Melawat Panji Lintas Negeri di Museum Panji

Kolam didesain dengan ornamen bergaya candi melengkapi Museum Panji di Desa Slamet, Tumpang, Kabupaten Malang. (Foto : Dini Rachmawati).
Iklan terakota

Oleh : Dini Rachmawati Setiawan*

Terakota.idApakah Anda tahu kisah Panji? Sebuah karya sastra asli Indonesia yang ditetapkan Organisasi Pendidikan, Keilmuan dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa Bangsa(UNESCO) sebagai Memory of The World. Ingin tahu lebih dalam epos Panji ? Nah, mari berkunjung ke Museum Panji yang bakal melepas dahaga keingintahuan Anda.

Museum Panji terletak di Desa Slamet Kecamatan Tumpang Kabupaten Malang. Lokasinya sekitar 30 menit dari Kota Malang. Diresmikan akhir 2016, dengan ragam koleksi berskala Internasional. Lantaran kisah Panji menyebar di kawasan Asia Tenggara.

Beragam koleksi kisah Panji dalam beragam bentuk berasal dari Malaysia, Myanmar, Thaliand dan Vietnam. Bahkan ada koleksi piring keramik dari Prancis yang bisa dilihat di “situated room” lantai dua. Piring keramik berasal dari kapal eropa yang karam di daerah Tanjung Pinang.

Arca fabel atau binatang berbahan terakota melengkapi koleksi Museum Panji. (Foto Dini Rachmawati).

Saat masuk lobi, kita seolah masuk ke lorong waktu, melintasi zaman. Suasana tempo doeloe, kental terasa di sini. Dinding sebelah kiri berjejer foto Bupati Malang, sedangkan dinding sisi kanan berjejeran foto Walikota Malang melintasi zaman. Tenong, koper tua, kuda kayu setengah lapuk dan berbagai foto lawas yang semakin kuat kesan tempo doeloe.

Di sisi kanan lobi ada ruangan dengan panggung. Uniknya, dinding dihiasi lukisan wayang sedangkan gambar peta dunia menempel bagian plafon. Memasuki bagian dalam kita memasuki halaman luas, terhampar kolam renang dan pepohonan rindang.

Sedangkan ruang pamer museum di sebelah selatan terdiri dari tiga lantai. Di sini, kita bisa menyusuri ruangan peneliti Panji, mulai penelitian paling lawas dari 1724. Sayang saya tak sempat mendokumentasikan foto semua ruangan.

Di sisi tengah kita bisa turun ke area ruang bawah tanah atau galian yang menyajikan diorama perang Ganter antara Kerajaan Tumapel dengan Kerajaan Kadiri pada 1222. Point of interest di museum ini yang diakui juga oleh kalangan internasional. Di bagian atas ada mezzanine berisi patung berpakaian ala kerajaan zaman dulu.

Dua  buah kolam besar dengan lanskap candi Ratu Boko. Dilengkapi beberapa saung mengelilingi kolam. Lalu kita bisa menyusuri area ke arah sungai Amprong. Bagian ujung ada sebuah air terjun kecil. Lahan museum cukup luas, cocok untuk arena belajar dan rekreasi keluarga. Tarif masuk Museum Panji dewasa Rp 25 ribu dan anak-anak Rp 20 ribu.

Sepertinya saya akan kembali lagi ke museum ini, karena belum puas menikmati koleksi yang mengagumkan. Penjelasan pemilik Museum Dwi Cahyono membuat saya penasaran dengan kisah Panji.

Selama ini, saya hanya tahu topeng Malang mengisahkan epos Panji. Tapi tak tahu secara mendalam. Fakta bahwa sastra asli Indonesia ini menjadi Memory of The World UNESCO sudah selayaknya kita turut andil melestarikannya.

Malang, 22 Februari 2019

*Pegiat rajut Malang dan penyuka traveling

Pembaca Terakota.id bisa mengirim tulisan reportase, artikel, foto atau video tentang seni, budaya, sejarah dan perjalanan ke email : redaksi@terakota.id. Tulisan yang menarik akan diterbitkan di kanal terasiana.