
Terakota.id—Dusun Tenggar, Desa Tenggarejo, Kecamatan Tanggunggunung, Kabupaten Tulungagung memiliki potensi unik yang bisa dikembangkan menjadi objek wisata. Lokasinya berbeda dibanding daerah lain. Berada di area perbukitan di Tulungagung selatan.
“Memiliki gua prasejarah, Gua Tenggar,” kata Ketua Program Doktor Mengabdi (DM) Universitas Brawijaya, Sigit Prawoto kepada Terakota, Senin 9 November 2020.
Lokasi gua berada di luar kompleks perkampungan. Sekitar 150 meter dari gua terdapat sebuah telaga besar. Menurut warga setempat airnya tidak pernah kering. Air mengalir melimpah meski kemarau.

Untuk itu Universitas Brawijaya melalui Program Doktor Mengabdi mengembangkan kawasan tersebut menjadi objek wisata. Berkonsep wisata air dan kuliner di kawasan Embung Tenggar. Program berlangsung Juli hingga Oktober 2020. Beranggotakan Dhanny Sutopo, Arif Budi Nugraha dan Roosi Rusmawati.
Program ini merupakan kelanjutan program serupa yang dilaksanakan pada periode yang sama tahun lalu. Dalam pengembangan area wisata ini, tim program DM UB memberdayakan potensi desa Tenggar yang selama ini belum dieksplorasi. Melibatkan Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Catra Anom dan pemerintah desa setempat.
Selama dua tahun menjalankan program secara bertahap. Mulai dari penguatan Sumber Daya Manusia (SDM) pada 2019 dan tahun ini fokus penataan area wisata. Sebagai kelanjutan program sebelumnya, katanya, tahun ini dimulai dengan penataan fisik di atas air embung Tenggar. Yakni dengan memasang anjungan apung, penyekatan embung, pembangunan titik berswafoto, dan pembuatan titik pemancingan dan payung peneduh.
Pengembangan kawasan wisata merupakan pekerjaan kolaboratif dari berbagai pihak. Pekerjaan besar dan memerlukan kerjasama multi pihak. “Telah dikomunikasikan dengan para stakeholder secara intensif” kata Dhanny Sutopo.
Mereka mengaku merasakan manfaat besar dari program Doktor Mengabdi ini. “Pemuda karangtaruna dan masyarakat memiliki pengerahuan cara mengelola tempat wisata,” kata Arif.
Ia optimistis untuk menyelenggarakan aktivitas pariwisata dan menggerakkan ekonomi setempat. Penataan kawasan wisata air dan kuliner dilakukan sejak dua tahun ini diharapkan segera memperlihatkan hasil nyata.
Arif Budi Nugroho berharap para pengunjung dapat memancing ikan dan menikmati hasil tangkapan mereka. Sembari menikmati pemandangan alam perbukitan Tenggar yang eksotik. Para pengunjung juga bisa menikmati titik berswafoto yang dibangun karangtaruna serta menikmati kuliner khas Tenggar.

“Juga ada cinderamata yang bisa dibawa pulang pengunjung,” kata Roosi Rusmawati. Cinderamata berupa kaos dengan beragam model dan bentuk. Semua diproduksi remaja karangtaruna.
Saat pandemi Covid-19, pengunjung harus mematuhi protol kesehatan. Yakni mengenakan masker, cuci tangan dan menjaga jarak. Selain itu, selama pendampingan juga diterapkan dengan sejumlah langkah strategis berkoordinasi secara daring dan luring. “Pendampingan dan monitoring dilaksanakan secara daring,” katanya.
Pengembangan kawasan mulai menunjukkan hasil yang cukup menjanjikan. Serta memberikan dampak positif terhadap desa setempat. Lantaran keunikan wisata air di atas bukit memiliki daya tarik tersendiri dibandingkan dengan tempat lain. “Optimistis akan memberikan dampak positif terhadap masyarakat sekitar,” katanya.

Jalan, baca dan makan