Aktivis Walhi Jawa Timur dan penyintas lumpur Lapindo berunjukrasa di tanggul Lapindo, Kamis 24 Desember 2020. (Foto : Walhi Jawa Timur).
Iklan terakota

Terakota.id—Wahana Lingkungan Hidup (WALHI) Jawa Timur menilai jika lumpur Lapindo bukan harta karun, tetapi kutukan panjang. Sejak lumpur Lapindo menyembur 2006 hingga 2008, WALHI meneliti kandungan lumpur Lapindo. Terungkap lumpur Lapindo mengandung berbagai jenis logam berat meliputi Kadmium rata-rata sebesar 0,30g3 mg/L, dan Timbal sebesar 7, 2876 mg/L.

“Kandungan Timbal ratusan lebih besar di atas ambang batas aman bagi lingkungan. Diatur dalam Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 907/2002,” kata Direktur Eksekutif WAlHI Jawa Timur, Wahyu Eka Setyawan dalam siara pers yang diterima Terakota.

Riset lanjutan pada 2016, logam berat tak hanya terdeteksi pada lumpur Lapindo saja. Namun juga timbal juga ditemukan dalam tubuh udang di Kali Porong, tempat pembuangan lumpur Lapindo. Kandungan Timbal tercatat hingga 40-60 kali di atas ambang batas yang diperbolehkan. Sedangkan kandungan Kadmium (Cd) 2-3 kali di atas ambang batas yang diperbolehkan.

Selain itu, juga mendapatkan bahwa kandungan Kadmium dan Timbal terdeteksi pada sumur warga di Gempolsari di kecamatan Tanggulangin dan Glagaharum di Kecamatan Porong. Kkedua desa berada persis bersebelahan dengan tanggul lumpur Lapindo. Juga ditemukan kandungan timbal (Pb) 2-3 kali di atas ambang batas yang diperbolehkan, dan kandungan kadmium (Cd) hingga 2 kali di atas ambang batas yang diperbolehkan.

“Sehingga air sumur di sekitar semburan lumpur Lapindo tidak layak konsumsi untuk air minum warga,” ujarnya.

Selama 15 tahun ini, warga yang beraktivitas dan tinggal di sekitar tanggul penahan lumpur panas terus menerus terpapar kandungan logam berat. Dalam jangka panjang, kontaminasi logam berat dalam tubuh manusia akan mengakibatkan penurunan kualitas kesehatan mereka.

Akumulasi Timbal di dalam darah juga bisa menyebabkan gangguan kronis dan akut pada ginjal. Serta memicu penyakit jantung seperti hipertensi atau iskemia. Sementara Kadmium di dalam tubuh manusia juga dapat menyebabkan gangguan ginjal dan kekakuan paru-paru.

Dalam beberapa hari terakhir, berita tentang temuan logam tanah jarang dalam lumpur Lapindo telah menyita perhatian. Framing pemberitaan menyebutkan temuan ini sebagai harta karun dan berkah tersembunyi dalam lumpur Lapindo. Tapi yang tidak disadari adalah, bahwa temuan berbagai jenis logam berat dalam lumpur Lapindo telah lama menjadi kutukan bagi warga Kecamatan Porong, Tanggulangin dan Jabon.

Badan Geologi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) seperti dikutip dari Liputan6.com menginformasikan lumpur Lapindo mengandung logam tanah jarang dan critical raw material. Kepala Badan Geologi Kementerian ESDM Eko Budi Lelono memyampaikan, penelitian kandungan logam tanah jarang di lumpur Lapindo dilakukan sejak 2020.

Berdasarkan kajian yang dilakukan Pusat Sumber Daya Mineral Batubara dan Panas Bumi, ditemukan lumpur Lapindo ternyata punya potensi critical raw material yang lebih besar. “Selain logam tanah jarang ada logam lain termasuk critical raw material, yang jumlahnya lebih besar,” jelas Eko dalam sesi konferensi pers 22 Januari 2022.