan luar biasa, Kebo Iwa membantu penduduk desa membangun saluran irigasi sendirian. Sebagai gantinya, penduduk memberi makan banyak.
Saat musim kemarau datang, penduduk desa terbelah. Ada pihak yang setia memberi makan setiap hari sebaliknya ada yang menghawatirkan persediaan makanan desa. Saat bersamaan, Kebo Iwa dan bidadari saling jatuh cinta. Cinta terlarang antara makhluk khayangan dan manusia. Bidadari memilih melepas ikatan dengan dunia khayangan dan tinggal bersama Kebo Iwa di bumi.
Bidadari kehilangan keabadian dan kekuatan magis. Raja Kerajaan Bali mendengar kekuatan dan jasa Kebo Iwa membantu rakyat sekitar. Sang Raja pun menunjuk Kebo Iwa sebagai mahapatih Bali. Tak berapa lama Kerajaan Majapahit menjodohkan Kebo Iwa dengan putri Majapahit. Kebo Iwa menolak perjodohan itu.
Sehingga pasukan Majapahit menyerang Bali. Perang antara Majapahit dan Bali pecah, di tengah perang sang bidadari terbunuh. Peperangan berlangsung imbang. Kebo Iwa menyadari perang akan tetap berlangsung selama dia dan mahapatih Majapahit Gajah Mada hidup. Kebo Iwa menawarkan mengorbankan diri setelah kematiannya, tak akan ada pertumpahan darah lagi di tanah Bali.
Gajah Mada menerima tawaran dan berjanji meyatukan Bali dan Majapahir dalam perdamaian.Makhluk khayangan datang dan menjemput Kebo Iwa dan sang bidadari naik ke khayangan. Kebo Iwa kembali bersama sang bidadari. Sementara Kerajaan Bali dan Majapahit hidup berdampingan dalam damai selama beberapa generasi.

Jalan, baca dan makan