
Terakota.id—Sebanyak 18 pelukis asal Batu dan Yogyakarta menggelar live sketch di Studio Jaring Kota Batu, Minggu, 24 Februari 2019. Para pelukis duduk meriung, sembari memegang kertas dan pensil. Di depannya, dua model laki-laki dan perempuan duduk santai. Mereka menggoreskan pensil di atas kertas, sembari sesekali menatap pose kedua model.
Berkolaborasi melukis bersama sebagai penanda kebersamaan dalam sebuah pameran bersama. Pameran dibuka art lover atau pecinta seni, Samuel Adi Putra. Pembukaan pameran turut dimeriahkan penampilan biduanita asal Cilacap, Hani Santana. bertajuk “MiniSeksi#1 +sir” diselenggarakan selama sebulan, mulai 23 Februari sampai 23 Maret 2019.
Sebanyak 18 seniman mengikuti pameran, antara lain Gusmen Heriadi, Suharmanto, Klowor Waldiono, Agung Santosa, Yaksa Agus, Agus Putu Suyadnya, Dias Prabu, Desy Gitary, Oky Antonius, Syam Terrajana, Herru Yoga, Ridho Scoot (Yogyakarta) dan Iwan Yusuf, Isa Ansory, Suwandi Waeng, Anwar, Watoni, Hendung Tunggal Djati (Batu).
Pameran menyuguhkan karya lukis dengan kaya perspektif baik dari segi teknik dan konten sesuai minat masing-masing seniman. Seniman berkolaborasi mulai yang terhitung sebagai established artist, memulai karir bersenirupadanseniman dengan jam terbang tinggi .

“Pameran dari kita, oleh kita, dan dipersembahkan untuk masyarakat luas,” kata seniman asal Yogyakarta sekaligus pemilik RuangDalam Art House Yogyakarta, Gusmen Heriadi.
Gusmen pula yang menjadi tim seleksi karya seniman dan Iwan Yusuf, pemilik Studio Jaring, berharap “MiniSeksi#1 +sir menjadi penghubung seni rupa. Penghubung antar seniman, dan masyarakat.
“Semoga terjaga silahturahmi dan berkesenian yang kreatif dan produktif,” kata Iwan. Pameran hasil kerjasama RuangDalam Art House Yogyakarta dengan Studio Jaring, Batu.
Curator in house RuangDalam yang mengkurasi karya seniman, Bayu Whardana, menjelaskan pameran merupakan bagian program pameran tahunan “Miniseksi#1.” Pamerdan perdana digelar di RuangDalam Art House pada pengujung 2018. Sedangkan “Ada pun MiniSeksi#1 +sir” merupakan ide spontan yang disambut Iwan Yusuf.
MiniSeksi tak hanya memamerkan karya seni berukuran kecil. Tapi bakal meletakkan pengertian atau perspektif melihat karya seni rupa berukuran mini dengan lanskap nilai yang khas sesuai keunikan karya.
Pada periode booming Seni Rupa Indonesia ke tiga pada dekade 2000-an, karya ukuran kecil seolah tak mendapat tempat semestinya. Umumnya, menempatkan predikat karya seni kontemporer terletak pada “kecenderungan visual tertentu” dan ukuran yang besar atau gigantik.

“Memang anggapan ini tidak menemukan predisposisi yang konkret. Namun faktanya, sebagian besar seniman mempraktikkan kecenderungan itu,” katanya. Karya berukuran kecil, cenderung ditempatkan sebagai “Gift”, kado saat pembukaan, atau malah bonus dari perilaku transaksional.
Karya seni rupa ukuran kecil menjelajahi realitas yang belum tuntas hingga saat ini. Pameran digarap serius karya seniman diseleksi secara ketat oleh tim seleksi, Gusmen Heriadi (Yogyakarta) dan Gatot Pujiarto (Malang).

Jalan, baca dan makan