Merindukan Humor Visual Kritis

merindukan-humor-visual-kritis
Komik strip Oom Pasikom karya GM Sudarta di harian Kompas.
Iklan terakota

Terakota.id–Represi Orde Baru tak membuat komiedian, komikus dan kartunis kehilangan selera humor. Mereka menyampaikan kritik kepada rezim yang berkuasa. Tetap bisa menyampaikan kritik di tengah beragam belenggu dan represi. Para kartunis sering memunculkan metafora untuk menyamarkan target kritikannya.

Kritik salah satunya disampaikan melalui komik strip, yang dianggap sebagai medium yang paling cocok bermetafor. “Para kartunis era Orde Baru menggunakan medium komik strip,” kata penulis, dan duta literasi, Maman Suherman dalam webinar bertajuk “Bercanda Kumat Biar Tobat” pada Sabtu, 20 Juni 2020. Webinar ini juga menghadirkan bersama Ulwan Fakhri peneliti Institut Humor Indonesia Kini (IHIK3) dan dipandu komedian dan CCO IHIK3 Yasser Fikry.

Maman mencontohkan sejumlah komikus yang tetap menyampaikan kritik dalam masa represi. Seperti komikus Gerardus Mayela (GM) Sudarta di Kompas, dan Pramono di Suara Pembaruan. “Para komikus zaman dulu, tidak menular ke komikus sekarang. Hari ini tiarap semua,” ujarnya.

Maman Suherman, dalam tangkapan layar webinar IHIK3.

Humor yang paling laris, paling bagus dan paling aman saat ini, ujar Maman, menggunakan metafora. Padahal, Maman merindukan kemunculan komik strip. “Bayangkan kalau si Pailul atau tokoh lain di komik strip menyampaikan isu terkini, pasti jauh lebih asyik,” kata Maman.

Selain itu, para komikus era kini, katanya, perlu lebih spartan berkarya dengan memanfaatkan platform digital dan media sosial yang digandrungi anak muda. Agar anak muda bisa menikmati dan menerima pesan yang disampaikan kartunis.

“Humor sesuatu yang sangat serius,” ujarnya. Saking seriusnya, komedian, dan kartunis harus mempertimbangkan lima aspek berhumor dari sisi komunikasi yakni Read, Research, Reliable, Reflecting, dan Right. Komedian tak hanya berpikir untuk mendapat perhatian luas, tetapi juga memikirkan dampak yang akan ditimbulkan.

Ia menjelaskan detail Read, mengharuskan komedian mampu membaca situasi sebelum melempar humor. Lantas Researc atau riset, supaya humor yang kita sampaikan presisi. Baik segi struktur kebahasaan, dan target yang dicatut. Juga aspek Reliable, humor yang berdasar realita, maka harus dipercaya atau diuji.

Selain itu, penting juga Reflecting. Merefleksikan sisi humor dari suatu peristiwa. Serta Right, yang berhubungan dengan nurani. “Humor itu baiknya berpihak dengan intensi untuk menegakkan kebenaran,” ujarnya.

merindukan-humor-visual-kritis
Tangkapan layar webinar bertajuk “Bercanda Kumat Biar Tobat” yang diselenggarakan Institut Humor Indonesia Kini (IHIK3)

Smentara kartunis sekaligus salah satu pendiri IHIK3, Darminto M. Sudarmo meminta para kartunis menghasilkan karya yang mencerahkan masyarakat lebih luas. Ketika saat ini, para ilmuwan dan pemikir hebat terlalu asyik berdebat tentang beragam isu termasuk Covid-19.

IHIK3 tengah siap menggelorakan kembali humor visual kritis di tanah air. Dengan merilis kumpulan kartun karya kartunis populer era 1970-an, Johnny Hidayat Ar, pada Sabtu, 27 Juni 2020.  Johnny, melalui tokoh kartunnya Si Jon, doyan sekali melayangkan kritik kondisi masyarakat Indonesia di masa itu yang juga masih relevan dengan masa sekarang.  Si Jon, misalnya, sejak lama menyindir keengganan masyarakat tertib hingga permainan kotor yang lekat dengan para kelompok elit. Terbuka untuk jurnalis, pekarya visual, maupun masyarakat umum. Silakan daftarkan di tautan berikut: bit.ly/ihik3obatstress.

Webinar juga tersedia di kanal YouTube serta podcast IHIK3 yang bisa didengarkan di Spotify dan Apple Podcast.

IHIK3 merupakan pusat kegiatan humor di Indonesia yang mengelola humor secara serius dan professional. Berbasis pengalaman, ilmu pengetahuan, dan riset dengan pendekatan multidisiplin ilmu juga multiprofesi. Didirikan pemikir humor antara lain Seno Gumira Ajidarma, Darminto M. Sudarmo, dan Danny Septriadi.

IHIK3 menunjang kepakarannya di bidang humor melalui Library of Humor Studies. Perpustakaan humor berisi ribuan literatur serta produk humor dari dalam maupun luar negeri. IHIK3 juga menerbitkan buku humor, simposium humor, hingga hibah untuk penelitian humor. IHIK3 berkomitmen untuk “menyeriusi” humor sehingga tercipta ekosistem dan ekonomi komedi.