Migrasi Digital, Cara Pelaku UMKM Bertahan saat Pandemi

migrasi-digital-cara-pelaku-umkm-bertahan-saat-pandemi
Aktivitas pelatihan digital bagi UMKM yang diselenggarakan Niagahoster. (Foto : Niagahoster).
Iklan terakota

Terakota.idPandemi Covid-19 mengubah perilaku dan budaya masyarakat. Segala lini kehidupan mulai beradaptasi. Hasil riset Nielsen Maret 2020 menyebutkan 30 persen konsumen lebih sering melakukan transaksi secara daring sedangkan 50 persen memilih layanan pesan antar terutama makanan. Layanan pesan antar membantu kehidupan keseharian mereka selama masa pandemi.

Perubahan perilaku masyarakat yang melakukan aktivitas bekerja, beribadah dan belajar di rumah turut mengubah lanskap bisnis Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Setelah berkurang pertemuan tatap muka, sebagian aktivitas beralih di dunia maya. Mulai bekerja, berinteraksi, mencari informasi, hingga transaksi jual-beli.

Sebanyak 1.785 koperasi dan 162.731 UMKM terdampak pandemi COVID-19. Sejumlah sector beralih ke daring yakni sektor kuliner, tekstil, kain, dan fashion. Pelaku UMKM beradaptasi dalam situasi ini dengan bermigrasi secara daring. UMKM turut melakukan transformasi digital. UMKM meninggalkan cara lama untuk bertahan dan berkembang. Promosi melalui media sosial dan niaga elektronik atau e-commerce meningkat.

Perusahaan penyedia layanan web-hosting, Niagahoster melihat tren dan kecenderungan baru pemilik bisnis dan UMKM bermigrasi secara digital. “Data dari we are social pengguna media sosial sebesar 56 persen dari populasi penduduk Indonesia,” kata CEO Niagahoster Ade Syah Lubis dalam konferensi pers daring, Kamis 25 Juni 2020.

Saat masa pandemi, niaga elektronik membukukan kenaikan transaksi dan pembuatan akun baru. Niagahoster mencatat kenaikan aktivasi hosting untuk keperluan membuat website pada April naik sebesar 11,16 persen dan Mei naik 7,25 persen. Padahal, biasanya, di kuartal ke dua setiap tahun volume aktivasi menurun.

“Dunia maya, ruang digital, merupakan kenormalan baru yang harus kita sambut bersama,” katanya. Niagahoster memiliki 325 ribu pelanggan dengan 37 ribu pelanggan aktif.

Kenaikan aktivasi hosting dibarengi dengan kenaikan jumlah pemilik bisnis yang memiliki website di Niagahoster. Meningkat April naik sebesar 32,96 persen. Sejak April mulai diberlakukan aturan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di beberapa kota di Indonesia.

“Lebih dari 70 persen pengusaha yang kami survei di kuartal II 2020 memiliki website untuk mengembangkan usaha mereka,” kata Senior Data Analyst Niagahoster Yogi Maulana.

Kementerian Koperasi dan UKM melaporkan hingga saat ini 87 persen UMKM tertinggal secara digital. Kendati angka UMKM migrasi daring meningkat dari tahun ke tahun. Lantaran masih ada masalah struktural seperti literasi digital, infrastuktur, dan kemampuan SDM. Sehingga harus disiapkan untuk mendorong transformasi digital.

Sementara ini, tingkat adaptasi teknologi didominasi di kota besar. Untuk meningkatkan UMKM, Niagahoster menyediakan pelatihan daring secara gratis yang bisa diakses setiap saat. Selama pandemi pengguna e-book yang disediakan Niagahoster naik rata-rata 50 persen. Data ini menunjukkan pemilik bisnis meningkatkan kemampuan mengelola platform digital.

Harapannya, kata Yogi, go online tidak hanya dipahami pelaku bisnis berskala besar, namun pemilik bisnis kecil, mikro dan menengah. Serta dibutuhkan dukungan stakeholder agar UMKM bertahan dalam badai pandemi COVID-19.