Awan awan nang pasar Batu, mangan bakwa dicampur tahu
Seniman budayawan kudu bersatu dewan kesenian cek iso mlaku
Tibae mandek yo, mangkane kudu kompak perlune pemerintah supoyo krungu
Cak Ponimen omahe Bantu, seniman budayawan tak dungakno panjang umur
Sing eleng nang pengerane supoyo slamet tindakane
Ayo dulur bareng memuji nganggungno asmane Gusti
Timon sigarane, ayo mbangun negarane
Ayo bareng bareng ati sing suci supoyo musayawarah seniman budayawan DKM diijabahi
Ela….elo…sampean kudu bersatu, lek kabeh bersatu DKM mesti iso mlaku
Ela ojo gugu bener e dewe, noto dewan kesenian tibae gak iso dewe
Milih pimpinan gak perlu eker-ekeran sing penting duwe keahlian, ilmune gak pas-pasan
Komunikasi gak gagap teknologi, gelem kolaborasi nang wong tuwo gelem menghargai
Kupat janur kelopo, menawi lepat nyuwun sepuro
Terakota.id–Tembang jula-juli Cak Marsam mewarnai menuju Musyawarah Seniman Malang (Musim) 2020. Guru besar Bahasa Indonesia Universitas Negeri Malang sekaligus sastrawan Djoko Sarjono menjelaskan jika Dewan Kesenian Malang (DKM) merupakan pelopor. Lahir sebelum Dewan Kesenian Jawa Timur (DKJ) terbentuk. Sekaligus pernah menginisiasi pertemuan dewan kesenian nasional di Malang. Ia mengakui jika DKM selalu dinamis, dan ada hambatan internal.
Ia berharap musyawarah seniman Malang (Musim) 2020 menjadi momentun memperbaiki diri agar lebih baik. Serta memikul tanggungjawab tugas yang baru. Situasi sosial kultural, dan administrasi menuntut seniman berorganisasi. “Memang tidak mudah. Konon manusia yang sulit diatur itu orang gila, Gus Dur dan seniman,” katanya.
Terbitnya Undang Undang Pemajuan Kebudayaan menjadi momentum perbaikan dan penguatan DKM. Dalam dokumen strategi kebudayaan Indonesia yang diserahkan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan agar reformasi di dewan kesenian dipikul bareng. Menjadi lembaga independen, mitra pemerintah untuk memajukan seni dan budaya. Sekaligus menjadi mediator.
Juga momentum seniman dengan semangat bersatu dan menyimpan egosentris. Serta momentum untuk perubahan peraturan baru sesuai dengan tuntutan dan tantangan sosial budaya. Organisasi perlu diperbaiki karena perkembangan zaman. Termasuk Dewan Kesenian Malang (DKM).
“DKM dibuang sayang. Disayang tapi terlantar,” ujarnya. Sama seperti bunga yang lama terlantar, katanya, yang menelantarkan seniman. Sehingga perlu dirawat untuk menjadi bagian penting dari seni dan budaya.
Musim 2020 penting untuk mereposisi, dan menyatunya pendidikan dan kebudayaan. Kedualatan tertinggi di musyawarah. Tak hanya acara seremonial tapi pokok perubahan AD/ART, tetapi juga mengubah komposisi dan struktur kepengurusan. Formatur, katanya, akan mengatur dewan kesenian dan pengurus.
Sekaligus menetapkan program agenda bersama yang menjadi pijakan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Malang, pemerintah Kota Malang. Program tak lepas dari 10 objek pemajuan kebudayaan. Seniman di Malang juga turut serta mewarnai pekan kebudayaan nasional, kemah budaya kaum muda dan platform Indonesiana.
“Sejumlah seniman telah berkiprah secara nasional, salah satunya dalam seniman mengajar,’ ujarnya. Seniman yang mengikuti Musim longgar saja, ujar Djoko, yakni seniman yang telah berkiprah dan berkarya. Tak hanya berkarya kreatif tapi juga pengabdi seni. Mewakili individu yang menjadi aspirasi cabang seni yang ada.
Seniman berkarya untuk Kota Malang. Kecenderungan global, katanya, seniman bisa mengabdi di mana saja. Seniman Indonesia juga banyak yang berkiprah di luar Negeri. “DKM otonom.independen dan berdaulat. Tapi memberi pilihan kebijakan. Kenapa Musim di Balai Kota? Supaya Balai Kota menjadi rumah rakyat bukan rumah birokrasi,” katanya.
DKM juga berperan sebagai kurasi seni yang layak mewakili Malang dan layak mendapat pendanaan. DKM, katanya, tak memborong dan melaksanakan kegiatan. DKM memberikan rekomendasi kelompok dan sanggar seni yang layak menerima, “Yang melakukan semua kelompok atau sanggar seni,” ujarnya.
Memilih Dewan Seniman
Sesuai Undang Undang Pemajuan Kebudayaan dialokasikan dana perwakilan kebudayaan sebesar Rp 500 miliar. Melalui dana alokasi khusus (DAK) yang disalurkan ke kelompok dan sanggar seni. Setiap tahun ditambah Rp 5 triliun menjadi dana abadi. Tumbuh dan majunya sebuah kesenian tergantung sanggar seni.
Undang Undang Pemajuan Kebudayaan intinya, kata Djoko, ada 10 poin penting. Jika diprioritaskan ada empat yakni perlindungan, pengembang, pemanfaat dan pembinaan seni budaya.
Jika ada lembaga serupa, tidak bermusuhan tetapi belajar menemukan pola hubungan. Mendukung berkembang seni budaya di Malang. Serta sinergis menjalankan kerja seni, budaya kultural dan spiritual. Biar tumbuh dan memperkaya. Sehingga akan menemukan pola hubungan dan kerja serta wilayah masing-masing.
“Apresiasi dan hargai seni. Hidup lebih indah dengan seni,” ujarnya. Ia berharap DKM menjadi taman burung luas yang indah. Setiap burung bisa berkicau dan menampilkan beragam ekspresi seni dan kebudayaan Indonesia. Burung bisa bebas tinggal dan bertelur. DKM juga diharapkan bisa menjadi konduktor yang mengorkestrasi para seniman.
Ketua panitia Musim 2020 Hasan Bisri menjelaskan musyawarah seniman diselenggarakan di Balai Kota Ahad 9 Februari 2020 diikuti 90 seniman. Telah terjaring 150 seniman yang akan diseleksi dari karya dan kiprah seni lantaran terbatas ruang sidang. Musim akan memilih dewan seniman sebanyak 21 orang. Masing-masing terdiri atas 12 seniman dari enam bidang.
“Dewan seniman yang akan memilih pengurus. Musyawarah seniman tak memilih ketua,” katanya.
Sekretaris Jenderal DKM Johny Suhermanto mengakui ada berbagai persoalan di DKM. Menjadi sebuah cemeti dalam ingatan. Masyarakat seniman, katanya, mencintai DKM yang lahir sejak 1973. “Respons terhadap DKM tak berhenti. Berniat benahi DKM selalu baik,” ujarnya.
Musim 2020 menjadi ajang untuk menemukan formula mengurai dan menyelesaikan masalah. Musim 2020 menggunakan AD ART 1989 yang secara resmi disahkan Wali Kota Soesamto. Agar menjaga hubungan kemitraan pemerintah dengan masyarakat seniman.
Jalan, baca dan makan