Sebanyak 1100 pohon terlilit sampah plastik di sungai Ciliwung. Fakta ini ditemukan tim ekspedisi sungai Nusantara bersama Ciliwung institut dalam Ekspedisi Ciliwung 13 Juni 2022. (Foto: Ecoton).
Iklan terakota

Terakota.ID-Sebanyak 1100 pohon terlilit sampah plastik di sungai Ciliwung. Fakta ini ditemukan tim ekspedisi sungai Nusantara bersama Ciliwung institut dalam Ekspedisi Ciliwung 13 Juni 2022. Dimulai dari jembatan TB Simatupang hingga Padepokan Ciliwung Condet, Pangkalan Ki Botak Condet.

“Sepanjang menyusuri Ciliwung kami menemukan sekitar 1100 vegetasi sisi kanan dan kiri bantaran Ciliwung terlilit sampah plastik. Seperti tas kresek dan sachet,” kata koordinator susur sungai Ciliwung, Alaika Rahmatullah dalam siaran pers yang diterima Terakota.ID.

Produsen dituntut bertanggungjawab atas sampah yang dihasilkan. (Foto: Ecoton).

Alumni Biologi Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang ini menjelaskan jika sampah plastik dan sachet yang melilit pohon menjadi sumber mikroplastik yang mencemari sungai. Selain itu, juga dilakukan brand audit atau audit merek. Hasilnya, menemukan sampah kemasan plastik sekali pakai merek Unilever paling banyak ditemukan.

“Dari 600 sachet, Unilever paling banyak disusul Wings dan Indofood,” kata koordinator kampanye Ecoton, Daru Setyorini.

Daru menjelaskan sampah sachet merupakan sampah jenis residu yang tidak bisa didaurulang. Sehingga mencemari lingkungan. Sehingga, mereka menuntut produsen untuk bertanggungjawab atas sampah yang dihasilkan. “Unilever, Wings dan Indofood harus bertanggungjawab membersihkan sampah sachet yang mencemari sungai,” kata Daru Setyorini.

Ekspedisi Ciliwung juga dilakukan brand audit atau audit merek. (Foto: Ecoton).

Secara fisik, katanya, sampah plastik sachet terfragmentasi menjadi serpihan plastik kecil yang disebut mikroplastik. Mikroplastik banyak teridentifikasi di lingkungan, bahkan organisme yang hidup di sungai seperti ikan, udang, dan sebagainya. Beberapa polimer yang telah berhasil teridentifikasi pada mikroplastik salah satunya adalah polimer Ethylene vinyl Alcohol (EVOH) yang digunakan pada lapisan sachet.

Secara kimia, sampah plastik sachet mengandung senyawa kimia berbahaya. Diantaranya plasticizer yang teridentifikasi oleh peneliti sebagai senyawa pengganggu hormon termasuk BPA dan Phthalates. Tidak hanya itu, plastik sachet yang dibakar mengandung senyawa toksikan dioksin yang dapat mengganggu sistem pernapasan pada manusia. Bahkan memicu terjadinya kanker.