Kisah di Balik Monumen TRIP Malang

Iklan terakota

Terakota.ID–Jalan Salak (Sekarang Jalan TRIP) Kota Malang menjadi medan pertempuran Tentara Republik Indonesia Pelajar atau TRIP Malang mengadang militer Belanda saat Agresi Militer Belanda I, 31 Juli 1947. Setelah tentara Belanda menguasai Kota Malang sejak pukul 09.30 WIB.

“Pertempuran bermula ketika pasukan Belanda yang bergerak di Jalan Ijen, di depan gereja Katolik, melihat beberapa orang TRIP berseragam hitam dan bersenjata di persimpangan Jalan Tanggamus dan Jalan Salak,” tulis David Nurul Kharisma dari jurusan Pendidikan Sejarah Universitas Negeri Malang dalam jurnal Avatara Okobr 2016..

Pasukan Belanda melepaskan tembakan kearah pasukan TRIP. Pasukan TRIP berpencar, mereka berpindah-pindah tempat dari satu halaman rumah ke rumah halaman lainnya. Namun, sejumlah pasukan Belanda secara tiba-tiba muncul dari arah jalan Tanggamus, Jalan Dempo, Jalan Kerinci dan Jalan Gede menuju ke jalan Salak.

Pertempuran tidak seimbang, tentara Belanda merupakan tentara terlatih dan persenjataan modern.  Sekelompok pasukan TRIP yang berada diujung barat jalan Salak menyelinap ke kebun tebu di Desa Klampok Kasri. Sementara, pasukan TRIP yang berada di bagian tengah jalan Salak tidak dapat melarikan diri. Sehingga mereka ditembaki oleh pasukan Belanda dalam pertempuran.

Terjadi pertempuran yang sengit, selama empat jam. Tentara Belanda menggunakan senapan mesin, dan kendaraan lapis AM Track. Sebanyak 35 anggota TRIP gugur. Kini, di dekat lokasi pertempuran dibangun Monumen TRIP dan patung monumen TRIP.