Terakota.id–Apakah kesenian ludruk punah ditelan zaman? Peneliti ludruk, Profesor Henri Supriyanto dan para pelaku seni ludruk dari kelompok Kendo Kenceng menjawabnya dalam diskusi yang diselenggarakan Terakota.idJumat, 25 September 2017.
Henri mengkaji ludruk dalam disertasinya memaparkan ludruk sudah tak digandrungi lagi dan kalah dengan tontonan televisi. “Orang tak mau lagi nonton. TV itu seni masuk rumah, ludruk masyarakat keluar rumah”, ujar Henri yang malam itu mengenakan setelan batik.
Agar ludruk tetap diminati perlu penyesuaian dalam seni pertunjukan. Jika ludruk tampil di televisi perlu diperhatikan durasi pementasan. Sebuah pementasan ludruk butuh waktu panjang, sementara pementasan di televisi maksimal dua jam.