
Terakota.id–Beragam instrumen musik militer koleksi Museum Brawijaya terpajang di dinding museum. Debu menyelimuti instrumen tiup berbahan logam yang biasa digunakan upacara militer. Terdiri atas trombone, saxophone dan basdrum. Sejumlah personil petugas Museum Brawijaya dibantu Museum Musik Indonesia (MMI) menurunkan satu persatu instrumen musik tersebut.
Debu yang menempel dibersihkan dengan lap atau kain bersih bergantian di sejumlah interumen musik militer. Mereka melepas setiap bagian trombone, lalu menyikat permukaan pelan-pelan. Permukaan alat musik diampelas dengan kertas gosok. “Setelah debu dan korosif luntur, alat musik diampelas dengan kertas gosok halus sambil dibasuh air,” kata Sekretaris MMI Anang Maret Tri Basuki, Senin 8 Maret 2021.
Sabun detergen digunakan pula untuk membersihkan kotoran. Terakhir dibersihkan dengan obat metal polish, agar lapisan logam mengkilap. Membersihkan alat musik militer kini lebih mudah dan ringkas, katanya, dengan menggunakan alat sederhana seperti sikat, kertas ampelas, air, sabun deterjen dan cairan pembersih logam.

Anang menjelaskan untuk membersihkan instrumen berbahan logam dibutuhkan ketelitian. Diawali dengan memeriksa indikasi kekotoran, dan bekas kotoran yang menempel di lapisan logam. Anang menilai proses pembersihan ini berbeda dengan zaman dulu. Dulu direndam dengan air bercampur bahan herbal, natural seperti asam.
“Butuh proses lebih lama. Namun dulu alat musik militer lebih sering dibersihkan setelah dimainkan,” katanya. Sedangkan setelah di museum dipanjang di dinding. Membersihkan instrumen musik militer dilakukan kerjasama pengelola Museum Brawijaya dan MMI. Kedua museum tergabung dalam jaringan Forkom (Forum Komunikasi) Museum Malang Raya.
Selain itu juga menyambut Hari Musik Nasional pada Selasa, 9 Maret 2021. Pimpinan Museum Brawijaya Sutrisna mengakui kondisi instrumen militer koleksi Museum Brawijawa kotor berdebu. Bahkan beberapa bagian kondisinya rusak yang tingkat kerusakannya berbeda. “Instrumen ditempatkan di ruang terbuka dekat ventilasi udara. Sehingga debu banyak bertebaran,” katanya.

Koleksi instrumen musik Museum Brawijaya, katanya, perlu diperhatikan. Sehingga kerjasama dengan Museum Musik Indonesia (MMI) Kota Malang diharapkan bisa memberi pengetahuan petugas Museum Brawijaya cara merawat danm membersihkan instrumen musik koleksi.
Sutrisna menceritakan selama ini instrumen musik digosok dengan batu hijau hingga mengkilap. Selanjutnya, akan digelar kajian lanjutan bersama Anang Maret Tri Basuki untuk mengidentifikasi jenis alat musik, tingkat kerusakan, dan kemungkinan pembenahan agar bisa berfungsi kembali.
Ketua Museum Musik Indonesia Hengki Herwanto berharap warisan bersejarah seperti instrumen musik militer ini bisa kembali. Salah satunya bisa dimainkan kembali. “Alat musik sejarah ini berharga, nilai sejarah instrumennya perlu digali,” katanya.
Seperti ditelusuri asal usul instrumen dari mana, kapan tahun pembuatan, dan pernah dimainkan siapa dalam momen bersejarah. Koleksi instrumen militer Museum Brawijaya sebanyak 33 item. Menjadi koleksi Museum Brawijaya sejak 1977.
