Sekolah dan Madrasah di Kabupaten Mengembangkan Pendidikan Inklusi

Kepala sekolah dan guru peserta program pendidikan inklusi mengikuti kunjungan belajar di MIT Ar-Roihan Lawang. (Foto: MIT Ar-Roihan).
Iklan terakota

Terakota.ID-Sebanyak 17 Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah di kawasan pedesaan Malang Selatan merintis dan mengembangkan pendidikan inklusi. Program pengembangan pendidikan Inklusi bekerjasama dengan Education Quality Improvement Consortium (EQUIC),  sebuah lembaga non profit untuk meningkatkan mutu pendidikan pedesaan.

Pelatihan dilaksanakan pada 4-7 Maret 2024. Pelatihan diberikan kepada kepala sekolah dan madrasah dan guru kelas 1. Tujuannya untuk memperkuat kepedulian dan pengetahuan tentang dasar-dasar pengembangan pendidikan inklusi.

“Pembelajaran di ruang kelas dan manajemen tingkat sekolah/madrasah,” kata Program Manager EQUIC Edi Susanto dalam siaran pers yang diterima Terakota.ID. Peserta juga mengikuti kunjungan belajar ke Madrasah Ibtidaiyah Terpadu (MIT) Ar-Roihan Lawang yang telah menerapkan pendidikan inklusi. Program dilakukan secara swadaya bersama antara EQUIC dengan sekolah. Program berlangsung selama dua tahun hingga 2026.

Program pengembangan pendidikan inklusi bertujuan memfasilitasi sekolah/madrasah pedesaan di Kabupaten Malang agar mampu memberikan layanan pendidikan efektif dan menyenangkan kepada semua anak dengan berbagai kondisi dan latar belakang. Secara khusus, program akan membantu 17 sekolah/ madrasah pedesaan di Kabupaten Malang dalam pembelajaran inklusif dan manajemen yang inklusif.

Program pengembangan pendidikan Inklusi ini akan bersinergi dengan program pemerintah dan pemerintah kabupaten dalam pengembangan pendidikan inklusi. Program dilakukan secara swadaya, EQUIC dan sekolah/madrasah, menjalin kemitraan untuk manfaat bersama.

EQUIC menyediakan sarana pelatihan, konsumsi, fasilitator/pelatih, dan akomodasi. Serta bagian dari paket pelatihan berupa kunjungan belajar ke sekolah/madrasah dan kunjungan pendampingan program, dan kegiatan berbasis daring. EQUIC membuka ruang kerjasama kepada para pihak untuk pelaksanaan dan pengembangan program ini. Kerjasama dilakukan bersama EQUIC maupun langsung kepada sekolah/madrasah.

Sedangkan pelatihan kedua untuk mengembangkan pengetahuan dan kecakapan teknis guru untuk merencanakan dan menerapkan pendidikan Inklusi. Pelatihan diawali dengan memantau praktik pendidikan di setiap sekolah. Hasil penilaian dini digunakan untuk rencana pelaksanaan pembelajaran dan rencana program/anggaran sekolah.

Selama pelatihan dilengkapi pendampingan yang diberikan kepada guru dan kepala sekolah/madrasah. Pendampingan dilakukan selama fase implementasi program. Seluruh praktik tantangan implementasi dibahas dan berikan solusi yang praktis sesuai kondisi anak, guru, dan kemampuan sekolah. Program pendidikan inklusi sesuai Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 48/2023 dan Peraturan Menteri Agama Nomor 1/2024 tekait akomodasi yang layak untuk pendidikan anak disabilitas.

Pakar Pendidikan Inklusi Universitas Negeri Malang Ahsan Ramadhan memberikan pemaparan dalam sesi pengantar pendidikan inklusi pada Pelatihan 1. (Foto: EQUIC).

Kepala Bidang Sekolah Dasar, Dinas Pendidikan Kabupaten Malang Kamilin saat membuka pelatihan menuturkan Dinas Pendidikan akan memetakan jumlah anak berkebutuhan khusus dan sekolah yang siap melaksanakan pendidikan inklusi. Serta mendata jumlah kebutuhan guru pendamping khusus.  “Dinas Pendidikan Kabupaten Malang telah mendata sasaran pendidikan inklusi,” ujarnya.

Sedangkan, Seksi Pendidikan Madrasah Kantor Kementerian Agama Kabupaten Malang Suib menyebutkan Kementerian Agama tengah meluncurkan berbagai program dukungan afirmatif untuk madrasah dan kelompok kerja guru inklusif. “Program ini turut mendukung pendidikan inklusi,” ujarnya.

EQUIC merupakan lembaga non profit yang bergerak meningkatkan mutu pendidikan pedesaan. Pada 2020-2023, EQUIC menjalankan Program Organisasi Penggerak (POP) dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk bidang literasi jenjang SD dan dan bidang numerasi jenjang SMP di pedesaan Kebupaten Malang. Program bidang literasi SD menyasar 20 sekolah dengan 80 anak yang diidentifikasi berkebutuhan khusus dalam pendidikannya. Namun, program tidak secara khusus untuk pengembangan pendidikan inklusif. Sehingga kedelapanpuluh anak tidak tertangani secara khusus.

EQUIC berkomitmen mengembangkan hasil dan praktik program tersebut dengan pola pendekatan menyebarluaskan (scale-out), mengadvokasi ke pengambil kebijakan dan masyarakat luas (scale-up), dan memperdalam (scale-deep) hasil dan praktik baik program. Secara khusus, EQUIC akan memperdalam hasil dan praktik baik bidang literasi yang manfaatnya dapat diterima dan dinikmati semua peserta didik. Pengembangan pendidikan inkusi menjadi pilihan strategis EQUIC untuk memastikan semua anak dapat belajar secara efektif dan menyenangkan.