
Terakota.id— Mahasiswa Universitas Brawijaya membangun gerakan antikorupsi dengan meneladani tokoh bangsa antikorupsi. Meliputi Mohammad Hatta, Agus Salim dan tokoh bangsa lain yang teruji menolak segara bentuk praktik korupsi dan suap. Meneladani tokoh bangsa ini menjadi bagian dari kegoatan kelas antikorupsi yang diselenggarakan Universitas Brawijaya.
“Kelas antikorupsi mendorong mahasiswa secara kolektif mempunyai kesadaran anti korupsi,” kata dosen pengampu mata kuliah sosiologi korupsi Jurusan Sosiologi FISIP Universitas Brawijaya, Genta Mahardhika Rozalinna, Senin 2 Desember 2019.
Untuk membangun gerakan antikorupsi, katanya, ada jalan 11 langkah yang bisa diterapkan. Meliputi tahap awal diskusi untuk mengidentifikasi pelayanan publik, dan mengakses layanan untuk mengetahui praktik layanan dasar di lembaga publik.
“Kemudian eloborasi data menggunakan teori yang relevan,” katanya.

Semuanya, kata Genta, menjadi bagian tugas perkuliahan. Ada sebelas langkah hingga publikasi karya ilmiah yang mereka hasilkan. Kelas antikorupsi telah menghasilkan modul kelas antikorupsi. Berikutnya, kelas antikorupsi akan menjadi kegiatan ekstrakurikuler untuk mahasiswa di Universitas Brawijaya.
Selama dua tahun mendatang akan diujicoba dalam mata kuliah pendidikan antikorupsi sebagai mata kuliah wajib atau pilihan.
Ketua pelaksana program Hibah General Education, Mohamad Anas menjelaskan kelas antikorupsi dilaksanakan dalam tiga tahap. Pertama materi dasar mengenai korupsi dalam berbagai perspektif. Meliputi perspektif agama, hukum, politik, sosial dan etika Pancasila. Kedua juga menyuguhkan sudut pandang keteladanan tokoh bangsa.
“Mahasiswa diharapkan mengenal tokoh antikorupsi,” katanya.

Jalan, baca dan makan