Terakota.id—Pandemi Coid-19 memukul sektor pariwisata di Kota Malang. Termasuk kunjungan wisata ke kampung tematik yang tersebar di Kota Malang. Hampir selama enam bulan terakhir, wisata kampung di Kota Malang lumpuh total. Tak ada kunjungan wisata sejak sampar mulai Maret 2020.
Untuk itu, Forum Komunikasi Kelompok Sadar Wisata (Forkom Pokdarwis) meluncurkan sebanyak 15 agenda yang dilangsungkan selama sebulan ini. Peluncuran even dilangsungkan di Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pengelolaan Pemakaman Umum Sukun atau dikenal dengan Kuburan Londo, Sabtu 3 Oktober 2020.
Peluncuran dihadiri Wali Kota Malang Sutiaji. Sekaligus bersamaan dengan festival batik Sukun. Batik Sukun unik karena motif menggunakan unsur dari pohon sukun. Wali Kota Malang mengapresiasi batik yang diproduksi warga Sukun tersebut. “Harus terus dikembangkan agar bisa menjadi batik berciri khas Malang,” katanya.
Sehingga diharapkan bisa memberi nilai tambah bagi warga Sukun. Batik Sukun yang dihasilkan, katanya, luar biasa.
Sementara Kepala Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga, Ida Ayu Made Wahyuni menyampaikan pesan agar even yang diselenggarakan tetap mematuhi protokol kesehatan. Tak sekadar meluncurkan even, namun harus memperhatikan potensi kerumunan yang bisa menyebarkan Covid-19.
“Ini memberikan dorongan motivasi agar bersemangat membangun kampung wisata. Syukur jika bisa diselenggarakan terobosan virtual even,” katanya.
Kelimabelas even festival kampung tematik antara lain Festival Batik Sukun, Festival Mbalik Mbatik Nang Sukun, Kampung Terapi Hijau, Geliat Seni Warna Warni, Kampung Warna Warni Jodipan, Festival keramik Dinoyo, Kampung Wisata Keramik Dinoyo, Gugur gunung Bhumi Tridi, Kampung Tridi, Rumat Ramut Pesarean Ki Ageng Gribig, Festival kampung putih, Rijig Rijig Kampoeng Fest, Festival kamulyan, Jenggirat fest, Festival Lampion, Urbang Farming Festival, Festival Dolanan, Tumpengan Kajoetangan, Festival Panawijen Djaman Biyen.
Jalan, baca dan makan