
Terakota.id–Gemericik air mengalir jenih dari Sumber Brantas, Dusun Sumber Brantas Desa Tulungrejo, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu. Debit Sumber Brantas sekitar satu liter sampai dua liter per detik. Debit Sumber Brantas anjlok, pada 1982 debit mencapai 12 liter per detik. Sumber yang terletak di kaki Gunung Arjuna ini terasa sejuk, aneka jenis tanaman menaungi kawasan seluas 12 hektare.
Kawasan Sumber Brantas dikelola Perusahaan Umum Jasa Tirta sebagai arboretum. Kawasan khusus digunakan untuk penelitian ini ditanami 10 ribu batang tanaman. Total sebanyak 37 jenis tanaman diantaranya cemara gunung (Casuarinajunghuhniana), damar (Agathis alba), juwet (Eugenia cumini) dan damar (Agathis alba). Kontras dengan arboretum yang lestari, kawasan di bawahnya berubah fungsi menjadi kebun sayuran.
“Sekitar 500 an hektare hutan di kawasan lereng Gunung Arjuna dalam kondisi kritis,” kata Ketua Yayasan Pengembangan Usaha Strategis dan Advokasi Kelestarian Alam (Pusaka), Bambang Parianom. Kawasan daerah hulu Sungai Brantas berubah menjadi lahan pertanian berupa tanaman sayur. Sehingga menyebabkan debit Sumber Brantas merosot.
Kawasan tersebut sebelumnya merupakan hutan lindung yang dikelola Perusahaan Umum Perhutani. Namun, pada 1968 dan 1998 terjadi penjarahan dan lahan berubah fungsi menjadi lahan pertanian sayuran. Sehingga saat hujan, terjadi erosi yang hebat ke daerah aliran sungai Brantas.

Untuk memperbaiki lingkungan di kawasan hulu Pusaka menggandeng sekitar 30 kelompok tani. Secara bertahap mereka mengubah 30 hektare lahan pertanian sayuran di Dusun Sumber Brantas berganti dengan tanaman keras. Seperti aneka jenis tanaman buah dan tanaman keras yang lain. Pengadaan bibit bersumber dari donasi lembaga swasta, pemerintah dan masyarakat.
Sejumlah lahan berubah menjadi lahan pertanian jambu merah sejak lima tahun lalu. Petani sayuran beralih menjadi petani buah jambu merah. Meski secara ekonomis lebih menguntungkan bertani sayuran, para petani tetap konsisten untuk menjaga kelestarian Sumber Brantas. “Petani secara perlahan-lahan berganti tanaman keras,” katanya.
Sehingga diharapkan bisa memperbaiki kawasan hulu sungai Brantas. Petani setempat, Slamet Mulyono mengaku mulai sadar pentingkan menjaga kawasan hulu sejak lahan sayuran tak lagi subur. Ia bersama sejumlah petani lain awalnya menanam kentang dan wortel. Namun semakin lama dosis pupuk dan pestisida tanaman terus membengkak.
“Bukan persoalan untung dan rugi. Aspek lingkungan, yang penting,” ujarnya.

Apalagi, ancaman erosi terjadi di kawasan lahan pertanian sayuran warga. Sementara Pemerintah Kota Batu juga turut terlibat melestarikan sumber mata air di kawasan hulu DAS Brantas. Setiap tahun disediakan 1.500 bibit tanaman untuk reboisasi.
Sumber mata air, di kawasan hulu DAS Brantas harus dilindungi karena Sungai Brantas mengaliri 14 Kabupaten dan Kota di Jawa Timur. Air digunakan untuk irigasi lahan pertanian, pembangkit listrik dan bahan baku air minum. Namun, Pemerintah Kota Batu mengklaim sumber mata air mencapai 140 sumber mata air. Pendataan sumber mata air dilakukan Dinas Pengairan tahun lalu.
Selain itu, Pemerintah Kota Batu mengajak masyarakat menjaga kualitas air Sungai Brantas. Warga yang bermukim di 12 desa yang dialiri Sungai Brantas dilarang membuang sampah ke sungai. Mereka dilatih untuk mengolah sendiri sampah rumah tangga menjadi kompos.
Sudah ada 10 bank sampah untuk menampung sampah plastik, kertas dan sebagianya yang secara ekonomis menguntungkan. Kesadaran warga, katanya, mulai terwujud sejak setahun terakhir

Jalan, baca dan makan
[…] Selanjutnya episode yg berjalan adalah episode-episode catatan gelap republik. Sayup-sayup gerakan ketidakpercayaan akan kepemimpinan Bung Karno pun bergeliat di lingkaran mahasiswa. Mereka menganggap panglima tertinggi revolusi Indonesia ini plintat-plintut didalam mengambil sikap pasca peristiwa G30S. Padahal dalam versi mereka telah nyata-nyata dalang di balik upaya kup ini adalah PKI.Baca juga : Memulihkan Debit Sumber Brantas […]
[…] Selanjutnya episode yg berjalan adalah episode-episode catatan gelap republik. Sayup-sayup gerakan ketidakpercayaan akan kepemimpinan Bung Karno pun bergeliat di lingkaran mahasiswa. Mereka menganggap panglima tertinggi revolusi Indonesia ini plintat-plintut didalam mengambil sikap pasca peristiwa G30S. Padahal dalam versi mereka telah nyata-nyata dalang di balik upaya kup ini adalah PKI.Baca juga : Memulihkan Debit Sumber Brantas […]
[…] air dan semilir angin meniup rumpun bambu atau barongan di Sumber Rewok, Dusun Binangun, Desa Bumiaji, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu, Ahad 24 Juni 2019. Ribuan orang berdatangan, hilir mudik duduk di […]