Terakota – Suhu udara di Kota Batu terus meningkat. Petani apel di Kota Batu yang paling merasakan pahit dampak perubahan iklim. Temperatur udara menghangat, tanaman apel tak berbuah. Buah apel hanya bisa tumbuh baik dan berbuah pada suhu 16 sampai 27 derajat celsius. Sehingga banyak lahan kebun apel berubah fungsi menjadi permukiman, hotel, kebun tebu dan tanaman sayuran. Sedangkan kebun apel bergeser di daerah yang lebih tinggi dan dingin.
Apel dulu bisa ditanam di daerah dengan ketinggian 800 meter di atas permukaan laut (mdpl). Saat ini, terus naik hingga di daerah dengan ketinggian 1.200 mdpl. Pada 1970 hingga 1990 an, menjadi masa keemasan petani apel di Batu. Apel Batu menjadi buah subtropik yang berbuah di Indonesia. Terdiri dari varietas room beauty, wanglin, manalagi dan anna. Keempat varietas apel tersebut, merupakan buah apel yang bisa berkembang di daerah tropis. Dinas Pertanian Kota Batu mencatat kebun apel terus menyusut. Pada 1980an luas kebun apel mencapai 7 ribu hektare. Pada 2004 luas kebun apel menyusut menjadi 2.400 hektare (ha), kini tinggal 1.700 ha.
Apel produksi petani di Batu dipasarkan di sejumlah daerah. Antara lain Malang, Surabaya dan Jakarta. Namun, popularita apel Batu kalah dibandingkan buah apel impor dari Cina dan Amerika.