Reporter : Nanda Dwika
Terakota.id–Rawon dan pecel terkenal sebagai masakan khas Jawa Timur. Anda sudah pernah mencicipi ke dua masakan itu? Kuah rawon yang hitam pekat dengan irisan daging sapi, pas di lidah karena bumbu kluwek. Pecel enak dan gurih, ada saus kacang dan sayuran segar. Bagaimana jika disajikan kombinasi pecel dengan rawon? Sayur pecel dipadu dengan kuah rawon. Sayuran bertemu dengan daging sapi.
Silakan cicipi pecel kuah rawon di Warung Malam Pak Gatot terletak di jalan Jalan S. Supriadi Nomor 10, Sukun, Kota Malang. Pecel kuah rawon merupakan kombinasi sayur pecel dengan rawon. Pecel rawon menggunakan resep turun temurun, kini dikelola generasi ke dua.
Warung Malam Pak Gatot berjualan sejak 1970. Pemilik warung Rodiana menjelaskan sejak awal, menyajikan dua menu khas Jawa Timur. Yakni pecel dan rawon. Belakangan banyak pelanggan yang hanya memesan pecel, sedangkan rawon jarang terbeli. Hanya lauk pendamping rawon, katanya, yang turut laris. Salah satunya sate usus.
Sejak tujuh tahun lalu, Rodiana mencoba mengombinasikan pecel dengan kuah rawon. Ternyata hasil racikan dengan resep turun temurun itu laris manis. Bahkan banyak pembeli dari luar Malang yang datang mencicipi pecel kuah rawon. “Awalnya iseng untuk campur meracik nasi pecel sama rawon. Pas dijualin ternyata banyak yang suka,“ katanya.
Pecel kuah rawon disajikan khas, menggugah selera. Racikan sayur bumbu pecel lengkap dengan rempeyek diguyur kuah rawon. Harga seporsi pecel kuah rawon cukup terjangkau. Tak akan bikin kantong bolong, cukup merogoh Rp 10 ribu. Bisa dilengkapi sate usus seharga Rp 5 ribu per tusuk.
Berkat kombinasi pecel kuah rawon, Rodiana menunaikan ibadah haji. Sejak empat tahun lalu putrinya Yuni Rosita meneruskan resep turun temurun, sebagai generasi ke tiga pewaris Warung Malam Pak Gatot. Sejak dikelola Yuni Rosita, pecel kuah rawon tersedia 24 jam non stop. Awalnya buka mulai 17.00 sampai subuh.
Kini, makin malam pembeli semakin ramai. Para pelanggan dari luar kota, kerap mampir mencicipi pecel kuah rawon saban ke Malang. “Anang Hermansyah beserta keluarga beberapa kali mencicipi pecel kuah rawon,” katanya.
Namun, banyak pula warga Malang yang baru tahu ada menu pecel kuah rawon. Setelah mencoba, mereka bakalan kembali mencicipi keunikan pecel kuah rawon. “Kombinasi bumbu kacang dan kuah rawon unik,” kata mahasiswi Universitas Brawijaya, Diah.
Diah lahir dan besar di Malang, namun baru pertama kali mencicipi pecel kuah rawon. Lain lagi dengan Irma yang akrab dengan pecel kuah rawon. Sejak SMP, ia bersama teman sekolah selalu makan siang dengan menu pecel kuah rawon.
“Awalnya kaget, rasanya berbeda. Lama-kelamaan ketagihan,” katanya. Saat bosan makan lalapan, ia bakal memilih pecel kuah rawon. Menu pecel kuah rawon, katanya, paling enak dimakan malam hari.
“Malam dingin seperti sekarang, paling enak makan pecel kuah rawon yang panas. Enak banget,“ kata Irma. Penasaran pecel kuah rawon? Yuk cicipi sekarang juga.
Merawat Tradisi Menebar Inspirasi