Kolaborasi Mengatasi Pencemaran Demi Keanekaragaman Hayati

Lebih dari 100 mahasiswa Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya membersihkan sampah di Pantai Lenggoksono. (Foto : Himalaya UB).
Iklan terakota

Terakota.ID—Indonesia berkontribusi pencemaran sampah plastik di laut nomor lima di dunia. Terakumulasi sebanyak 56 ribu ton sampah mencemari perairan laut Indonesia, dari total lebih dari 500 ribu ton sampah. Upaya penyelesaian masalah sampah plastik di wilayah perairan Indonesia perlu melibatkan peran serta seluruh lapisan masyarakat. Sebab, pencemaran berdampak terhadap manusia dsan keanekaragaman hayati Indonesia.

“Letak geografis Indonesia berada di antara Samudera Hindia dan Samudera Pasifik menyebabkan sampah dari berbagai negara masuk ke wilayah perairan Indonesia, kata Sekretaris Direktorat Jenderal Pengelolaan Ruang Laut, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Kusdiantoro dalam seminar bertajuk “Produk Berkelanjutan, Pengelolaan Sampah dan Dampaknya pada Keanekaragaman Hayati” yang diselenggarakan the Society of Indonesia Environmental Journalis (SIEJ) di Jakarta, Sabtu 20 Mei 2023.

KKP, katanya, merumuskan pengelolaan sumber daya kelautan dan perikanan dengan basis blue economy (ekonomi biru). Melalui konsep tersebut, fungsi ekologi dan ekonomi berjalan beriringan. “Dalam ekonomi biru ada lima program prioritas, yakni komitmen meningkatkan kualitas lingkungan khususnya pesisir dan laut, serta program pengelolaan sampah plastik di laut,” ujar Kusdiantoro dalam siaran pers yang diterima Terakota.ID.

Selain itu, strategi yang diupayakan pemerintah meliputi mitigasi, menghentikan sampah plastik masuk ke laut, membersihkan sampah di laut, hingga pengawasan untuk menjaga kelestarian laut dari sampah plastik. Waste4Change, sebuah perusahaan pengelolaan sampah memiliki empat bidang jasa utama dalam mewujudkan misi mengurangi jumlah sampah yang berakhir di Tempat Pengolahan Akhir (TPA). Meliputi create, collection, campaign dan consulting.

Sementara Senior Consul Executive Waste4Change,  Lathifah Awliya Mashudi melibatkan masyarakat luas dalam upaya mengurangi masalah sampah plastik dengan mengubah paradigma. Contohnya, dengan memberi pemahaman mengenai ekonomi sirkular. “Ekonomi linear, sumber daya alam langsung ke TPA. Tapi kalau ekonomi sirkular, kami harapkan sumber daya itu dapat terbarukan dan digunakan kembali,” ujarnya.

Kemudian, nilai produknya bisa digunakan terus-menuerus dengan masa pakai yang lebih panjang. Kesimpulan, kata Lathifah, pengelolaan sampah yang bertanggung jawab langkah-langkahnya perlu meningkatkan pemahaman terlebih dahulu. Kemudian menyeimbangkan pasokan dan permintaan, dukungan infrastruktur, komitmen para pemangku kepentingan, serta penegakkan hukum dan pendidikan.

Ketua Dinamisator Jaring Nusa, Asmar Exwar menjelaskan masyarakat di wilayah timur seperti Gorontalo, Nusa Tenggara Barat, Sulawesi Tengah, Papua Barat dan Sulawesi Selatan, telah mempraktikkan upaya perlindungan dan pelestarian laut. Misalnya, melakukan konservasi berbasis masyarakat, rehabilitasi mangrove, juga mendorong regulasi di tingkat lokal dalam konteks perlindungan dan pengelolaan wilayah pesisir-laut.

“Dalam konteks sosial-ekonomi, masyarakat turut terlibat dalam program perikanan skala kecil yang berkelanjutan, hingga melahirkan local champions, atau penggerak-penggerak lokal yang berperan membentuk kelompok-kelompok pengelola sumber daya alam,” katanya.

Asmar menggapresiasi relawan yang bekerja secara langsung di tingkat tapak dalam mendorong pengelolaan wilayah pesisir berbasis masyarakat. Sehingga wilayah pesisir lebih terjaga tetapi juga mendatangkan manfaat bagi masyarakat.

Ketua Umum SIEJ Joni Aswira Putra menerangkan, seminar diselenggarakan untuk memperingati Hari Keanekaragaman Hayati pada 22 Mei 2023. Serta menyambut kehadiran 50 anggota baru SIEJ dari 11 provinsi di Indonesia. Sebagai satu-satunya organisasi jurnalis lingkungan hidup di Indonesia, SIEJ mengambil fokus dan agenda strategis untuk menjadikan isu lingkungan hidup dan perubahan iklim sebagai topik utama dalam pemberitaan.

“Kami harap SIEJ bisa jadi jangkar bagi semua pihak, pemerintah, organisasi masyarakat sipil, akademisi hingga pihak swasta,” tutur Jonny.

Dia berharap, jurnalis lingkungan dapat meningkatkan kapasitas, pengetahuan, akses dan sumber data. Agar, karya-karya jurnalistik di bidang lingkungan hidup dapat memberi dampak positif pada sektor politik, pendidikan maupun kesehatan. Usai seminar, SIEJ melanjutkan Rapat Kerja Nasional untuk membahas program organisasi sepanjang 2022-2025.