
Terakota.id–Dinas Periwisata dan Kebudayaan Kabupaten Malang menyelenggarakan bedah buku ‘Babad Malang’ di Solaris Hotel, Karanglo, Kabupaten Malang pada Kamis 2 Maret 2017 mulai pukul 08.00. Buku yang mengulas Malang ini ditulis Besar Edy Santoso.
Dalam salah satu bab membahas asal usul nama Kabupaten Malang. Sejarah nama Malang awalnya dikenal ‘TAMBLANG’ dalam prasasti Sangguran pada 2 Agustus 928 Masehi. Dalam prasasti disebut ‘…D-apu jamban kisik (ke) dapur bhairawa wastafel lukin bhan-d-a tamban….’ (…Dapur Jambang Dapur Bhairawa, Waisya, Lukibh, Bhanda, Tamblang,…). Catatan lain dikenal dari Wawa. Prasasti batu kolosal, sekarang dikenal Montok Stone.
Periode berikutnya TAMBLANG pada 928 Masehi berubah menjadi TAMWLANG pada 929 Masehi. Kemudian berkembang istilah MaLANG pada 1198 Masehi berdasar prasasti Ukir Negara III dan atau prasasti Pamotah.
Edy menyebutkan jika bedah buku ini juga akan menguji kualitas buku yang ditulisnya selama setahun. Dia juga mengutip sejumlah tulisan di buku History of Java Jilid II, penulisnya Thomas Stamford Raffles. Dia berharap buku Babad Malang menjadi salah satu literasi dengan sumber komprehensif.
Buku ditulis di sela kesibukannya menjadi advokat. Buku Babad Malang akan dibedah pakar sejarah Universitas Negeri Malang, Blasius Suprapta, Direktur UBTV Riyanto, dan dosen sejarah Universitas Negeri Malang, Kasimanuddin Ismain. Buku yang diterbitkan MAHAMERU Persatuan Pendaki Gunung, Penjelajah dan Pecinta Alam ini memuat 4 Bab dengan 22 Bagian setebal 350 halaman.

Merawat Tradisi Menebar Inspirasi