Terakota.id—Apakah resolusi Anda tahun depan? Jika salah satunya ingin hidup lebih sehat, Anda bisa memasukkan agenda travelling ke hutan sebagai kegiatan untuk mencapai resolusi tersebut. Lantaran berdasarkan banyak penelitian, hutan bisa meningkatkan kesejahteraan manusia secara menyeluruh.
Strategic Partnership Manager Yayasan Alam Sehat Lestari (ASRI), Evita Izza Dwiyanti menjelaskan manusia tidak bisa hidup tanpa hutan. Sehingga manusia perlu sadar agar terhubung kembali dengan hutan. “Jika kita melakukan kegiatan bisnis seperti biasa, tanpa memperhatikan environmental value, kelestarian hutan akan sulit tercapai. Maka, investasi pada alam harus dilakukan sesegera mungkin,” katanya.
Dalam rangka membangun hubungan dengan hutan, bagaimana Anda mulai merancang jadwal berpetualang ke hutan? Ada banyak benefit yang bisa didapatkan dari acara jalan-jalan ke hutan. Inilah lima benefit yang bisa dihasilkan:
Berinteraksi dengan Satwa Liar
Putri Indonesia 2010, Nadine Alexandra baru pertama kali kehutan dan mendapat pengalaman menarik. Melihat orangutan langsung di habitat alaminya. Menurut Nadine, berbeda saat mengamati orangutan di hutan dan di kandang kebun binatang.
“Jika di kebun binatang kita merasa aman karena orangutan berada dalam kurungan. Tempat tinggalnya masih di lingkungan manusia. Tapi, ketika berhadapan dengan penghuni hutan langsung di habitatnya, aku sangat menyadari aku harus menunjukkan sikap respek,” kata Nadine.
Respek yang dimaksud Nadine adalah kita berada di lingkungan mereka dan harus menghargai batasan. Misalnya, tidak boleh berisik dan teriak-teriak. Lantaran, ketika melihat manusia, satwa liar tersebut masih belum bisa menentukan apakah manusia di depannya itu ancaman atau teman. Karena itu, ketika berada dekat mereka. Kita harus menjaga keheningan sebagai tanda kita menghargai mereka menghargai ruang mereka.
“Ini pengalaman berinteraksi yang luar biasa mengagumkan dan terasa dalam,” katanya. Bukan interaksi dalam pengertian bisa menyentuh atau memberi makan, melainkan melihat mereka berperilaku normal di habitatnya. Tanpa menghiraukan keberadaan manusia.
Sementara Evita menjelaskan saat mengikuti jungle trek di hutan-hutan Kalimantan Barat, dan kalau sedang beruntung, Anda bisa melihat satwa yang dilindungi dari kejauhan. Termasuk orangutan dan owa. Apalagi, saat musim buah. “Di Taman Nasional Gunung Palung, traveller bisa mengamati burung-burung eksotis melalui teropong,” katanya.
Mengasah Jiwa Petualang
Di kawasan Kalimantan Barat, bahkan di satu kawasan taman nasional, Anda bisa menemukan berbagai macam tipe ekosistem hutan. Mulai hutan mangrove, hutan gambut, hutan dataran rendah, hingga hutan pegunungan. Hutan di sana, katanya, menawarkan berbagai macam aktivitas. Mulai dari yang ringan hingga yang ekstrem. Traveller juga bisa menemukan berbagai flora yang menarik, termasuk pohon yang diameternya hingga bermeter-meter.
Evita bercerita, Kalimantan Barat memiliki empat taman nasional. Dua di antaranya merupakan tempat ASRI bekerja untuk melestarikan hutan bersama pemerintah. Yakni Taman Nasional Gunung Palung (TNGP) dan Taman Nasional Bukit Baka Bukit Raya.
Keduanya memberi kesempatan menjelajah hutan kepada traveller dengan keterampilan lapangan yang masih rendah hingga yang sudah tinggi. Misalnya, untuk traveler yang belum terampil trekking di hutan bisa memilih area hutan dataran rendah yang medannya cenderung mudah.
“Di TNGP ada wisata Lubuk Baji dan Batu Bulan. Jalur trekking-nya tergolong mudah hingga medium,” kata Evita. Ia menjelaskan aktivitas yang ditawarkan adalah jungle trek. Jika trekking ke Lubuk Baji, traveller akan menemukan air terjun yang sangat alami. Air yang segar dan bisa langsung diminum.
Selain itu, hutan Kalimantan juga dihuni masyarakat adat Dayak dan Melayu yang tinggal di sekitarnya. Sehingga memungkinkan Anda mempelajari keragaman budaya Dayak dan Melayu. Keduanya memiliki budaya berbeda yang menarik dipelajari. Hutan ini juga menjadi tempat yang menarik untuk bermacam kegiatan, mulai fotografi, petualangan, bird watching, dan menyelami budaya setempat.
