Malang Kota Subur
Betapa indah gemilang Kota Malang
Kota di datar tinggi
Sejuk, m’narik hati
Yang brantas melintas berliku
Yang tepi dilindung gunung
Penuh pemandangan sehat
Malang kota berkat
Ya, Malang kota harapan
Setiap insan
Lihat gedung s’kolahnya
Lihat industrinya
Sekitarnya penuh tamasya
B’ri sehat jiwa dan raga
Marilah kawan bersyukur
Malang kota subur
Terakota.id—Lirik lagu Malang Kota Subur kerap dinyanyikan siswa-siswa SD hingga SMA di Kota Malang pada 1970-an. Kini lagu ini hampir terlupakan. Dukut Imam Widodo menulis dalam buku Malang Tempo Doeloe menyampaikan tak semua murid SD di Malang hafal lagu ini.
“Jangankan muridnya hafal, lha wong gurunya saja tidak tahu keberadaan lagu ini kok!,” tulis Dukut.
Ketua Museum Musik Indonesia (MMI) Hengki Herwanto bercerita lagu Malang Kota Subur dulu menjadi lagu wajib. Semacam mars bagi sekolah di Kota Malang. “Siswa menyanyikan lagunya kala upacara dan pentas seni sekolah,” ujar Hengki Herwanto.
Guru Seni Suara
Seperti lagu Malang Kota Subur yang hampir terlupakan, mendiang Dirman Sasmokoadi juga sama misteriusnya. Jasadnya bersemayam di sebuah pusara yang menyempil di sudut Tempat Pemakaman Umum (TPU) Nasrani Sukun seluas 12 hektare. Awalnya susah ditemukan. Beruntung dipandu pengelola TPU Nasrani Sukun, Hariani.
Pusara dengan sebuah nisan berangka 1970. Di samping kanan dan kiri berjajar makam bernama Tionghoa beserta nama Indonesia. Hasil asimilasi kebijakan politik masa Orde Baru. Inilah makam Dirman Sasmokoadi.
Bahkan, Paduan Suara Mahasiswa (PSM) Institut Pertanian Bogor (IPB) Agria Swara di kanal youtubenya menyebut pencipta lagu NN alias No Name. PSM IPB Agria Swara menyanyikan lagu Malang Kota Subur didiskripsi dijelaskan Pencipta : NN Choir Arrangement : Arvin Zeinullah Arvin Zeinullah, Conductor.
Mereka tampil dalam 14th Annual Concert “Aprecious : Perpetual Chants of The Loving Souls” di Balai Pertiwi Ma Chung University Malang, Indonesia 18 Maret 2017.
“Lagu ini menceritakan tentang suasana keindahan kota Malang, rasa syukur dan kebanggaan warga Malang akan kotanya. Lagu “Malang Kota Subur” dinyanyikan sebagai ucapan terimakasih atas hangatnya antusias publik kota Malang pada Konser Tahunan ke-14 Agria Swara,” tulis PSM IPB Agria Swara.
R Dirman Sasmokoadi kelahiran Malang, 1 Juni 1910. Selama hidup tinggal di Sukun gang 7 Nomor 2153, Kota Malang. Selain mencipta lagu mars Malang Kota Subur, juga menulis lagu-lagu gereja dan menerjemahkan lagu Belanda.
Dirman Sasmokoadi bekerja sebagai Kepala Sekolah Pendidikan Guru Negeri (SPGB) Negeri Mojokerto hingga 1960. Selanjutnya mengajar seni suara di SPGN Malang hingga 1970. Sarjana muda Sastra Inggris ini sempat mengajar di SD Laboratorium IKIP Malang hingga tutup usia.
“Dirman mengajar siswa SD Lab IKIP Malang dengan memainkan grand piano dan angklung,” kata Hengki. Dirman meninggal di Malang, 25 Februari 1970.
Mengenang Musisi Malang
Jurnalis terakota.id berkesempatan menziarahi makam penyanyi dan musisi asal Kota Malang bersama Museum Musik Indonesia pada Kamis, 1 April 2021. MMI baru kali pertama melakukan ziarah ke makam musisi Malang. Sebagai rangkaian memperingati ulang tahun ke-107 Kota Malang.
“Sebagai upaya mengenang dan mengapresiasi karya musisi Malang. Foto para musisi Malang akan kami pajang di Balai Kota Malang setelah diizinkan Wali Kota Malang,” ujar Hengki Herwanto. Hengki menambahkan perlu edukasi kepada masyarakat tentang apa dan siapa saja musisi yang eksis di Malang.
MMI tengah menginventarisasi dan mengenalkan musisi Malang. Mulai memasang panel Laily Dimjathie di rumahnya di kawasan Kayutangan. Menerbitkan buku musik rock kota Malang hingga pengusulan pakaian kelompok musisi Dara Puspita sebagai benda cagar budaya kepada pemerintah Kota Malang.
Puluhan pegiat MMI berangkat dari museum di Jalan Nusakambangan Nomor 19, Kota Malang. Mengawali ziarah di pusara Laily Dimjathie yang berada di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Keramat, Kasin. Jasad Laily bersemayam bersama makam ayahanda. Makam mendiang Laily tampak bersih. Terawat. Tak ada rumput liar tumbuh di pusara.
“Berteman walau tak dekat, pernah bertemu di Jakarta,” kata Hengki. Laily kembali ke rumah orang tuanya di Kota Malang. Hengki mendapat kabar ia sakit. Beberapa minggu kemudian, dipanggil Tuhan Yang Maha Kuasa.
Selanjutnya kami menyambangi pusara Edi Darome, keyboardist Elpamas. Mendiang kelahiran Malang, 17 Juni 1961 ini menjadi keyboardist Iwan Fals sejak 2004-an. Pusara berangka wafat 30 Desember 2020 ini berada di TPU Sukun gang 7.
Di TPU Kristiani Sukun atau Makam Londo juga bersemayam musisi Johanes Aziz Supriyanto atau Azis Franklin. Ia baru saja berpulang Februari 2021. Musisi multitalenta Kota Malang ini lekat dengan alat musik sapek.