
Terakota.ID–Rambut jagung, biasa menjadi limbah bagi petani jagung di Desa Sragi, Kabupaten Blitar. Kini, warga setempat mengolah rambuh jagung menjadi minuman antioksidan. Minuman olahan yang baik bagi kesehatan ini, hasil dari penelitian dosen Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) 2022.
“Rambut jagung diolah menjadi minuman antioksidan yang emperlambat kerusakan sel akibat radikal bebas,” kata dosen Teknologi Pertanian UMM, Vritta Amroini.
Dosen yang fokus pada penelitian bidang pangan hasil pertanian ini melihat potensi rambut jagung yang melimpah. Desa Sragi setiap tahun menghasilkan jagung sebanyak 20 ribu kilogram. Jagung menjadi produk pangan unggulan desa Sragi.
Tim pengabdian UMM dan Direktorat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat UMM bekerjasama dengan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes). Mereka berkomitmen mengelola minuman antioksidan menjadi produk unggulan. BUMDes menyediakan lokasi rumah produksi untuk produksi minuman berbasis rambut jagung. Sedangkan tim pengabdian UMM menyiapkan pendampingan melalui pelatihan produksi, penataan ruang produksi, dan juga strategi pemasaran produk.
“Kami mendampingi layout pabrik sekaligus memberikan pelatihan produksi kepada ibu-ibu anggota PKK Desa Sragi,” kata ketua tim Pengabdian Masyarakat UMM untuk start up Produk Unggulan Desa Sragi, Alik Ansyori.
Program ini dibiayai Kemendikbudristek melalui skema Program Insentif Pengabdian Masyarakat Terintegrasi dengan MBKM Berbasis Kinerja IKU bagi PTS 2022. Alik yang juga dosen Teknik Sipil ini, menjelaskan tim pengabdian UMM mendampingi warga untuk meningkatkan keterampilan dan menjamin produksi minuman antioksidan yang sesuai SOP (Standar Operasional Prosedur). Tujuannya menjaga kualitas produk pangan yang sesuai standar, dan diterima pasar. Tim pengabdian UMM mengembangkan produk minuman berbasis rambut jagung dalam bentuk minuman seduh dan serbuk. Produk dikemas sesuai dengan standar layak jual.

Kepala Desa Sragi, Leni Pujiastuti berharap hilirisasi penelitian UMM bisa mendorong keberlanjutan rumah produksi berbasis potensi lokal di Sragi. Sekaligus memberi peluang dan kesempatan kerja bagi warga. “Kami berharap kelak bisa menyumbang PAD (Pendapatan Asli Daerah) bagi Desa Srigi,” kata Leni.
Minuman anti oksidan dikemas dalam bentuk minuman celup dan serbuk. Kemasan minuman celup dibuat dengan menitikberatkan titik kritis proses pengeringan. Caranya, rambut jagung dikeringkan dengan suhu dan waktu tertentu menggunakan pengering kabinet. Rambut jagung yang kering, digiling hingga menjadi serbuk. Kemudian dikemas dalam kantong celup.
Minuman seduh dibuat melalui pencampuran air seduhan rambut jagung, sari jahe emprit/ merah, kemudian ditambahkan maltodekstrin, CMC, dan tween 80. Serbuk dihomogenkan dengan mixer hingga terbentuk busa. Kemudian dikeringkan di dsalam kabinet dan dihaluskan. Serbuk kemudian dikemas dengan chiller menjadi minuman sachet.
Proses produksi perlu memperhatikan fasilitas produksi yang memadai. Selain itu dibutuhkan sarana dan prasarana yang layak konsumsi. Peralatan yang dibutuhkan berupa kabinet, penggiling, dan press untuk kantong teh celup, mixer, kabinet, alat pemisah sari dan ampas (untuk jahe), dan chiller untuk kemasan sachet.
Setelah itu, tim pengabdian dosen UMM juga menghitung break even point (BEP) atau titik impas. Serta menentukan harga jual. Serta membangun strategi pemasaran, meliputi penjualan melalui media sosial dan loka pasar atau market place.
Mitra BUMDes dan Tim Penggerak PKK berperan sebagai pelaku bagian produksi, manajemen, dan pemasaran produk. BUMDes terlibat langsung dalam pelaksanaan dan prospek kontinyu jangka panjang. Sedangkan pemerintahan desa mengurus izin untuk Pangan Industri Rumah Tangga (PIRT) dan peluncuran produk komersil. Sementara itu Direktorat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat UMM, melakukan monitoring dan evaluasi.

Jalan, baca dan makan