Ikut Sehatkan Bumi
Evita menegaskan manusia seharusnya hidup selaras dan harmonis dengan alam. Manusia tidak bisa hidup sehat tanpa alam yang sehat. Ketika alam sakit, katanya, maka manusia juga pasti terdampak. Contohnya, ketika pohon di hutan ditebang akan menyebabkan musibah banjir dan longsor. Termasuk ancaman berbagai macam penyakit.
Nadine menuturkan dari pengalaman masuk ke dalam hutan, ia mendapat pelajaran berharga. Bahwa kesehatan manusia terkait erat dengan kesehatan bumi. Nadi menuturkan jika penjelasan itu diperoleh dari salah satu pendiri ASRI Kinari Webb. Menurutnya orang Indonesia menyukai makanan gorengan. Padahal mengonsumsi makanan gorengan berlebihan tidak sehat bagi tubuh.
Sedangkan secara bersamaan, sering makan gorengan maka minyak goreng yang terbuat dari kelapa sawit akan terus diproduksi. “Artinya, lahan hutan akan terus dibuka untuk perkebunan kelapa sawit demi memenuhi tuntutan manusia. Kalau mengurangi makan gorengan, tubuh kita sehat, hutan sehat, bumi juga sehat,” kata Nadine menirukan penjelasan Kinari.
Melihat pentingnya hutan bagi kesehatan, kelestarian hutan perlu terus dijaga. Jika ingin berkontribusi, Anda bisa ikut program Adopsi Bibit yang ditawarkan sejumlah lembaga, termasuk ASRI. Program The Guardian Tree memungkinkan Anda memberi hadiah istimewa bagi teman.
Dengan program ini, Anda membeli bibit pohon yang kemudian ditanam dan dirawat di dalam hutan. Harapannya, bayi dan bibit akan tumbuh bersama dan sama-sama memberi manfaat bagi semesta.
Meningkatkan Kesehatan Fisik
Hutan tak pernah berhenti menyediakan oksigen, yang menjadi faktor penting dalam keberlangsungan hidup manusia. Ketika kita tidak menjaga hutan hingga kemudian terjadi kebakaran, manusia yang hidup di sekitarnya pasti merugi. Mereka tidak bisa mendapatkan bahan makanan gratis dari hutan. Bahkan, orang yang hidup jauh dari lokasi kebakaran pun akan terdampak. Misalnya mengalami gangguan kesehatan paru-paru.
“Kita bisa belajar banyak dari pandemi Covid-19 sekarang ini, yang diawali dari ketidakseimbangan manusia dengan alam liar, termasuk wildlife,” kata Evita. Pandemi memberi pesan bahwa planet ini sedang sakit. Kalau kita tidak menjaga kelestarian hutan sekarang juga, di masa depan akan lebih banyak pandemi yang mungkin terjadi.
Banyak studi menunjukkan bahwa bermain ke hutan akan membantu memperbaiki kondisi kesehatan. Antara lain menormalkan tekanan darah, memperbaiki metabolisme, menurunkan tingkat gula darah, juga meningkatkan sistem kekebalan tubuh.
Demi Kesehatan Mental
Bagi Nadine yang tinggal di hutan beton Jakarta, main ke hutan menjadi sebuah proses recharge yang membuatnya kembali segar. Ia merasakan, kehidupan mentalnya terpengaruh kondisi perkotaan, termasuk polusi udara dan polusi suara. Pikirannya menjadi cepat penat.
“Ketika ke hutan, kebisingan kota itu digantikan dengan suara serangga, suara hujan, suara angin. Aku bisa merasakan perbedaan besar dalam pikiranku. Hanya dengan menghabiskan waktu selama beberapa hari di hutan, aku seperti baru di-recharge. Aku merasakan sendiri hutan bisa membantu memulihkan kondisi mental,” katanya.
Saat berada di kota, bagi Nadine, semua terlihat penting, sehingga dia jadi stres. Namun, di belantara hutan ia justru bisa menyadari hal yang benar-benar penting dalam hidup. Inilah kenapa dia berharap bisa mengajak teman-temannya agar mereka merasakan hal yang sama.
Nadine memang tidak berlebihan. Menurut Evita, forest bathing mampu menghilangkan stres. Forest bathing, yaitu memanfaatkan seluruh panca indra saat berada di hutan, bisa membantu menghilangkan stres.
“Ini membuktikan bahwa kita tidak bisa hidup tanpa hutan yang lestari. Stres yang mereda juga menunjukkan bahwa ketika kita kembali ke alam, kita merasa seperti pulang ke rumah dan merasa nyaman,” kata Evita.
Jalan, baca dan makan