
Terakota.id—Komunitas Kalimetro bersama Terakota.id menggelar nonton bareng alias nobar film dokumenter berjudul Asimetris karya Watchdoc Documentary Maker. Pemutaran perdana Asimetris dilakukan secara serentak di 15 Kota seluruh nusantara.
Pemutaran digelar di Wisma Kalimetro, Jalan Joyosuko Metro Nomor 42, Merjosari, Kota Malang. Pada Selasa, 13 Maret 2018 pukul 19.00 WIB. Usai menonton film digelar diskusi dengan pemantik Ketua PROFAUNA, Rosek Nursahid dan Sosiolog Universitas Brawijaya, Anton Novenanto. Dipandu moderator Yogi Fachri Prayoga.
Yuk hadir nonton bareng dan diskusi isu lingkungan hidup bersama para pakar. Rosek Nursahid 2014 menjelajah Kamimantan dengan motor trail untuk meneliti dan kampanye perlindungan Orangutan. Sepanjang perjalanan Ride for Borneo, banyak kisah yang bisa dibagikan kepada forum nanti malam.
Asimetris mengisahkan perjalanan Videographer Dandhy Laksono dan Suparta Arz. Setelah menempuh perjalanan 14 ribu kilometer menggunakan sepeda motor, mereka tiba di Kalimantan. Saat itu tengah berada di puncak tragedi kabut asap. Keduanya mencari tahu dan merekam apa sesungguhnya penyebab bencana lingkungan yang berdampak pada 69 juta jiwa manusia.
Sorotan utamanya adalah kepada industri perkebunan kelapa sawit yang luasnya kini mencapai 11 juta hektar atau hampir sama dengan luas pulau Jawa. Selain Kalimantan, kisah yang diangkat juga meliputi Sumatera hingga Papua bagian selatan, yang tengah menghadapi masuknya perkebunan komoditas dunia itu.
#ASIMETRIS tak hanya melihat lebih dekat bagaimana dampak industri perkebunan penghasil devisa terbesar itu bagi masyarakat dan lingkungan, juga menyuguhkan bagaimana pengaruh industri dalam pemerintahan, aparat keamanan, hingga kalangan media. Bahkan terhadap diri kita dari mulai kamar mandi, dapur, sampai kendaraan.
Film ini juga melihat bagaimana dukungan lembaga-lembaga keuangan global dan siapa saja yang sesungguhnya paling diuntungkan, selain 16 juta rakyat Indonesia yang memang ikut menggantungkan hidupnya pada industri ini.
Karena skala masalah yang dibahas cukup luas dan menghindari hitam putih, tim Ekspedisi Indonesia Biru dibantu 11 videografer dari berbagai daerah untuk mengumpulkan keping-keping cerita di lapangan yang terjadi antara 2015-2018 agar tetap aktual.
ASIMETRIS adalah film kesembilan dari hasil perjalanan ekspedisi setelah “Samin vs Semen”, “Kala Benoa”, The Mahuzes” dan lima film lainnya yang juga didukung oleh Watchdoc. Sejumlah organisasi lingkungan dan individu-individu juga ikut memberi dukungan, baik sepanjang perjalanan ekspedisi, hingga selesainya porses produksi film ini.

Merawat Tradisi Menebar Inspirasi