Iklan terakota

Terakota.id – Museum Mpu Purwa kini tampil lebih milenial. Dilengkapi teknologi modern dengan tata pencahayaan cerah, menghapus kesan suram. Salah satu museum di Kota Malang ini tak cukup sekedar bersolek diri. Tapi, sekaligus jadi sentra kajian kebudayaan.

Museum Mpu Purwa memiliki 136 koleksi berupa artefak sampai arca. Sebanyak 56 koleksi masterpiece saja yang dipajang di museum. Seluruhnya peninggalan masa Kerajaan Kanjuruhan hingga Majapahit. Bernilai sejarah tinggi dan unik.

Satu di antaranya, arca kecil berupa ganesha mengendarai tikus. Arca serupa ini belum ditemukan di tempat lain, kecuali di India. Ada pula prasasti Dinoyo 2 yang saat ditemukan dalam kondisi nyaris hancur, kemudian disatukan kembali untuk diletakkan dalam museum.

Museum Mpu Purwa menggunakan teknologi Quick Respon Code atau QR Code. Sistem pemindaian ini memudahkan pengunjung mendapat informasi dalam bentuk digital dari tiap koleksi. Sekaligus bisa mengunduhya di telepon pintar atau gawai. Ada pula ruang multi media, memutar film animasi tentang sejarah Kerajaan Singasari.

Di luar museum, sebuah pendopo kecil dapat dimanfaatkan para pegiat seni dan budaya. Museum Mpu Purwa diresmikan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Muhadjir Effendi pada Sabtu, 14 Juli 2018. Usai peresmian, digelar Sarasehan Budaya bertema Akar Budaya Panji.

Arkeolog Universitas Negeri Malang, Dwi Cahyono mengatakan penampilan museum kini sudah sangat modern dan jadi tempat yang menyenangkan untuk dikunjungi. “Tapi tak boleh jadi sekedar tempat menyimpan benda-benda bersejarah,” kata Dwi Cahyono saat sarasehan.

Museum yang semakin nyaman itu juga bisa jadi pusat pengkajian budaya. Apalagi masih banyak akar sejarah dan budaya yang belum dieksplorasi di wilayah Malang Raya. Museum Mpu Purwa bisa digunakan sebagai salah satu pusat pengkajian budaya di Malang.

“Harus ada agenda rutin tentang kajian budaya di museum ini. Di tahun ini, ada agenda enam kali diskusi rutin tiap bulan dengan berbagai tema sejarah dan budaya,” ucap Dwi Cahyono.

Museum Mpu Purwa direnovasi secara bertahap dalam kurun 2014 – 2017. Total biaya yang dihabiskan mencapai Rp Rp 8,5 miliar bersumber dari APBN. Pengelolaan museum di bawah Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Malang. Sejauh ini, minat kunjungan ke museum relatif rendah.

Rata-rata kunjungan wisatawan tiap tahunnya hanya sekitar 3 ribu orang. Butuh berbagai terobosan untuk menumbuhkan minat masyarakat agar mau datang ke museum. Termasuk dengan menyelenggarakan berbagai kegiatan seni dan budaya di area museum.

“Pendopo kecil di depan museum bisa dimanfaatkan para pegiat seni dan budaya untuk berlatih dan menggelar pertunjukan secara rutin,” kata Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Malang, Ida Ayu Made Wahyuni.

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendi memainkan Kemplong (Kendang lempong) bersama seniman Kota Malang. (Terakota/Zainul Arifin).

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Muhadjir Effendi mengatakan, keberadaan Museum Mpu Purwa di Malang cukup penting. Apalagi di wilayah ini sering ditemukan berbagai peninggalan purbakala.

“Banyak peninggalan purbakala yang hanya bisa diberi tetenger oleh kementerian. Karena memang belum bisa dilakukan eksplorasi,” ujar Muhadjir.

Pegiat seni dan budaya di Kota Malang harus memanfaatkan museum ini untuk berbagai kegiatan mereka. Mulai yang bersifat ilmiah hingga pertunjukan untuk promosi seni dan budaya. Agar semua produk budaya tak hanya tersimpan di museum atau jadi dokumen semata.

“Jangan sampai produk budaya kita hanya tersimpan di museum atau jadi arsip dan tak pernah dikapitalisasi untuk jadi modal pembangunan,” kata Muhadjir.