Iklan terakota

Terakota.id-Transformasi digital, tak hanya sekadar transformasi teknologi melainkan juga transformasi digital dan integrasi ekosistem. Termasuk perubahan kultur dan manajemen. “Khusus health 3.0 mulailah customisasi, operating model. Sementara kesehatan  4.0 treatment model  dilakukan secara personalisasi dengan setuhan digital. Kini pada kesehatan 5.0 lebih pada customer models.” Papar CEO VITECH Advisory serta dosen Sekolah Tinggi Intelijen Negara dan Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, Riri Satria.

Penjelasan ini disampaikan dalam webinar bertema “Transformasi Digital Paska Pandemi Covid-19” yang diselenggarakan Association of Reseacher in Communication, Humanity, Information System and economic (ARCHIE) 25 Agustus 2021.

Sementara head project management Siemens healthineers Daniel Kartawiguna menjelaskan pemanfaatan teknologi kesehatan di masa pandemi.  Terjadi percepatan digitalisasi palayanan kesehatan. Salah satunya hadir tele medicine yang membantu setiap individu berkonsultasi kesehatan kepada petugas medis.

“Bidang kesehatan mengembangkan aplikasi promotif, aplikasi preventif, dan aplikasi kuratif. Disinilah pentingnya big data dan Artificial Intelegence untuk mengerjakan semua secara digital, secara remote, secara online, dan terintegrasi,” kata Daniel.

Daniel menjelaskan empat faktor yang mendorong transformasi digital kesehatan. Yakni tekanan biaya kesehatan yang mahal, peningkatan kualitas pelayanan kesehatan, peningkatan kesehatan populasi, dan peningkatan pengalaman tenaga kesehatan.

Webinar ini juga menghadirkan pakar di bidang teknologi informasi antara lain Deputy EVP Customer Experience & Digitalition TELKOM Sri Safitri dan  SMIEE Binus Suryadiputra Liawatimena. Webinar yang diselenggarakan Archie diharapkan bisa memberi wacana dan solusi bagi persoalan pembangunan di Indonesia.

Selain itu, bisa memberikan ide penelitian lanjutan. Salah seorang pendiri Archie,  Tri Adi Sumbogo mengundang para peneliti untuk bergabung dengan Archie. “Kami sangat terbuka pada keterlibatan aktif dan partisipasi para peneliti untuk gabung bersama kami,” kata Tri Adi mengajak 50 partisipan webinar.