Ilustrasi : Freepik
Iklan terakota

Oleh : Athoillah*

Terakota.idHari kedua isolasi saya berjalan lancar. Pagi hari, saya olahraga. Tentu, olahraga “ringan” yang bisa saya lakukan di rumah. Biasanya olahraga yang aaya lakukan adalah semi joging di alun-alun. Saya sebut semi joging karena kadang saya “curangi” joging itu yang harusnya berlari menjadi (kadang) berlari dan sebagian lagi jalan biasa, hehehe..

Saya membuka youtube, melihat beberapa video olahraga dalam rumah. Mulai dari push up, lari ditempat, loncat-loncat, plank, dan beberapa gerakan lain. Saya ikuti dan lakukan. Gerakan sederhana. Waktu saya ikut Pramuka dulu, gerakan ini adalah gerakan olahraga yang biasa. Hasilnya lumayan. Keringat bercucuran.  Olahraga, bagi Saya saat ini, selain menjaga kesehatan, mungkin juga berguna untuk mengurangi bertambah lebarnya tubuh, hehehe..

Saya menerima kiriman video dari beberapa teman. Isinya seseorang yang konon bernama dokter tirta yang berbicara dg semangat bahwa “obat” mujarab orang terkonfirmasi positif adalah banyak makan. Saya tidak tahu pendapat ini benar menurut ilmu kesehatan atau tidak. Yang saya tahu, makan terlalu banyak membuat saya harus menyiapkan diri untuk beli pakaian dengan ukuran baru, hehe.. Semoga olahraga dalam rumah ini bisa membantu menjaga kesehatan saya dan ukuran perut tidak bertambah, amiiinn..

Seorang tetangga kirim WA : mas, di pagar ada kresek digantung, segera ambil mumpung belum hujan. Saya keluar. Benar. Ada kresek tergantung di pagar. Saya tak tahu siapa yang taruh. Saya buka. Isinya sebotol air lemon. Alhamdulillah…

Ilustrasi : Politico

Saya juga menerima telepon dari petugas Puskesmas. Seorang ibu, yang berbicara dengan sangat sopan, menanyakan kondisi Saya. Ada juga sejumlah pertanyaan, yang semuanya saya jawab. Diujung telepon, ibu bilang ,”kalo ada apa2 segera kabari saya”. Baiklaaahh…

Saya menghabiskan sebagian besar waktu siang hari kedua isolasi dengan rapat dan berbincang dengan banyak kawan. Lewat WA, juga zoom. Membahas kegiatan kantor sendiri, juga kantor teman, hehe..

Makanan

Untuk makan, istri saya mengantarkannya ke rumah. Dia datang pake masker, faceshield, juga sarung tangan lateks. Lengkaplah. Saya jadi ingat simulasi penghitungan suara pilkada dimasa pandemi beberapa hari lalu di Mojokerto. Petugas TPS juga pake masker, faceshield dan sarung tangan lateks. Sama dengan yang dipake istri saya.

Sebelum istri saya berangkat antar makanan, Saya titip agar dibawakan tomat. Saya berencana bikin sambal tomat sendiri di rumah. Sambal tomat bikinan Saya rasanya enak, setidaknya bagi Saya sendiri. Dengan sambal tomat ditangan, Saya semakin percaya diri menghadapi virus ini. Terima kasih tak terhingga pada siapapun engkau pencipta sambal tomat!

Agak sore ada mobil berhenti depan rumah, lalu ada yang ketok pagar. Saya keluar. Rupanya teman-teman kantor mengirim makanan. Dibungkus kresek. Ditaruh. Tak ada kontak. Terima kasih man teman…

Saya bawa masuk ke dalam rumah. Isinya : nasi kare ayam! Saya cicipi sedikit. Saya tebak, itu kare ayam Tembelang. Warungnya dekat pintu tol. Rasanya enak sekali. Terpujilah engkau siapapun pencipta kare ayam…

Obat

Sejak Saya dinyatakan positif Covid, RS atau Dinas Kesehatan tidak memberi obat. Hanya pesannya jaga imun, konsumsi vitamin. Di rumah Saya punya banyak minuman vitamin, ada madu, Pro Em, Bear Brand, Redoxon, Yakult, You C1000, Hydro Oxy. Semuanya sudah ada sebelum saya swab. Lalu ada tambahan sari Lemon dan teh racikan yang dibungkusnya tertulis kandungan jahe, kapulaga, kencur, temulawak dan kunyit (lha kalo itu kandungannya, kok disebut teh? Kan gak ada tehnya?).

Dari semua itu, pagi hari saya konsumsi sari lemon dengan air hanya plus madu. Sehabis makan saya minum pro Em dan madu. Agak siang Saya minum bear brand. Setelah makan siang Saya konsumsi yakult. Menjelang tidur, Saya minum sari lemon lagi dengan air hangat dan madu. Saya juga menyemprotkan Hydro Oxy ke tenggorokan Saya. Ada juga yang menyarankan saya sering2 menghirup minyak kayu putih. Saran ini aaya ikuti juga.

Hiburan

Awalnya Saya mengira bahwa Saya akan menghabiskan banyak waktu menonton televisi -hal yang sehari-hari jarang saya lakukan. Tapi ternyata tidak. Sebagian besar waktu saya habiskan dengan berkomunikasi dengan keluarga dan teman. HP menjadi teman setia.

Saya bersyukur. Selama dua hari isolasi, Saya merasa bahwa saya masih bisa menjaga produktifitas Saya. Rapat, mencari dan berbagi informasi dan kegiatan lain, dapat Saya lakukan. Bahkan, saking sibuknya, Saya belum sempat menyetrika seperti rencana semula, hahahaha…

Malam hari, habis Isya, ada WA dari seorang teman. Dia pimpinan salah satu organisasi perempuan, menanyakan hasil swab saya. Saya jawab apa adanya. Setelahnya, bergantian pesan WA dan telp yang menanyakan keadaan saya, termasuk dari beberapa wartawan. Segera saya sadar : sudah banyak yang tahu saya positif Covid-19.

Saya jawab semuanya dengan senang hati. Apa adanya. Tak ada yang ditutupi. Saya setuju pendapat Kiai Said : positif Covid-19 itu bukan aib. Saya justru bersyukur mengalami karena Saya bisa belajar dan berbagi pengalaman dengan orang lain.

Saya tidur pukul 20.30. Nyenyak! Besok pagi Saya ada zoom meeting.

Kamis pagi, 3 Desember 2020

 

*Ketua KPU Jombang, penyintas Covid-19

**Tulisan ini sebagaimana diunggah di akun Facebook pribadi penulis. Nantikan tulisan berikutnya saat masa isolasi mandiri di rumah.

Tinggalkan Komentar

Silakan tulis komentar anda
Silakan tulis nama anda di sini