
Terakota.ID—Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Negeri Malang (UM) menyelenggarakan pelatihan literasi digital kepada Tim Penggerak PKK di Desa Sumbersekar, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang pada Ahad, 6 Agustus 2023. Pelatihan bertema “Peningkatan Kemampuan Literasi TP-PKK Sebagai Upaya Pencegahan dari Terpaan Informasi Palsu Menjelang Tahun Politik 2024”.
Pelatihan menghadirkan dua dosen Ilmu Komunikasi UM Prita Prabawangi dan Megasari Noer Fatanti. Tujuannya untuk mencegah kabar bohong atau hoaks menjelang Pemilu 2024. Prita Prabawangi menjelaskan tujuh jenis hoaks diaantaranya, konten satir, konten menyesatkan, konten fabrikasi, konteks palsu, dan konten manupulasi.
“Hoaks merupakan informasi rekayasa yang sengaja dilakukan untuk memanipulasi informasi yang sebenarnya,” katanya dalam siaran pers yang diterima Terakota.ID.
Prita menyampaikan maraknya informasi palsu yang beredar di media sosial disebabkan rendahnya literasi digital. Serta minimnya kemampuan warganet mengidentifikasi informasi. Prita memberikan tips bagi ibu rumah tangga dalam menghadapi anggota keluarga atau orang-orang terdekat mereka yang menyebarkan hoaks.
“Saya sarankan ibu-ibu meneegur, dan menggunakan kata positif dan nada yang mendukung,” katanya. Selain itu, mengirimkan pesan secara pribadi dengan sopan, memberikan kisah pribadi saat kita percaya informasi palsu dapat memberikan dampak positif bagi orang yang kita tegur.
Sementara, Megasari Noer Fatanti membagikan tips bagi anggota Tim Penggerak PKK agar tidak mudah terjebak dengan hoaks. Yakni dengan mengidentifikasi informasi menggunakan Google Image dan aplikasi TurnBackHoax yang dikeluarkan Mafindo.
“Tidak semua informasi yang beredar itu benar dan dapat dipercaya. Sehingga kita perlu menganalisis dan memilah informasi melalui situs media yang kredibel,” katanya. Yakni menelusuri foto atau video yang berkaitan dengan google reverse image.
“Saring sebelum sharing,” ujar Megasari. Pelatihan ini, kata Mega, merupakan upaya Prodi Ilmu Komuniksai UM untuk menangkal hoaks dan meningkatkan kepedulian terhadap lingkungan sosial. Serta turut membantu masyarakat desa menangkal penyebaran kabar palsu, terkait SARA, kriminalitas, politik, pendidikan, kesehatan, lowongan pekerjaan, dan lain sebagainya.
Khususnya ibu rumah tangga yang selama ini menjadi bagian warganet yang menggunakan media sosial. Kaum perempuan, katanya, memiliki potensi turut menyebarkan informasi, dan menangkal hoaks.

Jalan, baca dan makan