Membersihkan Sungai Cikapundung Tanggungjawab Bersama

Relawan, pemuda dan mahasiswa bergotongroyong membersihkan sampah di Sungai Cikapundung, Bandung. (Foto:Greeneration Foundation).
Iklan terakota

Terakota.ID-Sekitar 50-an relawan, aktivis lingkungan bekerjasama membersihkan sampah di Sungai Cikapundung, Bandung. Dalam sebuah aksi kolaborasi River Clean Up bertema #LoveLettertoTheEarth dan #JagaSungaiKita. Aksi ini, berkampanye dan mengedukasi masyarakat untuk menjaga sungai dari sampah.

Sungai Cikapundung merupakan sungai terpanjang di Kota Bandung, sepanjang 28 kilometer yang bermuara di Sungai Citarum. Sungai ini berfungsi sebagai saluran drainase dan objek wisata untuk warga Kota Bandung. Serta sebagai sumber air untuk warga yang tinggal di hulu sungai di wilayah Gunung Bukit Tunggul dan Pangparang.

Kondisi sungai saat ini tercemar limbah cair dan sampah. Melalui program Citarum Harum pemerintah membersihkan sungai dan mengedukasi masyarakat sekitar untuk menjaga dan memelihara  sungai, untuk menghentikan pencemaran sungai.

Sungai Cikapundung menjadi target pembersihan sampah terutama sampah produk kecantikan dalam Program Citarum Repair yang dilakukan Greeneration Foundation bersama mahasiswa Teknik Lingkungan Institut Teknologi Bandung (ITB).  Citarum Repair singkatan Citarum River Plastic Recovery bertujuan mengurangi sampah plastik di laut. Yakni dengan membersihan sungai sebagai layanan gratis bagi masyarakat sekitar.

Bercita-cita mengumpulkan hampir lima ton Sampah setiap hari dan mengurangi sampah sungai dan laut. Program Citarum Repair hadir mengedukasi masyarakat membersihkan sungai dan mengelola sampah mencegah sampah mengalir ke laut.

Komandan Satuan Tugas (Satgas) Citarum Harum Sektor 22 Ade Sukmana Arifin menjelaskan aksi ini berkolaborasi untuk membersihkan sungai. “Satgas Citarum Harum selalu membersihkan sungai ini setiap hari,” kata Ade dalam siaran pers yang diterima Terakota.ID.

Relawan, pemuda dan mahasiswa bergotongroyong mengumpulkan aneka sampah di Sungai Cikapundung, Bandung. (Foto:Greeneration Foundation).

Masalah sampah, katanya, tidak ada habisnya. Sampah selalu muncul sore hari, meski pagi hari dibersihkan. Sehingga usaha membersikan sungai harus terus dilakukan dan tidak boleh berhenti. “Harus diurai masalahnya, mengubah perilaku untuk mencegah menghindari mencemari sungai,”kata Ade.

Aksi River Clean Up Sungai Cikapundung terkumpul 637 kilogram sampah. Terdiri atas sampah organik, anorganik, dan residu. Sampah yang terkumpul akan dikelola industri daur ulang Bening Saguling Foundation. Dipilah dan didaur ulang. Sehingga hanya sampah residu yang dikirim ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) setempat.

Aksi dilakukan Himpunan Mahasiswa Teknik Lingkungan ITB, Satgas Citarum Harum Sektor 22, dan komunitas Gober. Kegiatan bersih sungai memberi kesan bagi para peserta yang menghabiskan waktu libur untuk melakukan kegiatan yang berdampak baik bagi lingkungan dan masyarakat.

Direktur Eksekutif Greeneration Foundation Vanessa Letizia menjelaskan turut masalah sampah di Indonesia menjadi tanggungjawab bersama. Greeneration Foundation berupaya berperan turut menangani masalah sampah di sungai.

“Sejak pandemi Covid-19 permasalahan sampah di Indonesia semakin pelik karena jumlah sampah rumah tangga seperti kantong plastik, bungkus makanan, dan sampah dari produk kecantikan terus meningkat,” katanya.

Melihat fakta ini, Vanessa menyatakan bersama Sociolla tergerak untuk meningkatkan kesadaran masyarakat untuk menjaga lingkungan dari sampah lewat River Clean-Up sebagai kegiatan pemantik.  “Kita belajar mencintai bumi lewat tindakan sederhana seperti bersih sampah di sungai yang harapannya bisa berkelanjutan,” ujarnya.