Pegiat Lingkungan Susur Sungai untuk Cegah Timbulan Sampah

Pegiat lingkungan yang tergabung dalam Ecological Observation and Wetland Conservations (ECOTON) menyusuri Kali Surabaya untuk meningkatkan kualitas air sungai. (Foto: Ecoton).
Iklan terakota

Terakota.IDPegiat lingkungan yang tergabung dalam Ecological Observation and Wetland Conservations (ECOTON) menyusuri Kali Surabaya. Susur sungai melibatkan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Brantas, Dinas Llingkungan Hidup Provinsi Jawa Timur, Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Gresik, Perum Jasa Tirta 1, dan masyarakat umum.

Susur sungai dilangsungkan selama tiga hari mulai 29-31 Agustus 2022. Mulai 29 Agustus 2022, dimulai mulai Wringinanom sampai Desa Bambe Kecamatan Driyorejo, Kabupaten Gresik. Dilanjutkan 30 Agustus 2022 dari Bambe sampai Kelurahan Gunungsari Kota Surabaya. Sedangkan hari ketiga dimulai dari Mlirip, Mojokerto sampai Wringinanom Gresik.

Rangkaian kegiatan susur sungai juga juga dilakukan bersih-bersih (clean up) di sejumlah titik timbulan sampah di bantaran sungai. Sekaligus brand audit yang bertujuan untuk mengetahui produsen sampah plastik yang paling banyak menghasilkan sampah di sungai.

Selain itu, ECOTON juga melakukan aksi menanam bibit pohon serta pemasangan papan himbauan larangan membuang sampah di sepanjang aliran Kali Surabaya.  Susur sungai juga sebagai bagian kampanye memerdakan sungai dari sampah dan berbagai jenis limbah industri dan rumah tangga.

“Kegiatan ini bentuk kampanye kepada seluruh masyarakat, pelaku industri dan pemerintah untuk bersama-sama menjaga Kali Surabaya yang merupakan DAS Brantas,” kata Koordinator Susur Sungai Surabaya yang juga manager divisi advokasi dan litigasi, Kholid Basyaiban dalam siaran pers yang diterima Terakota.ID.

Pegiat lingkungan yang tergabung dalam Ecological Observation and Wetland Conservations (ECOTON) menyusuri Kali Surabaya untuk meningkatkan kualitas air sungai. (Foto: Ecoton).

Lantaran Kali Surabaya merupakan bahan utama baku air PDAM di Kota Surabaya, Gresik, dan Sidoarjo. Sekitar satu truk sampah yang didominasi plastik jenis sachet, berhasil dikumpukan dari kegiatan clean up di timbulan sampah Desa Cangkir, Kecamatan Driyorejo, Kabupaten Gresik.

Salah seorang peserta susur sungai yang juga mahasiswa Prodi Sejarah Universitas Negeri Malang Nanda Pramudya menuturkan seharusnya bantaran sungai steril dari timbulan sampah. Agar sampah tidak masuk ke badan air sungai. “Oleh karena itu, kami memasang papan himbauan supaya masyarakat tidak membuang sampah ke sungai,” katanya.

Sampah Plastik Memenuhi Badan Sungai

Hasil brand audit susur sungai ECOTON mengidentifikasi tiga perusahaan yang berkontribusi menyumbangkan sampah. Meliputi wings 44 persen, Indofood 21 persen, Forisa 15 persen dan sisanya produsen lainnya.

Manager riset dan kepala laboratorium ECOTON Rafika Aprilianti menjelaskan sampah plastik yang dibuang ke sungai menjadi mikroplastik. Seperti sachet, tas kresek, botol plastik, styrofoam, dan bungkus plastik terdegradasi menjadi partikel mikroplastik yang dapat mengancam kelangsungan biota di sungai.

Bahkan tubuh manusia bisa terkontaminasi mikroplastik yang mengganggu sistem hormonal tubuh hingga menyebabkan kanker. Hasil brand audit ditemukan sekitar 70  persen  sampah merupakan plastik sachet.

Pegiat lingkungan yang tergabung dalam Ecological Observation and Wetland Conservations (ECOTON) menyusuri Kali Surabaya untuk meningkatkan kualitas air sungai. (Foto: Ecoton).

Kegiatan susur sungai yang diinisiasi ECOTON merupakan bentuk kolaborasi pemulihan kualitas air Sungai Brantas. Melalui kampanye bersama yaitu #AKSIBRANTAS, Kali Surabaya merupakan anak sungai Brantas. Air Kali Surabaya  menjadi bahan baku air minum untuk PDAM Surabaya, dan Gresik.

Gerakan #AksiBrantas mengajak semua orang baik pemerintah, masyarakat dan perusahaan terlibat dalam pelestarian lingkungan. Khususnya sungai Brantas. Harapannya, isu penyelamatan sungai Brantas menjadi poin penting dalam isu lingkungan. Sehingga butuh dukungan pemerintah untuk mengembalikan fungsi sungai sebagai sumber kehidupan.

“Mengembalikan fungsi seperti semula,” kata Manager ECOTON, Alaika Rahmatullah. Hari pertama susur sungai Surabaya, relawan mengidentifikasi sekitar 334 bangunan liar, 154 timbulan sampah liar, dan 305 pohon plastik. Mulai Kali Surabaya di Kecamatan Wringinanom sampai Kecamatan Driyorejo Kabupaten Gresik.