Komunitas Aquatic and Environmental Prodi Manajemen Sumber daya Air (CAER) Univeritas Trunojoyo Madura melakukan brand audit di pesisir Kamal. Bangkalan (Foto : Ecoton).
Iklan terakota

Terakota.idKomunitas Aquatic and Environmental Program Studi Manajemen Sumber Daya Air (CAER) Univeritas Trunojoyo Madura  melakukan brand audit. Yakni menginventarisasi jenis sampah plastik di pesisir Kamal Kabupaten Bangkalan. Hasil brand audit mereka menemukan sampah sachet personal care atau perawatan pribadi.

“Seperti bungkus sabun, shampo, detergen pencuci pakaian, pewangi, pelembut dan odol,” kata koordinator CAER, Angwildi, Selasa 23 Maret 2021. Selain itu, juga bertebaran sampah plastik seperti tas kresek, botol plastik minuman, popok dan sampah plastik bungkus makanan minuman.

Lebih lanjut mahasiswa semester 6 Universitas Trunojoyo Madura menyatakan jika brand audit bertujuan mengetahui jenis sampah plastik yang paling banyak tercecer. Serta merek bungkus plastik yang mendominasi. Mereka menuntut produsen bertanggungjawab mengolah sampah yang tercecer di pesisir Kamal.

“Kita akan kirim surat ke produsen bersangkutan,” ujar Angwildi.

Komunitas OPTIK program studi kelautan Universitas Trunojoyo Madura pada Januari 2021 menemukan pesisir Kamal dan Socah tercemar mikroplastik. Serpihan plastik berukuran kurang dari 5 milimeter berasal dari limbah domestik dan fragmentasi atau pecahan sampah plastik yang tercecer di sepanjang pantai. Mikroplastik berbahaya bagi lingkungan karena berdampak pada keseimbangan hormon dan gangguan reproduksi manusia.

Peneliti Senior Ecological Observation and Wetlands Conservation (Ecoton) Daru Setyorini meminta Pemerintah Kabupaten Bangkalan untuk turut menangani fenomena pesisir yang tercemar limbah plastik. Ecoton mengusulkan Peraturan Daerah tentang pelarangan plastik sekali pakai seperti tas kresek, sedotan, sachet, botol air minum mineral sekali pakai, styrofoam dan popok.

” Pemkab Bangkalan harus bertanggungjawab menyediakan sarana TPS-3R di desa sepanjang pesisir,” katanya. Terutama di Desa Kamal yang bertebaran sampah di sepanjang pantai. Ecoton mengajak masyarakat turut mengurangi pemakaian plastik sekali pakai.

“Setop makan plastik,” kata Angwildi.