
Terakota.id-–Menangis rasanya hati ini membaca kabar Kak Azis Franklin Suprianto, sang seniman multitalenta, telah pergi meninggalkan kita menuju alam keabadian. Akibat sakit kanker stadium akhir yang dideritanya.
Tak terasa telah beberapa tahun lamanya kami tak berjumpa darat, hanya saling like, saling sapa, dan saling berkomentar di postingan-postingan facebook. Serta sesekali berkirim whatsapp, karena saya tak lagi berdomisili di Malang. Kemudian berpindah-pindah dari Malang, Banyuwangi, Kabupaten Tegal, dan sekarang menetap di Medan.
Saya bersaksi, Mas Azis, demikian saya biasa menyapanya, beliau adalah orang baik, sosok seniman yang tulus ikhlas, dan ringan tangan. Men-support siapapun kawan-kawan yang sedang punya gawe. Saya yakin semua rekan-rekan seniman dan aktivis di kota Malang pasti mengamini pernyataan saya.
Saya pun tak ingat, kapan pertama kali saya mengenal Kak Azis, yang jelas telah belasan tahun kami saling kenal. Dan telah puluhan kali Kak Azis terlibat dalam berbagai kegiatan bersama saya. Termasuk dalam kegiatan yang saya organize bersama sahabat-sahabat yang lain.
Mulai dari bermacam-macam kegiatan edukasi dan entertainment di kafe Warung Kelir, aktivitas bakti sosial bencana letusan Gunung Kelud. Kegiatan-kegiatan pelatihan dan motivasi, sampai men-support beberapa kegiatan pengembangan desa-desa yang kami dampingi di Banyuwangi.

Sepanjang saya mengenal Kak Azis, Beliau selalu membawa atmosfer positif, tak pernah sekalipun Kak Azis menunjukkan sikap negatif. Tak pernah menjelekkan orang lain, tak pernah terlihat marah, tak pernah “sambat,” Namun selalu hadir dengan wajah “sumringah” lengkap dengan senyumnya yang meneduhkan. Dengan cerdik ia bisa menyembunyikan rasa lelah maupun beratnya beban kehidupan, sekaligus membungkusnya dengan suasana positif dan gembira.
Ini bukannya melebih-lebihkan, tapi memang seperti itulah demikian adanya. Dan saya yakin seyakin-yakinnya kawan-kawan seniman di kota Malang atau siapapun yang mengenal Kak Azis pasti sangat menyetujui pernyataan saya.
Saya sebetulnya “iri” pada spirit Kak Azis, yang jika boleh saya menyimpulkan, orientasinya dalam berinteraksi dengan orang lain adalah bagaimana menyenangkan orang lain. Kak Aziz bisa demikian cairnya dalam berkomunikasi dengan siapa saja, baik kepada yang lebih tua, maupun kepada anak-anak.
Serta membuat semua orang tersenyum bahkan terbahak-bahak. Dengan menghadirkan aneka sulap, dongeng, boneka anak, permainan musik, akting teater, kreativitas barang bekas, wayang suket, wayang kertas bekas, hipnotis, dan pantomim-nya yang jenaka.
Saya merasa beruntung pernah menuliskan profil Kak Aziz yang saya posting di Facebook menjelang sebuah acara di Kampung Temenggungan Banyuwangi pada tanggal 11 Desember 2015. Di mana Kak Azis terlibat untuk mensupport acara tersebut. Inilah sebagian profil Beliau yang pernah saya tulis:
Sekilas tentang Kak Azis Franklin
Kak Azis Franklin adalah seorang seniman multi talenta. Pria kelahiran Malang, 15 Februari 1966 ini memiliki banyak bakat dan keahlian, seperti bermain musik, seni teater, pantomim, monolog, berpuisi, mendalang, hypnotis, bermain sulap, mendongeng, melukis, membuat kreasi dari bahan limbah, dan lain-lain.
Dengan berbagai bakat dan keahlian yang unik tersebut, Kak Azis yg memiliki nama asli Azis Suprianto ini, banyak mengaplikasikannya untuk pengembangan pikiran, mental, karakter, dan kreatifitas anak. Seperti melalui kegiatan pemanfaatan kembali limbah untuk pengembangan kreatifitas anak. Juga pengembangan metode dongeng untuk memotivasi anak agar mau belajar, hipnotis untuk memotivasi anak menjelang ujian sekolah.
