
Terakota.id— Dua penari berkulit putih menyuguhkan tari merak di gedung perpustakaan Jókai Mór, Kota Papa, Hungaria, 27 November 2018. Menari gemulai, dua warga Negara Hungaria ini menarikan tarian khas Sunda. Tarian yang mengekspresikan burung merak ini mencuri perhatian 100 orang yang hadir.
Tarian yang diciptakan seniman Randen Tjetje Somantri ini khusus dipersembahkan untuk membuka pameran para perupa. Terdiri dari seni lukis, patung dan kerajinan yang diselenggarakan kelompok perupa Ver-Deco, Budapes bersama PavilionSix Indonesia Art Gallery.
Pameran berlangsung sampai pertengahan Januari 2019. Penari mengenakan pakaian berwarna merah menyerupai bulu burung merak. Dilengkapi kain jarik yang senada dengan warna bajunya. Kedua tangan mengembangkan kain bak sayap dan ekor burung merak. Sebuah mahkota juga menghias kepala kedua penari.
Tari Jejer khas Banyuwangi, Jawa Timur juga melengkapi pembukaan pameran. Tarian ini disuguhkan grup tari Arum Melati Budapes. Para pengunjung kagum dan terpikat tarian. Sekaligus lukisan karya perupa Jawa Timur. Selanjutnya, dua penyanyi Budapes Dáma Semes-Bogya Eszterdan Kurucs Sandi turut memeriahkan pembukaan pameran.
Pembukaan pameran dihadiri Direktur perpustakaan Hermann Istvan, Walikota Papa Aldozo Tamas, dan Duta Besar Indonesia untuk Hungaria H.E Wening Esthyprobo Fatandari. Pameran seni menjelang akhir tahun 2018 diikuti tujuh pelukis dari lima kota di Jawa Timur serta 13 perupa asal Hungaria.

“Hadirin dapat menikmati karya seni spektakuler dari 20 perupa Timur dan Barat,” kata Herman saat memberi sambutan seperti siaran pers yang diterima Terakota.id. Sementara Walikota Papa, Tamás Áldozó menyampaikan selamat kepada para seniman yang berpameran. Dalam sambutannya ia mengaku mengagumi karya para perupa.
Para perupa, katanya, telah memvisualisasikan apa yang pengunjung pikirkan tentang hubungan antara dunia bentuk dan warna sesuai tema pameran. Para perupa diharapkan berani mengekspresikan diri agar lebih dikenal dan populer. “Para perupa agar menjiwai pekerjaannya, tunjukkan kepada dunia dengan karya dan kreasi,” ujarnya.
Presiden Ver-Deco, Gabriella Veress menjelaskan sejarah asosiasi kreatif Ver-Deco yang berdiri sejak tiga tahun lalu. Asosiasi diciptakan untuk memberi ruang seniman amatir untuk menunjukkan kemampuan. Serta berkesempatan mengikuti pameran di ruang publik.
“Tujuannya adalah untuk memperkenalkan lokakarya dan pelatihan perupa ke masyarakat umum dan kalangan profesional, ” kata Gabriella. Ver Deco merupakan kelompok perupa Budapes yang memberi lokakarya seni rupa bagi kaum milenial. Serta kelompok segala umur. Agar lebih mengenal dan memperdalam seni. Mulai seni rupa, lukis, seni terapan dan seni kreatif, dengan fokus pada dunia decoupage.
Seni, katanya, berbeda seperti seni terapan, fotografi, seni rupa, lukis, patung, pahat dan kerajinan tangan. Sebagai tonggak asosiasi yang mengutamakan keunikan dan keragaman budaya. Selain itu menciptakan perpaduan antara lukisan tangan klasik dan patung tekstil dengan teknik lain.
“Karya dari bengkel kreatif ini terbukti memberi ruang kepada anggota untuk realisasi karya,” ujarnya.
Sementara Duta Besar Indonesia untuk Hungaria, Wening Esthyprobo Fatandari menyambut suka cita pameran persahabatan ini. Pendekatan seni dan budaya diharapkan bisa meningkatkan hubungan bilateral kedua Negara. Ia juga sering menghadiri pameran seni rupa, dan menggelar penyuluhan di sejumah sekolah Hungaria.
Wening menyambut antusias undangan penyelenggara dan mengatur waktu agar bisa hadir pada pembukaan pameran. Ia memuji karya para perupa yang dinilai kreatif, dan bagus. “Tak lupa terima kasih kepada panitia dan Walikota Papa serta Direktur Perpustakaan Jokai Mor,” katanya.
Ia mengenal Maharani sebagai salah seorang perupa yang menginisiasi pameran. Pelukis berbakat asal Malang ini telah tiga kali mengikuti pameran di Budapes. Bahkan pernah meraih juara pertama dalam kompetisi antar 50 perupa senior Hungaria. Peringkat pertama dalam gala night acara di Istana Godollo yang disponsori oleh Ver Deco Art Group.
Panitia berhasil mempertemukan karya Timur dengan Barat. Serta menunjukkan jika karya perupa Timur bisa bersaing dengan karya perupa Barat. Maharani juga mendirikan galeri PavilionSix Budapest. Galeri menampilkan karya seri penari dan seni topeng bersama lukisan karya perupa di Jawa Timur.
Meliputi karya seniman Edi Sambels (Blitar), Imam Khanafi (Blitar), Agus Riyanto (Batu), Alianos (Malang/Praha-Ceko), Lucas (Malang) dan Yosa Batu (Malang). Panitia berharap semakin banyak perupa Indonesia yang berpameran di Hungaria. Direncanakan 2019 perupa Hungaria bakal menggelar pameran di Malang atau Batu.

Jalan, baca dan makan