
Terakota.id–Cukup lama saya meninggalkan Kupang, sekitar separuh dekade lalu. Sekarang kembali dan menemui banyak perubahan. Dibanding daerah lain di Nusa Tenggara Timur, Kupang menjadi daerah yang paling cepat berkembang. Jelas saja, kota yang terletak di pulau Timor ini merupakan pusat administrasi.
Pulau Timor di masa lampau, oleh Pemerintah Hindia Belanda dijuluki “het eiland aan de overkant van het graf” atau Pulau di seberang liang lahat. Malaria atau demam Timor merenggut banyak nyawa pendatang kala itu.
Timor dulu sangat kaya dan subur. Terutama pada abad ke-13, pemberitaan dalam kronik-kronik Cina menyatakan Pulau Timor sangat subur. Pegunungannya ditumbuhi dengan pohon-pohon cendana yang harum semerbak. Ladang subur dan menghasilkan hasil bumi yang berlimpah.
Seiring pembangunan di NTT, sekarang pariwisata menjadi salah satu prioritas pemerintah. Berharap menjadi soko guru ekonomi. Separuh dekade yang lalu, beberapa tempat penjualan ikan sekaligus jasa pemanggangan di tempat bisa gampang ditemui. Namun sekarang sudah berganti dengan bertumbuh hotel.
Pariwisata NTT memang sedang naik ke permukaan sekarang. Jelas saja tempat indah nan alami menjadi daya tarik. Tepat, terutama bagi anak muda yang mengaku sebagai pemburu senja, memang harus mengunjungi Nusa Tenggara Timur. Di kupang, ada sebuah kafe yang pas untuk bersantai menanti sang mentari ke peraduan. Kafe dibangun di atas sebuah tebing, langsung menghadap laut lepas.
Momen liburan Natal dan akhir tahun seperti ini tempat ini cukup ramai. Saya dan perempuan itu sudah beberapa kali ke sana. Natal tahun ini kami lagi-lagi ke sana. Setelah cukup sibuk, membantu berberes rumah, membuat kue dan beberapa jajanan untuk tamu dan keluarga yang akan datang.
Setelah beberapa hari melihat anak kecil dan remaja yang datang ke rumah sambil sedikit berteriak di dekat pintu “selamat natal!.” Tentu tidak lupa membawa kantong plastik berisi jajanan dan minuman kaleng untuk oleh-oleh di rumah. Setelah hari-hari itulah kami butuh waktu berdua. Berdua saja!
Natal memang sebuah perayaan yang selalu dinanti umat dan masyarakat di sini. Selain momen membangun silaturahmi, banyak juga yang mengais rejeki. Mulai berjualan berbagai macam kue natal, baju untuk natal, pernak-pernik penghias rumah dan pohon natal, hingga beragam kembang api.
Kami menikmati minuman sore itu, saya memesan coklat panas dan perempuan itu memesan teh melon. Bercerita beragam hal, dari tumpukan bahan ekonomi politik yang belum selesai. Hingga curhatan tentang para pemuda yang suka Catcall. Cerita yang panjang membuat kami lapar dan kami putuskan untuk mencicipi daging babi se’i, daging babi asap. Yummy.
Pembaca Terakota.id bisa mengirim tulisan reportase, artikel, foto atau video tentang seni, budaya, sejarah dan perjalanan ke email : redaksi@terakota.id. Tulisan yang menarik akan diterbitkan di kanal terasiana.

Alumni Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) yang ingin alam ini lestari. Bisa disapa di instagram @ferdybili15