Menggelar pertunjukan boneka untuk menghibur dan menanamkan nilai-nilai edukasi keluarga. Melatih teater anak untuk pengembangan karakter anak. Sampai program trauma healing untuk kejadian bencana alam.
Pada beberapa peristiwa bencana alam yang cukup besar seperti gempa di Padang (2009), banjir di Tulungagung, gunung Kelud yang meletus (tahun 1990 dan 2014). Kak Azis tergerak untuk menerapkan berbagai bakat dan keahliannya sebagai sarana trauma healing bagi keluarga korban bencana. Terutama anak-anak, menjadi relawan, menghibur, memberi motivasi, dan menghilangkan trauma dengan hipnotis.
Seringkali itu semua dilakukannya atas inisiatif pribadi secara mandiri tanpa dana ataupun dukungan dari pihak lain. Berkeliling dari desa ke desa, dari kecamatan ke kecamatan, menggunakan vespa tuanya.

Dalam aktifitas berkesenian, Kak Azis memiliki dasar yang kuat dalam bidang seni teater. Ia pernah mengenyam pendidikan Sekolah Drama Film di Surabaya (sekarang sekolahnya sudah bubar). Ia menempuh pendidikan selama setahun, dan dibiayainya dari hasil ngamen bermusik dari terminal ke terminal, dari kampung ke kampung.
Dari dasar seni drama itulah, Kak Azis akhirnya direkrut diajak bergabung dalam komunitas Teater Keliling. Bersama Teater Keliling ini Kak Azis berkesempatan mengeksplorasi berbagai minat dan bakatnya. Dalam seni peran, seni gerak, pantomim, musik, sulap, dan lain-lain.
Beberapa rangkaian pentas Kak Azis bersama Teater Keliling:
- Pada1990-1995:
selama lima tahun melakukan pementasan keling Indonesia, hampir ke seluruh propinsi di Indonesia, khususnya ke pelosok-pelosok dan pedalaman Papua, Kalimantan, Sulawesi, Sumatra, Jawa.
- Tahun 1993:
Kuala Lumpur, Johor, Selangor, Kelantan (Malaysia) – kegiatan workshop & pementasan teater dan seni pertunjukan di kampus-kampus Malaysia
- Tahun 1996:
Pementasan di kota Pattani dan Bangkok (Thailand)
+ Pentas di beberapa kampus
+ diundang pentas di depan ratu Thailand Sirikit Kiriyakara, dalam rangka Ulang tahun Raja Thailand Bhumibol Adulyadej
- Tahun 1996:
+ Lahore Pakistan – Festival Teater Internasional
+ Islamabad Pakistan – pentas di Kedubes Indonesia di Pakistan
+ Sarawak dan Kuching (Malaysia) – pentas dan workshop di beberapa kampus
- Tahun 2003:
+ Bussan, Korea Utara – Festival Teater Sun from East
+ Cairo, Mesir – Festival Teater Internasional
- Oktober-November 2015:
+ Pentas di Das International Theatre, Frankfurt (Jerman)
+ pentas di Pumpe Theatre, Berlin (Jerman)
undangan dari Gothe Universitat Am Main Frankfurt
Kak Azis saat ini selalu memantau informasi perkembangan berbagai potensi yang dikembangkan di kelurahan Temenggungan melalui sosial media. Ia sangat ingin berkolaborasi bersama adik-adik Banyuwangi Putra Junior dan para seniman seniornya. Serta ingin ikut support, berbagi, dan urun rembug dalam pengembangan berbagai potensi seni dan budaya yg terdapat di kelurahan Temenggungan.
Tunggu kehadiran Kak Azis, dan saksikan kolaborasi kesenian antara grup Banyuwangi Putra Junior dan Senior bersama Kak Azis Franklin, pada hari Sabtu, 12 Desember 2015, mulai jam 19.00. Pada acara Ritual Perasan (musik kolaborasi dan diskusi), dan di hari Minggu, 13 Desember 2015, mulai jam 07.30 WIB. Pada acara Pasar Minggu (sulap, dongeng, boneka anak, hypnoterapi, musik kolaborasi, workshop pembuatan wayang dari kertas bekas), yang kesemua kegiatan tersebut berlokasi di Kelurahan Temenggungan Banyuwangi.
