Terakota.id–Setiap 10 November, rakyat Indonesia memperingati Hari Pahlawan. Beragam acara dilangsungkan, mulai upacara bendera. Memasang bendera di setiap rumah dan perkantoran. Hingga tabur bunga di makam pahlawan, sebagai tanda penghormatan terhadap para pahlawan. Sesuai Kamus Besar Bahasa Indonesia, pahlawan memiliki makna pajuang yang gagah berani, dan orang yang menonjol karena keberanian dan pengorbanannya dalam membela kebenaran.
Indonesia merdeka karena jasa para pahlawan. Mereka mempertaruhnya harta, darah dan nyawa untuk merebutkan kemerdekaan. Pertempuran heroik yang terjadi di Surabaya, menjadi penanda pertahanan keamanan rakyat semesta. Melibatkan seluruh rakyat warga Negara. Semangat kemerdekaan dikobarkan Bung Tomo melalui pidato di siaran radio.
Pertempuran Surabaya terjadi pada 10 November 1945, Sabtu Legi, 4 Dzulhijjah 1364. Seluruh Rakyat Indonesia, terdiri atas para ulama, santri beserta Tentara Keamanan Rakyat (TKR) melawan tentara sekutu dan NICA. Para pejuang berbekal bambu runcing dan dengan takbir berkumandang, terus maju pantang mundur.
Mati dalam pertempuran melawan penjajah, merupakan mati yang indah. Gugur sebagai syuhada. “Lebih baik gugur sebagai syuhada daripada hidup terjajah,” dikutip dari buku Api Sejarah karya Ahmad Mansyur Surya Negara. (Bandung: Salamadani 2012).
Pukul 06.00, Tanggal 10 November 1945 setelah waktu ultimatum habis, pasukan Inggris mulai menggempur Surabaya dengan seluruh armada. Mulai darat, laut, dan udara. Pemboman secara brutal, hari pertama menimbulkan korban jiwa. Kota Surabaya dihujani meriam dari laut, dan darat.
Perlawanan rakyat berkobar di seluruh penjuru kota Surabaya. Resolusi jihad yang dikeluarkan Hadratus Syaikh Kiai Hasyim Asy’ari dari pesantren Tebu Ireng Jombang. Beserta Kiai Ayshari dan Kiai Tunggul Wulung dari Yogyakarta, Kiai Abbas dari Pesantren Buntet Cirebon dan Kiai Mustafa Kamil dari Partai Syarikat Islam Garut turut serta memimpin pertempuran Surabaya.
Mereka mengerahkan para santri untuk melawan tentara sekutu. Perlawanan berlangsung dalam dua tahap. Pengorbanan diri secara fanatik bersenjata pisau belati, menyerang tank, dan menembak jatuh pesawat tempur Inggris. Pertempuran melibatkan penduduk sipil mengakibatkan ribuan orang terluka dan meninggal. Serta cara yang terorganisir dengan pendidikan militer Jepang.
Awalnya Inggris memperkirakan mampu menaklukkan Surabaya dalam tempo tiga hari ternyata pertempuran bisa sampai tiga minggu. Jatuh korban di kedua belah pihak, antara lain pejuang Indonesia yang gugur antara 6.000 sampai 16.000 dan 200 ribu rakyat sipil mengungsi ke luar Surabaya. Tentara Sekutu meninggal sejumlah 600-2.000 personil.
Salah satu yang membakar semangat pemuda adalah pidato Bung Tomo. Bung Tomo berpidato melalui Radio Barisan Pemberontakan Rakyat Indonesia menggelorakan perjuangan. Melawan tentara Sekutu yang dibonceng NICA. Berikut pidato Bung Tomo :
Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, Merdeka.! Bismillahirrohmanirrohim.. MERDEKA!!!
Saudara-saudara rakyat jelata di seluruh Indonesia, terutama saudara-saudara penduduk kota Surabaya, kita semuanya telah mengetahui bahwa hari ini tentara Inggris telah menyebarkan pamflet-pamflet yang memberikan suatu ancaman kepada kita semua, kita diwajibkan untuk dalam waktu yang mereka tentukan, menyerahkan senjata-senjata yang telah kita rebut dari tangannya tentara Jepang, mereka telah minta supaya kita datang pada mereka itu dengan mengangkat tangan, mereka telah minta supaya kita semua datang pada mereka itu dengan membawa bendera putih tanda bahwa kita menyerah kepada mereka.
Saudara-saudara di dalam pertempuran yang lampau kita sekalian telah menunjukkan bahwa rakyat Indonesia di Surabaya, pemuda-pemuda yang berasal dari Maluku, pemuda-pemuda yang berasal dari Sulawesi pemuda-pemuda yang berasal dari Pulau Bali pemuda-pemuda yang berasal dari Kalimantan, pemuda-pemuda dari seluruh Sumatera, pemuda Aceh, pemuda Tapanuli, dan seluruh pemuda Indonesia yang ada di Surabaya ini di dalam pasukan-pasukan mereka masing-masing dengan pasukan-pasukan rakyat yang dibentuk di kampung-kampung, telah menunjukkan satu pertahanan yang tidak bisa dijebol, telah menunjukkan satu kekuatan, sehingga mereka itu terjepit di mana-mana.
Hanya karena taktik yang licik daripada mereka itu saudara-saudara dengan mendatangkan presiden dan pemimpin-pemimpin lainnya ke Surabaya ini maka kita ini tunduk nutuk memberhentikan pentempuran, tetapi pada masa itu mereka telah memperkuat diri dan setelah kuat sekarang inilah keadaannya.
Saudara-saudara kita semuanya kita bangsa Indonesia yang ada di Surabaya ini akan menerima tantangan tentara Inggris itu, dan kalau pimpinan tentara inggris yang ada di Surabaya ingin mendengarkan jawaban rakyat Indoneisa ingin mendengarkan jawaban seluruh pemuda Indonesia yang ada di Surabaya ini, dengarkanlah ini tentara inggris ini jawaban kita ini jawaban rakyat Surabaya ini jawaban pemuda Indoneisa. kepada kau sekalian, hai tentara Inggris kau menghendaki bahwa kita ini akan membawa bendera putih untuk takluk kepadamu kau menyuruh kita mengangkat tangan datang kepadamu kau menyuruh kita membawa senjata-senjata yang telah kita rampas dari tentara Jepang untuk diserahkan kepadamu tuntutan itu walaupun kita tahu bahwa kau sekali lagi akan mengancam kita untuk menggempur kita dengan seluruh kekuatan yang ada tetapi inilah jawaban kita:
Selama Banteng-banteng Indonesia masih mempunyai darah merah yang dapat membikin secarik kain putih, merah dan putih, maka selama itu tidak akan kita akan mau menyerah kepada siapapun juga. Saudara-saudara rakyat Surabaya, siaplah! keadaan genting! tetapi saya peringatkan sekali lagi, jangan mulai menembak, baru kalau kita ditembak maka kita akan ganti menyerang mereka itu, kita tunjukkan bahwa kita ini adalah benar-benar orang yang ingin merdeka.
Dan untuk kita saudara-saudara, lebih baik kita hancur lebur dari pada tidak merdeka. Semboyan kita tetap: merdeka atau mati.! Dan kita yakin saudara-saudara pada akhirnya pastilah kemenangan akan jatuh ke tangan kita, sebab Allah selalu berada di pihak yang benar percayalah saudara-saudara Tuhan akan melindungi kita sekalian. Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, MERDEKA.!