
Terakota.id—Kendaraan hilir mudik memadati lahan parkir di depan Klenteng Eng An Kiong. Juru parkir dan polisi mengatur kendaraan dan lalu lintas di poros utama Malang-Surabaya, Sabtu 11 Februari 2017. Masyarakat Malang dari berbagai agama dan suku bangsa berdatangan memasuki halaman Klenteng turut serta memperingati Cap Go Meh.
Harum dupa menguar sampai ke halaman Klenteng. Lilin berwarna merah dipasang berjajar di depan altar bersanding dengan dupa. Sejumlah umat Konghucu berdiri di depan altar, tangannya memegang dupa. Mulutnya  merapal doa dan memberikan pengormatan kepada Tuhan. Umat Konghucu khusuk berdoa dan beribadah memperingati Cap Go Meh.
Perayaan tahun baru Imlek dilakukan tanggal 1 bulan dan ditutup pada tanggal 15 bulan Lunar. Ribuan orang menyesaki halaman ruang pertemuan, tersaji lontong Cap Go Meh di atas meja besar. Piring tertata rapi di atas meja, berisi lontong kuah kare dengan lauk ayam, telur, atau tahu. Sejumlah umat Konghucu sibuk menata lontong Cap Go Meh.
Mereka membagikan lontong Cap Go Meh kepada setiap tamu yang datang. Disediakan sebanyak 4 ribu piring untuk menyambut para tamu. Hari semakin larut, ribuan orang terus berdatangan. Mereka duduk berjajar menyantap lontong Cap Go Meh yang disajikan khusus.
“Lontong Cap Go Meh itu masakan Jawa, jadi kami mengundang lintas iman untuk makan bersama,” kata rohaniwan Majelis Tinggi Agama Konghucu Indonesia Klenteng  Eng An Kiong, Bonsu Anton Triono kepada Terakota.id. Lontong Cap Go Meh yang disuguhkan sangat mirip dengan tradisi kupatan dalam perayaan Idul Fitri bagi umat Islam di Indonesia.

Asisten Redaktur. Pegiat literasi dan coffee addict