Dilaksanakan sebagai persiapan menuju Festival Kampung Temenggungan 2016. Menjadi bagian dari pembentukan kampung wisata, kampung budaya, dan kampung heritage, dalam rangkaian program besar mewujudkan Kampong Wisata Temenggungan (KAWITAN).
Sayangnya pasca kegiatan di akhir tahun 2015 tersebut saya belum sempat menuliskan lagi update tentang profil seniman rendah hati. Senantiasa dinamis, penuh karya dan kreativitas baru ini. Namun saya pantau Beliau cukup aktif dalam mengupdate dokumentasi video kegiatan dan karya-karyanya di YouTube maupun di Facebook.
Link video-video YouTube Kak Azis:
https://www.youtube.com/c/kakAzisFranklin/videos
Link video-video Facebook Kak Azis:
https://www.facebook.com/kakazis.suprianto/videos_by
Link Instagram Kak Azis:
https://www.instagram.com/kakazisfranklin/
Link Facebook Kak Azis:
https://www.facebook.com/kakazis.suprianto
Kak Azis memposting video terakhirnya di YouTube pada tanggal 26 Januari 2021, sekitar 3 minggu yang lalu. Video lagu berjudul “Banjir Datang”. Sudah bertahun-tahun tema lingkungan hidup memang menjadi salah satu fokus karya-karya Kak Azis. Sering mengangkat warna musik etnik Kalimantan melalui petikan dawai sapek yang dibuatnya sendiri. Sesekali dipadukannya dengan nada-nada pentatonik Jawa.
Postingan terakhir Kak Azis di Facebook yaitu pada tanggal 8 Februari 2021 jam 11.30 WIB menawarkan menjual kendang jaipong satu set masih baru. Dijual karena BU (butuh uang), lengkap dengan video permainan kendang. Tapi tak terlihat wajah pemain kendangnya, apakah itu beliau sendiri atau bukan?
Pada 12 Februari 2021, di Facebook Kak Azis masih sempat menuliskan komentar mengucapkan terima kasih kepada salah seorang seniman senior Jawa Timur yang mendoakannya agar lekas sembuh. Di-posting di dinding Facebook Kak Azis. Pada hari itulah Kak Azis dilarikan ke Rumah Sakit Lavalette.
Setelah itu Kak Azis tak lagi memposting apapun di Facebook-nya. Termasuk ketika banyak kiriman ucapan selamat ulang tahun beserta doa-doa semoga lekas sembuh membanjiri dinding Facebooknya pada hari Senin 15 Februari 2021. Saat ulang tahunnya yang ke-55.
Pada 19 Februari 2021, empat hari setelah Kak Aziz berulang tahun, dinding Facebook-nya kembali dibanjiri ucapan-ucapan dari sahabat-sahabatnya. Ucapan duka cita, selamat jalan, RIP dan sejenisnya. Ungkapan-ungkapan kehilangan dari mereka-mereka yang mengenal sosok seniman multi talenta baik hati dan tulus ikhlas ini.
Kini Kak Azis telah tenang abadi beristirahat di alam seberang sana. Walaupun kita semua merasa kehilangan dan berduka, tapi saya yakin Kak Azis tetap tersenyum dengan senyuman khasnya yang meneduhkan. Dan saya yakin, pemikiran serta sikap positifnya, dan ketulusikhlasan Kak Azis akan tercatat dengan tinta emas di semesta. Dan semoga menjadi tauladan serta inspirasi bagi kita semua.
Mengenang sosok Kak Azis, membuat kita teringat kata-kata bijak dari Gus Dur, presiden keempat kita, “Kalau kamu bisa melakukan sesuatu yang baik untuk semua manusia, maka orang tidak pernah bertanya apa agamamu”.
Itulah Kak Azis. Ia bisa hadir di berbagai ruang, mulai acara anak-anak sampai kegiatan lansia, dari sudut kampung sampai gemerlapnya kafe. Dari aktivitas bakti sosial sampai panggung entertainment, dari halaman gereja sampai pondok pesantren. Warna Kak Azis selalu membahagiakan siapa pun, di semua kamar di mana ia berada.
Selamat jalan Kak Yohanes Azis Suprianto. Terima kasih telah menjalankan peranmu sebagai contoh positif, dan telah mewarnai atmosfer kesenian kota Malang dengan warna-warni kreativitas yang indah sangat.
RIP…
Pegiat literasi, aktivis lingkungan dan ekowisata, tinggal di Medan

Merawat Tradisi Menebar Inspirasi