Selamatkan Sungai Brantas dari Sampah Plastik

Pelajar Sekolah Dasar mengenal bahaya sampah plastik sejak dini dalam pameran Selamatkan Brantas dari Sampah Plastik di Universitas Widyagama Malang. (Foto: Azis).
Iklan terakota

Terakota.ID—Sebuah instalasi seni terbuat dari tumpukan botol plastik bekas menghiasai halaman kampus 2 Universitas Widyagama Malang. Instalasi seni berbentuk lorong sepanjang empat meter, dengan lebar dan tinggi sekitar dua meter. Berisi sekitar 1.095 botol bekas minuman. Instalasi ini bagian dari dalam pameran dan kampanye lingkungan bertajuk “Brantas Xoxo: Selamatkan Brantas dari Sampah Plastik” yang diselenggarakan Universitas Widyagama Malang dan Ecoton.

“Agar kita merefleksikan diri, jika sehari menghabiskan air tiga botol selama setahun terakumulasi banyak,” kata koordinator pameran yang juga biro hukum Ecological Observation and Wetlands Conservation (Ecoton), Azis. Sehingga, pengunjung usai melihat pameran melakukan aksi nyata mulai dari diri sendiri dan mengajak orang lain untuk mengurangi memproduksi sampah plastik.

Lantaran plastik dibutuhkan waktu ratusan tahun agar hancur dan terutai dalam proses alamiah. Sementara sampah plastik juga bisa mencemari lingkungan termasuk mencemari air yang dikonsumsi. Untuk itu. Ecoton menghadirkan laboratorium di area pameran untuk memeriksa air yang dibawa pengunjung. Para pengunjung membawa contoh air dari sungai, sumber dan sumur untuk diperiksa melalui mikroskop yang dipindai dalam layar televisi.

Hasilnya, banyak contoh air yang dibawa pengunjung yang terpapar mikroplastik. Yakni remahan plastik yang terdegradasi akibat paparan sinar matahari sehingga mencemari sungai. Mikroplastik berukuran kurang dari lima milimeter. “Ini pemeriksaan cepat, dibutuhkan waktu dan metode yang tepat untuk meneliti kualitas air di Kota Malang,” kata Azis.

Pelajar mengambil foto aktivitas Ecoton di DAS Brantas dalam pameran Selamatkan Brantas dari Sampah Plastik di Universitas Widyagama Malang. (Foto: Azis).

Selanjutnya, pengunjung pameran diperlihatkan aktivitas Ecoton dalam menyelamatkan rumpun bambu yang “terjerat” sampah plastik di sungai. Serta kampanye bahaya sampah plastik dan popok sekali pakai yang membanjiri badan sungai di kawasan DAS Brantas. Juga aktivitas menguji kualitas air di sepanjang DAS Brantas.

Para pengunjung juga bisa membeli aneka kerajinan seperti tas, dan taplak yang terbuat dari sampah kemasan kopi. Pengunjung diajak untuk menghentikan meminum kopi sachet yang kemasannya berakhir di tempat sampah dan mencemari lingkungan. Aneka kerajinan ini menarik perhatian pengunjung, mereka mengamati dan membeli produk ramah lingkungan.

Selain itu, Ecoton juga menyediakan sampo, sabun cuci, dan sabun cair isi ulang. Sehingga pengunjung bisa membawa wadah sendiri dan membeli produk kebutuhan sehari-hari asal membawa wadah sendiri. Terakhir, pengunjung diminta menulis masalah dan harapan atas persoalan sampah yang akan disampaikan ke Pemerintah Kota Malang.

Cotoh air yang dibawa pengunjung diuji melalui mikroskop untuk mengetahui apakah air mendang mikrosplastik dalam pameran Selamatkan Brantas dari Sampah Plastik di Universitas Widyagama Malang. (Foto: Azis).

Dekan Fakultas Hukum Universitas Widyagama Malang, Purnawan D Negara menyampaikan pamean ini menjadi edukasi bagi masyarakat Malang untuk mengurangi sampah plastik sejak dini. Lantaran sampah plastik telah mengkhawatirkan, mencemari sumber air. Sifatnya mudah mengikat senyawa polutan yang berbahaya jika masuk kedalam tubuh manusia.

“Dampaknya dirasakan puluhan tahun. Bisa menyebabkan kanker dan penyakit berbahaya lainnya,” ujar Purnawan. Ia juga mengundang siswa Sekolah Dasar agar mengubah perilaku dan menghentikan penggunaan plastik sekali pakai sejak dini.

 

Tinggalkan Komentar

Silakan tulis komentar anda
Silakan tulis nama anda di sini